Rumah Kertas Amanah Jogja: Mengubah Kertas Bekas Menjadi Uang

Proses penyortiran kertas di kantor Rumah Kertas Amanah Jogja di Jalan Kawung no 566 Banguntapan, Bantul (30/08/19)

Oleh: Yolanda Friskila Doloksaribu

Kertas bekas yang biasanya langsung dibuang atau dibakar ternyata dapat menghasilkan pundi-pundi uang. Hal inilah yang dilakukan oleh Mustofa (30) melalui Rumah Kertas Amanah Jogja, usaha yang ia rintis sejak November 2017.

Melihat tumpukan kertas hasil revisi skripsi yang tidak terpakai, Mustofa merasa kertas-kertas ini sayang untuk dibuang begitu saja. Saat itu ada gudang kertas bekas, namun hanya menerima penjualan dalam skala besar 8-9 ton.

Hal itu membuat Mustofa berpikir untuk merintis gudang kertas bekas dengan skala kecil. Tidak heran slogan dari Rumah Kertas Amanah Jogja adalah “Daripada Dibuang Mending Jadi Uang”

Untuk mengumpulkan kertas-kertas bekas, Rumah Kertas Amanah Jogja menyediakan layanan penjemputan dengan syarat minimal penjualan 20 kg. Menurut Arif salah satu sopir Amanah, “Dalam sehari setiap sopir biasanya mampu mengumpulkan 60-160 kg kertas bekas.”

Kemudian kertas-kertas tersebut akan ditimbang, ditampung, dan disortir berdasarkan kualifikasi kertas. Ada kertas HVS, kertas buram, koran, dan kertas warna.

Harga yang dipatok juga beragam mulai dari 1000-2500 rupiah per kilogram sesuai klasifikasi kertas. 

Kertas-kertas yang sudah diklasifikasikan berdasarkan jenis kertas (30/08/19)

“Setelah disortir kertas-kertas ini akan dikirimkan ke Surabaya untuk didaur ulang menjadi kertas koran, tisu, dan kerak telur. Jadi selain kami berbisnis, kami juga telah membantu melestarikan lingkungan,” kata Mustofa 

Tidak hanya itu kehadiran Rumah Kertas Amanah Jogja di Jalan Kawung no 566 Banguntapan Bantul juga telah membantu memberdayakan masyarakat sekitar. Salah satunya adalah Rudi Bagus yang dipekerjakan sebagai seorang sopir

“Kehadiran Rumah Kertas Amanah Jogja membuat masyarakat sekitar sadar bahwa kertas bekas yang biasanya dibuang begitu saja bisa didaur ulang. Selain itu di sini masyarakat juga dibantu dengan diberikan pekerjaan,” Kata Rudi

Kertas yang telah disortir akan dikirim ke gudang kertas di Kota Gede sebelum sampai ke pabrik di Surabaya. Sumber @rumahkertasamanah (24/07)

Saat ini Rumah Kertas Amanah Jogja memiliki total 4 pegawai yang terdiri dari sopir dan penyortir kertas. Omzet yang mampu diperoleh Rumah Kertas Amanah berkisar 18-20 juta rupiah dalam sebulan. 

Meskipun sudah memperoleh omzet yang cukup besar, Rumah Kertas Amanah masih menghadapi beberapa kendala di antaranya adalah selama ini Rumah Kertas masih menggunakan jasa angkutan untuk pengiriman ke Surabaya sehingga membutuhkan biaya lebih.

Ketika memasuki musim hujan, penjemputan kertas akan terganggu dan mengalami kerugian. Karena penjemputan menggunakan sepeda motor maka besar kemungkinan kertas akan rusak terkena air ketika hujan. Kertas yang sudah basah juga  tidak lagi dapat dijual. 

Selain itu jasa Rumah Kertas Amanah Jogja juga masih digunakan oleh mahasiswa yang biasanya berasal dari UAD, UGM, UNY, UII, UIN, hingga UMY. 

Bunga, salah satu mahasiswa UGM mengaku sudah beberapa kali menjual kertas ke Rumah Kertas Amanah Jogja. “Karena baru wisuda dan kertas bekas banyak jadi iseng cari jual-beli kertas di internet dan langsung dapat Rumah Kertas Amanah. Ketika dihubungi ternyata pelayanannya sangat ramah, responnya cepat, dan ada layanan antar jemput,” kata Bunga

Di masa depan, Rumah Kertas Amanah berharap bisa lebih memperluas bisnisnya dengan bekerja sama ke kantor-kantor maupun sekolah yang memiliki jumlah sampah kertas yang lebih banyak. 

Rumah Kertas Amanah juga berharap bisa memiliki mobil pengangkut sendiri untuk mengurangi biaya operasional dan bisa memberdayakan masyarakat sekitar lebih besar lagi.