Bong Kopitown, Ruang Kuliner Ala Penjara Hong Kong

Oleh: Hutri Cika Agustina Berutu

Berdiri sejak April 2013, Bong Kopitown Jogja merupakan restoran yang menawarkan tempat layaknya penjara Hong Kong di era 1967. Restoran ini berlokasi di Jl. Sagan, No.4, Terban, Sleman.

Bong Chandra membuat cabang di Yogyakarta setelah mendirikan beberapa cabang di Jakarta. “Desain penjara yang diterapkan di restoran ini adalah ide Bong Chandra yang terinspirasi dari sebuah kisah fiksi populer di Hong Kong,” kata Teguh, salah satu pegawai Bong Kopitown cabang Yogyakarta.

Bong Kopitown dibuka setiap hari pada pukul 10.00-24.00 WIB, namun pelanggan ramai dapat dijumpai saat sore hingga malam hari. Pelanggan yang datang biasanya dari berbagai kalangan, tetapi lebih banyak mahasiswa, terutama yang ingin mengerjakan tugas dengan memanfaatkan WiFi gratis.

“Sejak awal saya masuk ke dalam restoran ini, saya merasa sedang berada di perkemahan NAZI, mungkin itu karena saya tidak terlalu paham dengan sejarah Hong Kong,” kata Renta, mahasiswi UGM yang baru pertama kali datang ke Bong Kopitown.

Bong Kopitown menyediakan tiga ruang “penjara” dengan konsep yang berbeda-beda. Ruangan pertama merupakan ruangan yang paling luas. Di sana tertata beberapa sofa dan kursi. Di tengah ruangan, terdapat sebuah wooden dummy yang biasanya digunakan untuk latihan bela diri, serta tangga dan tali sebagai simbol alat yang digunakan narapidana Hong Kong untuk melarikan diri dari penjara.

Di ruangan kedua, Bong Kopitown menyediakan beberapa meja makan yang dipisahkan dengan jeruji-jeruji besi. “Suasana penjara lebih terasa di ruangan ini, karena biasanya orang yang tinggal di balik jeruji besi pasti duduk dan tidur di lantai,” kata Julia Dhiningsih, pelanggan Bong Kopitown yang memilih duduk lesehan.

Di ruangan ketiga, Bong Kopitown menyediakan tempat dengan dinding yang penuh coretan bahasa Kantonis. “Orang yang berada di penjara biasanya sering bosan, jadi mereka suka mencoret-coret dinding, sehingga ruangan ini dibuat untuk merepresentasikan hal tersebut,” jelas Teguh.

Ruangan ketiga adalah ruang VIP. Ruangan ini difasilitasi secara full AC. Pelanggan yang ingin makan di ruangan ini harus memesan makanan minimal senilai Rp 500.000,-.

Menu yang disajikan di Bong Kopitown terdiri dari makanan khas Cina, seperti mie goreng dengan taburan udang atau disebut Mie Penjara, makanan khas Indonesia, seperti mie Pontianak, atau makanan khas Cina yang dikombinasikan dengan bumbu Indonesia. Harga menu utama yang disediakan di Bong Kopitown adalah Rp 27.000,- sampai Rp 30.000,-. Namun restoran ini juga menyediakan beberapa menu tambahan, seperti roti, ote-ote, dan sebagainya, dengan harga Rp 15.000,- sampai Rp. 25.000,-

Untuk memesan makanan, pelanggan melihat buku menu terlebih dahulu. Buku menu tersebut berbentuk koran dengan judul “Old Town Post.” Setelah melakukan pemesanan, pelanggan akan mendapat makanan yang disajikan di atas peralatan-peralatan aluminium. “Kami berusaha menciptakan konsep penjara secara totalitas di restoran ini, bahkan dari hal-hal kecil seperti buku menu dan piring,” kata Teguh.