Rasa Sayange, Makanan Laut Khas Indonesia Timur

Oleh: Nivita Saldyni Adiibah

Rumah makan Rasa Sayange menyediakan 13 jenis menu bakaran khas Indonesia Timur seperti ikan, cumi-cumi, dan udang.

Rasa Sayange adalah salah satu rumah makan ikan paling laris di Yogyakarta. Selalu ramai pada jam makan siang,  omzetnya rata-rata tujuh juta rupiah sehari.

Rumah makan ini terdiri dari dua bangunan yang saling berhadapan di Jalan Jetis Pasiraman No. 11 Yogyakarta, yang dirintis oleh Wahyuningrum bersama suaminya pada 2002. Ning, panggilan Wahyuningrum, awalnya berjualan lotek dan gado-gado.

Ia beralih ke masakan Indonesia Timur setelah belajar dari mahasiswa UGM dari Indonesia Timur yang sering mampir ke warungnya.

Rasa Sayange menyediakan berbagai menu khas Indonesia Timur seperti ikan bakar, cumi dan udang bakar, ubi-ubian, sayur garu, sambal dabu-dabu, dan sambal colo-colo.

“Kami menyediakan berbagai plihan ikan bakar, tapi setiap hari tidak selalu sama. Misalnya hari ini ada kerapu, sarden, cumi, udang, barakuda, baronang, dan kembung. Besoknya bisa ada kakap merah tapi nggak ada baronang,” kata Ning.

Hingga saat ini Ning mengelola rumah makannya sendiri. Untuk memasak dan mengontrol rumah makan, dari buka hingga tutup, ia dibantu beberapa pegawai. Namun, ia percaya istilah “beda tangan, beda rasa” sehingga ia tetap turun tangan untuk mengawal rasa makanan.

“Kalau dulu jual lotek, untungnya hanya cukup untuk makan sehari-hari dan beli kebutuhan sekolah anak. Setelah berjualan masakan khas timur, alhamdulillah saya bisa sekolahkan anak-anak hingga perguruan tinggi, bisa beli rumah juga,” kata Ning.

Ia mengaku, setiap harinya Rasa Sayange menghasilkan lima hingga 10 juta rupiah, bergantung dari banyaknya pengunjung. “Jika sepi, omzet kami lima juta, jika sangat ramai, bisa sepuluh juta. Rata-rata tujuh hingga delapan juta rupiah per hari,” kata Ning.

“Saya selalu tanya kepada pembeli yang berasal dari Indonesia Timur. Saya sangat terbuka kalau ada yang mengkritik dan memberi saran tentang masakan saya. Kata orang Timur, rasa masakan saya mirip dengan masakan di sana,” kata Ning.

Hal itu dibenarkan Darmin, salah satu pelanggan setia asal Sulawesi Selatan yang ditemui di Rasa Sayange. “Rumah makan ini menjadi tempat makan siang dan malam saya dulu semasa saya kuliah. Sudah lama saya tidak ke sini. Kebetulan saya ada tugas ke Yogya dan kangen masakan Bu Ning, jadi saya mampir,” kata Darmin.

Begitu juga dengan Andi asal Papua Barat yang baru pertama kali mencoba ikan Rasa Sayange. “Saya baru pertama kali ke sini. Makanan yang disajikan sama dengan apa yang saya makan di daerah. Kami di sana juga makan ubi sebagai ganti nasi. Soal rasa, masakan di sini sama seperti yang kami makan di daerah,” kata Andi.

Selain itu, harganya pun relatif terjangkau. “Saya penggemar ikan dan biasanya saya makan di tiga tempat. Dari tiga tempat itu, harga Rasa Sayange relatif paling murah. Satu kali makan habis sekitar Rp 30.000, sudah dengan nasi, ikan bakar, sayur garu, dan sambal colo-colo,” kata Wisnu Martha, pengunjung setia Rasa Sayange asal Lampung.