Sulaeman, Sociopreneur Pemberdaya Penyandang Disabilitas

Oleh: Muhammad Alzaki Tristi

Mengatasi keterbatasan sebagai penyandang disabilitas, Sulaeman (54) telah menekuni bisnis kerajinan kulit selama 21 tahun. Tidak hanya memperoleh omzet Rp 100 juta per bulan, Sulaeman juga sukses memberdayakan penyandang disabilitas lain sebagai pekerja yang mandiri.

Bisnis kerajinan berbahan dasar kulit telah membawa nama Sulaeman sebagai salah satu sociopreneur yang sukses. Lulusan YAKKUM (Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum) Sleman, Yogyakarta ini memulai usahanya pada 1996 dengan nama Fanri Collection.

Fanri Collection menjadi rumah produksi dari bisnis kerajinan kulit yang nantinya diolah menjadi bermacam produk seperti, tas, dompet, gantungan kunci, sabuk, dan produk lainnya. Barang produksi kulit ini dijual kepada reseller yang tersebar antara lain di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.

Kulit yang menjadi bahan dasar pembuatan barang-barang tersebut berasal dari kulit sapi, ikan pari, ular, dan biawak. Harga untuk sebuah dompet antara Rp 150 ribu hingga Rp 500 ribu, tas berkisar Rp 400 ribu hingga Rp 1 juta, dan tidak menutup kemungkinan untuk produk custom dengan harga yang beragam.

Yanti (27), salah satu pekerja yang melayani pemesanan dan palayanan di Fanri Collection, menuturkan mengenai pekerja yang bekerja di sana. “Di sini terdapat 14 pekerja, dengan 9 di antaranya merupakan penyandang disabilitas,” kata Yanti.

“Saya telah 10 tahun bekerja di sini, saya berasal dari Pati, Jawa Tengah,” kata Siswanto (30), penyandang disabilitas fisik yang juga bekerja di Fanri Collection.

Sulaeman memberdayakan penyandang disabilitas sebagai pekerja dan menyediakan rumah produksinya sebagai tempat untuk belajar dan melatih kemandirian. “Saya menyediakan tempat bagi mereka yang mau belajar, ketika mereka telah paham dan pandai, mereka bisa membuka usaha sendiri,” kata Sulaeman. Sampai saat ini terdapat tiga pekerja yang telah bisa membuka usaha mandiri setelah bekerja untuk Sulaeman.

Hasil kerja keras dan semangat berbagi yang dilakukan Sulaeman membuka mata banyak pihak untuk memberikan apresiasi. Sulaeman beberapa kali mendapatkan penghargaan,  seperti dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai “Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat dengan Memperdayakan Tenaga Kerja Penyandang Cacat” pada Desember 2011 di Jakarta; dari Harian Seputar Indonesia pada Agustus 2010 di Jakarta; dan Inspiring Award dari Bank BRI sebagai “Inspirasi kepada Masyarakat untuk Terus Berkarya” pada tahun 2009 di Jakarta.

Fanri Collection dapat dihubungi melalui (0274) 897552  dan fanri.jogja@gmail.com