Dusun Wisata Tlatar Kandangan, Merajut Dusun Mandiri di Lereng Merapi

Dengan jarak hanya 4–6 km dari puncak Merapi, pemandangan Gunung Merapi menjadi salah satu “tawaran” menarik dari Dusun Wisata Tlatar Kandangan.

Oleh : Mochamad Ridha

Menawarkan lokasi kemah, outbound, dan eduwisata salak, Dusun Wisata Tlatar Kandangan, Sleman kini menjadi salah satu destinasi favorit mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan outdoor mereka. Lebih dari 370 mahasiswa yang didominasi dari kampus-kampus Yogyakarta pernah melaksanakan kegiatan mereka di Dusun Wisata Tlatar Kandangan.

Dingin menyergap di kawasan Dusun Tlatar, Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Sleman, Jumat (12/5/2017). Di teras kantor sekretariat Dusun Wisata Tlatar Kandangan itu, tampak sekelompok pemuda bersama sebagian warga dusun sedang sedang asyik berbincang.

“Di sini, kami mencoba untuk mengoptimalkan potensi yang dusun punya untuk digunakan agar bernilai ekonomis dan bermanfaat. Potensi alam terutama. Kami melihat bahwa potensi tersebut bisa dikonsep menjadi sebuah Dusun Wisata. Kami yang dibantu dari pihak mahasiswa akhirnya menginisiasi terbentuknya Dusun Wisata,” terang Ari (30), sekretaris pengelola Dusun Wisata Tlatar Kandangan.

Dusun Tlatar sendiri terletak di kaki Gunung Merapi. Dusun Tlatar juga terkenal dengan keindahan panorama Merapinya. Tak ayal, dengan letak geografis Dusun Tlatar yang memiliki jarak hanya sekitar 4–6 km dari puncak Merapi, pemandangan Gunung Merapi terhampar indah dengan view yang cukup luas. Terutama saat pagi, menjelang terbitnya matahari.

Selain panorama yang indah, Dusun Wisata Tlatar Kandangan memiliki kebun salak yang cukup luas. Kebun salak dijadikan sebagai sarana eduwisata salak kepada para pengunjung, bahkan pengunjung diperbolehkan memetik salak langsung dari pohonnya untuk dibeli. Selain itu, warga Dusun Wisata Tlatar Kandangan juga memproduksi varian pangan olahan salak seperti brownies salak, kopi salak hingga sirup salak.

Di Dusun Wisata Tlatar Kandangan terdapat sungai jernih yang biasanya dijadikan tempat outbond oleh pengunjung. Berjarak sekitar 30 menit perjalanan dari sekretariat Dusun Wisata Tlatar Kandangan, sungai hanya bisa diakses dengan berjalan kaki. Meski track menuju sungai cukup menantang, namun pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan asri hutan belantara dan kebun-kebun salak Dusun Wisata Tlatar Kandangan.

“Untuk lokasi istirahat para pengunjung, kami menerapkan sistem live in yang mana para pengunjung bisa tidur langsung di salah satu rumah warga. Diharapkan dengan sistem ini, para pengunjung bisa berinteraksi langsung dan semakin dekat dengan warga dusun. Soal harga kemah, kami memberi tarif sebesar Rp 15.000,- tiap orangnya. Begitu juga outbond,” lanjut Ari.

Dalam pengembangan Dusun Wisata Tlatar Kandangan, Ari dan warga dusun tidak sendiri. Mereka juga dibersamai Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UGM. “Kami, dari mahasiswa, hadir ke dusun ini tentu dalam rangka belajar, baik dari warganya maupun dari pengalaman yang kami dapatkan. Di sini, kami tentu bukan untuk menjadi seorang hero yang bisa menyelesaikan seluruh permasalahan dusun, kami di sini belajar dan setidaknya bisa menjadi fasilitator yang baik bagi warga,” terang Pras (22), Menteri  Koordinator Kemasyarakatan BEM KM UGM 2017.

Sejak April 2016, warga dusun Tlatar bersama-sama dengan BEM KM UGM yang diwakili Kementrian Pengembangan Desa Mitra menginisiasi terbentuknya Kelompok Sadar Wisata guna mengonsep sistematika dari Dusun Wisata tersebut. “Kami mendatangkan beberapa ahli untuk membantu terbentuk dan tersusunnya design Dusun Wisata,” lanjut Pras.

Di Dusun Tlatar sendiri, kehadiran mahasiswa mendapatkan respon positif dari warga setempat. Salah satu warga dusun, Kholimah (54) mengapresiasi kehadiran mahasiswa di Dusun Tlatar.

“Kalau saya pribadi sih senang. Dusun jadi ada kemajuan. Kalau saya lihat, warga lain juga senang dan semangat. Selagi kegiatannya positif, warga pasti senang dan mendukung,” terang Kholimah.