Bale Kuda Stable, Wisata Alam Naik Kuda

Agung Saputra menuntun seorang penunggang kuda menyusuri Sungai Nglarang. Sungai tersebut berjarak sekitar 100 meter dari paddock.

Oleh : Hutri Cika Agustina Berutu

Mulai Januari 2017, Yogyakarta memiliki objek wisata baru, yakni wisata alam dengan naik kuda di Bale Kuda Stable.

Bale Kuda Stable, yang berlokasi di Jl. Cebongan No.15, Tirtoadi, Mlati,  buka setiap hari, dengan puncak keramaian pada hari libur dan akhir pekan. Wisatawan yang datang biasanya dari berbagai kalangan, tetapi kebanyakan anak-anak.

Agung Ginting Saputro, pemilik Bale Kuda Stable, mulai terpikir untuk mendirikan usaha ini setelah ia berhenti bekerja di sebuah perusahaan swasta. “Awalnya saya melihat bahwa di Yogya banyak peternakan kuda, tapi tidak ada yang bergerak di sektor wisata alam. Peluang ini yang saya lihat,” kata Agung.

“Berwisata alam dengan kuda baru terwujud setelah adanya Bale Kuda Stable. Sejak awal dibuka, saya sudah ingin berkunjung ke sana, namun baru bisa akhir April ini,” kata Yulianti, pengunjung asli Yogya.

Bale Kuda Stable menawarkan enam paket untuk perjalanan menunggangi kuda. Enam paket tersebut dijual seharga Rp 20 ribu hingga Rp 250 ribu, sesuai dengan panjang rute menunggang kuda.

Paket pertama menawarkan dua kali putaran di paddock seharga Rp 20 ribu. Paket kedua menawarkan paket pertama ditambah perjalanan menyusuri sungai dan dihargai sebesar Rp 75 ribu.

Paket ketiga  menawarkan perjalanan menyusuri Selokan Mataram selama 20 menit, dan dihargai sebesar, Rp 100 ribu. Paket keempat menawarkan paket ketiga ditambah perjalanan menyusuri sungai, dihargai sebesar Rp 200 ribu,-.

Paket kelima menawarkan perjalanan menyusuri Selokan Mataram selama 45 menit, dihargai Rp 200 ribu. Sementara paket keenam menawarkan paket kelima ditambah perjalanan menyusuri sungai, dihargai sebesar Rp 250 ribu.

Bale Kuda Stable juga menyediakan field trip yang biasanya diikuti oleh anak-anak. Di sini, mereka diajari cara merawat kuda, mengenal perlengkapan kuda, dan menunggang kuda.

Anak-anak juga bisa bermain di Sungai Nglarang dengan menyewa ban seharga Rp 10 ribu.

Untuk mengikuti kegiatan field trip, wisatawan harus merupakan rombongan yang berjumlah minimal 20 orang, dengan mereka  membayar Rp 35 ribu per orang.

Di Bale Kuda Stable, hanya terdapat tiga ekor kuda. Oleh sebab itu, dalam kegiatan seperti field trip, wisatawan tidak dapat berangkat sekaligus dengan menunggangi kuda ke tempat tujuan, melainkan harus menunggu giliran setelah penunggang lain selesai berpetualang.

Bale Kuda Stable juga dilengkapi dengan peralatan lain  demi keamanan wisatawan, misalnya helm berkuda. Selain itu berkuda, wisatawan juga dapat menggunakan koboi yang telah disediakan jika mereka ingin menggunakannya.

Dalam perjalanan menyusuri tempat-tempat tujuan, penunggang kuda yang sudah mahir akan dibiarkan berjalan sendiri, namun tetap dalam pengawasan Agung. Penunggang pemula juga tidak perlu khawatir, karena Agung dan rekannya akan memandu selama perjalanan.

Meskipun baru berjalan selama beberapa bulan, Bale Kuda Stable ini telah diliput oleh beberapa media seperti Trans TV dalam acara My Trip My Adventure, NET TV, TV One, Kompas, Tribun, dan media daring seperti Merdeka.com dan Liputan6.com.

Usahanya ini tampaknya memberi harapan baru bagi di sektor pariwisata DIY. “Salah satu masalah besar yang dihadapi sektor pariwisata Yogyakarta saat ini terletak pada pengemasannya. Pelaku pariwisata di daerah ini hanya sebatas menjual potensi budaya  dalam paket kunjungan wisata, atau menawarkan  wisata alam yang tidak berbeda  dengan daerah lain. Dengan  Bale Kuda Stable Yogya, kita dapat melihat kemasan wisata baru yang jarang ditemukan di daerah lain,” kata Grestesia Manurung, mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (3/5).

Kesulitan utama dalam usaha ini adalah  perawatan kuda, karena kuda rentan terkena penyakit. Untuk urusan makanan, Agung merasa tidak kesulitan. Mereka juga mempunyai supplier sendiri yang menyediakan makanan untuk ketiga kudanya.

Agung mengaku senang dengan profesinya saat ini. Karena dengan menawarkan wisata alam  menunggang kuda, ia juga bisa lebih dekat dengan alam pedesaan.  “Kami berharap usaha ini berkembang hingga dikunjungi banyak turis mancanegara,” tutup Agung.