ArteSana Soap, Sabun Alami yang Sehat dan Ramah Lingkungan

 

ArteSana Soap memiliki empat varian, yakni honey oatmeal, medicinal tea tree, soothing aloe, dan laundry soap

Oleh: Nizmi Nasution

Berawal dari keinginan membuat sabun alami untuk diri sendiri, Nina Widjaja (31) kini menekuni bisnis ArteSana Soap yang tidak menggunakan deterjen, paraben, minyak kelapa sawit, dan bahan kimia sintetis.

 

Kesadaran untuk hidup lebih sehat sejak 2010  mengantarkan Nina Widjaja memproduksi sabun sendiri dari bahan-bahan alami. Ide untuk hidup lebih sehat tercetus ketika Nina mencari tahu dampak penggunaan bahan-bahan kimia yang terdapat dalam produk yang dikonsumsi sehari-hari. “Ketika membaca komposisi produk di label kemasan, aku nggak ngerti. Kata-katanya panjang. Dari situ aku mencari tahu tentang bahan-bahan kimia dan apa dampaknya,” kata Nina.

Awalnya, sabun dikonsumsi untuk pribadi dan diberikan secara cuma-cuma kepada teman dan keluarga. Lalu, mulai Juni 2016, akibat dorongan teman-temannya, Nina memproduksi sabun alaminya untuk dijual. Sembilan puluh lima persen bahan-bahan yang ia gunakan asli dari Indonesia.

Ada empat jenis sabun yang  dijual, yakni honey oatmeal, medicinal teatree, soothing aloe, dan laundry soap. Honey oatmeal dan soothing aloe dijual seharga Rp 40 ribu, medicinal teatree dihargai Rp 50 ribu, dan laundry soap dipatok dengan harga Rp 10 ribu.

Sabun akan diberi potongan harga sepuluh persen jika membeli tanpa kemasan. Menurut Nina, ini merupakan ajakan supaya menggunakan wadah atau kantong sendiri saat belanja.

Sabun ArteSana bisa bertahan hingga satu tahun, bahkan lebih. Hanya saja wanginya mulai berkurang. Supaya tahan lama sabun harus disimpan di tempat yang kering dan jauh dari sinar matahari.

Saat ini ArteSana Soap telah dijual di berbagai tempat seperti Bumi Langit, Via Via, Warung Kita , Mediterranea , Pasar Milas, dan Pasar Tiban Nitiprayan.

Kebanyakan pembeli ArteSana Soap adalah warga lokal yang berasal dari Yogyakarta. Namun di Via Via, kebanyakan pembeli adalah warga negara asing. Mereka sudah sadar dan paham lebih dahulu bahaya bahan-bahan kimia bagi tubuh dan lingkungan. Selain itu, mereka bersedia merogoh kocek cukup dalam untuk produk-produk alami. Harga produk-produk alami memang lebih mahal jika dibandingkan dengan produk-produk lain yang dijual bebas di pasaran.

Dalam sebulan, Via Via bisa menjual dua puluh sabun ArteSana. Jumlah tersebut bisa meningkat jika memasuki musim liburan. Jenis sabun yang menjadi favorit adalah soothing aloe.

Salah satu konsumen ArteSana Soap, Reky Martha, mengatakan ia memakai sabun ArteSana karena ia peduli dengan kualitas kosmetik yang digunakan untuk tubuh. Kepedulian dan kesadaran Reky tersebut karena pengalamannya tinggal di luar negeri selama 15 tahun. Di luar negeri, Reky banyak belajar mengenai bahan-bahan kimia yang terkandung dalam berbagai produk dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan.

Kombinasi wangi yang dimiliki menjadi kelebihan Artesana Soap menurut Reky. “Wangi sabunnya berbeda dengan sabun-sabun biasa yang dijual di supermarket atau mall,” ujarnya. Sabun Artesana memiliki wangi yang kuat, namun wanginya berasal dari bahan-bahan alami. Berbeda dengan sabun-sabun kebanyakan yang menggunakan parfum.

 

Medicinal tea tree, salah satu varian ArteSana Soap yang cocok untuk kulit berminyak dan berjerawat. Sabun ini menggunakan tea tree essential oil yang berfungsi sebagai anti bakteri natural yang dapat membantu mengeringkan jerawat. Varian sabun ini juga diperkaya dengan charcoal dan magnetite black clay yang berfungsi untuk menyerap minyak berlebih tanpa membuat kulit kering. Pewangi alami yang digunakan adalah tea tree oil, lavender essential oil, dan patchouli essential oil

Marlina Novitasari, manajer Fair Trade Shop Via Via mengatakan bahwa ia mengetahui ArteSana Soap setelah Nina datang ke Via Via untuk menawarkan produknya. Dari situ ia berbicara dengan Nina mengenai konsep dan ide pembuatan ArteSana. Marlina kemudian memutuskan untuk menjual ArteSana soap karena ArteSana memiliki konsep yang sama dengan Fair Trade Shop Via Via, yakni ramah lingkungan.

Selain itu, Marlina mengatakan bahwa alasan penjualan ArteSana untuk mendukung kreativitas Nina sekaligus membantu pihak lain yang terlibat dalam bisnis ArteSana. Pihak tersebut adalah lulusan tunagrahita dari salah satu yayasan SLB yang menjahit kemasan pembungkus ArteSana.

Nina memilih memakai minyak selain kelapa sawit untuk menunjukkan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman minyak dengan kualitas yang baik. Minyak-minyak alami dari Indonesia contohnya lemak kakao, minyak kemiri, minyak jarak, minyak kelapa, malam lebah, dan tengkawang. Penolakannya menggunakan minyak kelapa sawit juga didasari untuk menjaga kelestarian lingkungan, yang ekosistemnya rusak akibat perkebunan kelapa sawit.

Kesulitan terbesar dalam bisnis ArteSana Soap adalah eksperimen. Bahan-bahan yang akan digunakan untuk pembuatan sabun dipelajari sendiri oleh Nina. “Misalnya mencari resep pembuatan sabun di internet. Bahan-bahan yang digunakan, terutama minyak, kebanyakan harus diimpor. Masa semuanya impor” kata Nina. Ia mengatakan masih sulit untuk mencari resep pembuatan sabun dengan minyak-minyak dan bahan yang tersedia di Indonesia. Oleh karena itu, Nina harus melakukan riset lebih lanjut. Seperti, minyak apa saja yang bisa ditemukan di Indonesia, apa saja yang terkandung dalam minyak tersebut, kelebihan dan kekurangan minyak tersebut, minyak tersebut baiknya digunakan untuk apa, dan persentase yang digunakan untuk membuat sabun.