Mahasiswa Asal Boyolali, Pendiri Sekolah Burung Murai Batu

Rachmad (22), di salah satu ruangan khusus pemasteran burung murai batu UTJ Murai Boarding School di Boyolali (3/10)

Oleh: Emma Milla

Menanggapi kebutuhan para penggemar burung murai batu, Rachmad Saleh (22), mendirikan UTJ (UTami Jaya) Murai Boarding School atau sekolah untuk burung murai batu di Boyolali.

Dibantu beberapa karyawan, Rachmad merawat dan melatih burung murai batu titipan kliennya. Setiap pagi, puluhan burung murai batu ini, dijajarkan rapi untuk proses penjemuran, pemberian pakan, pembersihan kandang, hingga dimandikan. Usaha Rachmad ini bermula dari kegemarannya memelihara burung sejak kecil.

“Awalnya dari hobi sejak masih SD. Saat dewasa, saya melihat peluang bisnis yang menjanjikan. Lalu saya tekuni, dan alhamdulillah menjadi penghasilan tambahan,” kata Rachmad, mahasiswa di Universitas Teknologi Yogyakarta yang berasal dari Boyolali.

Mampu menyeteng murai batu berkualitas, Rachmad kemudian dipercaya para kicau mania merawat burung berharga tinggi sejak 2018. Di UTJ Murai Boarding School, terdapat dua ruangan khusus pemasteran. Satu ruangan untuk murai batu dewasa, dan satu lagi untuk murai batu muda. Untuk mengetahui karakter setiap burung yang disekolahkan, burung akan menjalani perawatan dan dilatih berkicau selama enam bulan.

Kini klien atau para penghobi kicau mania yang turut menyekolahkan burungnya di UTJ Murai Boarding School, berasal dari banyak daerah seperti Probolinggo, Malang, Jember, Medan, hingga Kalimantan.

Salah satu karyawan UTJ, Tri Apriyanto (34) menyampaikan bahwa ia telah mengikuti bisnis Rachmad Saleh di sekolah burung khusus murai batu ini sejak 12 April 2020 dan berhasil mendapatkan beberapa pencapaian. “Untuk pencapaian saya selama ikut di UTJ sini, saya bangga bisa membawa tropi nomor 2 dan nomor 1 di Gelaran Latbers (latihan bersama), di Gantangan Pengging Ronggolawe Kabupaten Boyolali, kebetulan di kelas murai batu,” kata Apri karyawan UTJ Murai Boarding School.

Murai batu yang sedang dalam proses belajar dalam kandang di UTJ Murai Boarding School (3/10)

Menurut sejumlah konsumen yang menyekolahkan burungnya di UTJ, pola perawatannya cocok dengan harapan dan materi burung-burung “masteran”-nya cukup unik.

“UTJ, solusi tepat bagi penghobi yang tidak sempat merawat burungnya dikarenakan sibuk bekerja seharian dan berkeinginan menyalurkan hobi mempunyai burung kualitas yang sesuai keinginan,” kata Bayu Aji Nugroho (29) salah satu penyekolah burung murai batu.

Selain Bayu, salah satu penyekolah burung murai lainnya di UTJ yang berasal dari Yogyakarta juga mempunyai harapan bagi UTJ. “Harapan untuk UTJ agar terus dikembangkan dengan tetap menjaga kualitas, jangan mengejar kuantitas. Tidak masalah bila terbatas yang penting kualitas lulusannya tetap yang terbaik,” kata Jaya Adi Praptama (27) salah satu penyekolah burung murai batu dari Yogyakarta.

Selama menjalankan bisnis sekolah burung, Rachmad mengaku menjumpai tantangan maupun halangan dalam merawat burung murai batu titipan beberapa konsumen.

“Kendalanya menurut saya, soal nyawa karena kadang burung yang terlihat sehat aktivitas normal, tiba-tiba paginya ketika buka kerudung kandangnya, malah sudah mati. Juga cuaca memasuki peralihan musim hujan, banyak burung yang sakit, nyawa memang tidak ada yang tahu. Solusinya, yang jelas lebih memperhatikan dan meningkatkan perawatannya,” kata Rachmad.

Murai batu dilatih dan diberi isian suara burung kicau lain, seperti kenari, kolibri, cucak jenggot, jalak, prenjak dan cucak jungkok dari negara China. Saat ini, Rachmad bersama karyawannya tengah melatih kurang lebih 100 burung murai batu muda dan dewasa, di rumahnya di Boyolali.

Salah satu treatment, penjemuran murai batu setelah dimandikan di UTJ Murai Boarding School (3/10)

Bagi Anda kicau mania yang berniat menyekolahkan burung di UTJ Murai Boarding School, Rachmad mematok harga Rp 400 ribu per bulan. Meski di tengah pandemi Covid-19, usaha yang digelutinya kini masih mampu menghasilkan omset mencapai puluhan juta rupiah setiap bulannya.

Rachmad berharap orang yang sebelumnya tidak menyukai burung agar bisa menyukai burung jenis apapun dan apabila memiliki burung murai batu tetapi tidak punya waktu merawat bisa di sekolahkan di UTJ Murai Boarding School.

Catatan redaksi: Pada masa pandemi, banyak mahasiswa Dikom UGM yang menjadi jurnalis Warga Jogja tidak berada di Yogyakarta. Ini adalah salah satu liputan yang mengangkat cerita dari kota tempat mereka tinggal saat ini, daerah asal mereka.