Terapkan Protokol Kesehatan, Wisata Taman Sari Ramai Pengunjung

Terapkan Protokol Kesehatan, Wisata Taman Sari Ramai Pengunjung

Oleh: Ashar Khoirurrozi

Protokol kesehatan diterapkan di Kampung Wisata Taman Sari, Minggu, (15/11/2020)

Setelah ditutup pada Maret 2020 karena pandemi, Kampung Wisata Taman Sari di Yogyakarta kembali dibuka pada Juli dan ramai dikunjungi wisatawan, hingga terkadang terjadi penumpukan wisatawan.

Meski demikian, protokol kesehatan secara ketat diterapkan bagi wisatwan di Taman Sari. Pertama, pengunjung akan dibagi menjadi kelompok-kelompok yang berisi maksimal sepuluh orang. Setelah itu kelompok secara bergantian akan diarahkan pemandu untuk cek suhu tubuh.

“Bagi pengunjung yang tidak bermasker dan yang suhu tubuhnya lebih dari 37,5 derajat celcius tidak diperkenankan masuk kompleks Tamansari,” kata Prastari (48), pengelola Kampung Wisata Taman Sari saat ditemui pada Minggu, (15/11/2020).

Pemandu juga akan mengarahkan para pengunjung untuk cuci tangan di tempat yang telah disediakan. Setelah cuci tangan, pengunjung akan menunggu giliran kelompoknya untuk dapat masuk kompleks Taman Sari. Barulah setelah dipanggil, masing-masing kelompok dapat masuk menikmati keindahan Taman Sari.

Berkah ramainya pengunjung taman sari

Ramainya pengunjung Kampung Wisata Taman Sari menjadi berkah bagi warga setempat. Salah satunya adalah warga yang bekerja sebagai pemandu wisata. Biaya yang dikenakan jasa pemandu cukup murah yaitu seratus ribu rupiah per kelompok. Pemandu wisata kini laris manis karena aturan yang mewajibkan pengunjung dipandu oleh pemandu wisata Taman Sari. Ditambah lagi jumlah pengunjung yang sedang naik dari biasanya.

“Biasanya paling seratus pengunjung per harinya. Tapi semenjak dibuka kembali, pengunjung rata-rata mencapai enam ratus orang per hari,” kata pemandu wisata Taman Sari, Isugeng Bambang (51) saat ditemui pada Minggu, (15/11/2020).

Isugeng mengatakan, dirinya mendapat rata-rata tiga kali giliran menjadi pemandu wisata dalam sehari. Hal ini sebab digilir dengan banyaknya pemandu yang ada. Ini dinilai cukup untuk menghidupi keluarganya, mengingat dalam sekali memandu mendapat upah seratus ribu rupiah. Kebijakan yang mewajibkan pengunjung ditemani pemandu ini disambut antusias oleh kalangan masyarakat, khususnya yang berprofesi sebagai pemandu wisata di Taman Sari.

Tak hanya pemandu wisata yang mendapat berkah dari ramainya Kampung Wisata Taman Sari. Widia, penjual makanan angkringan, juga merasa senang karena dagangannya laku. Ia berdagang di gerbang masuk Kampung Wisata Taman Sari. Menurutnya akhir-akhir ini pengunjung membludak tidak seperti bulan-bulan sebelumnya.

“Akhir-akhir ini rombongan wisata banyak sekali. Ini saja banyak yang nggak bisa masuk karena antreannya sudah penuh,” kata Widia (49) pada Minggu, (15/11/2020).

Saat ditanyai soal dagangannya yang laku atau tidak, Widia tersenyum sumringah. “Alhamdulillah laku, sebelum ini saat (Taman Sari) ditutup, keluarga tidak bisa makan karena dagangan tidak laku,” ungkap Widia (49).

Tak hanya pemandu wisata dan masyarakat setempat saja yang merasakan berkah ramainya Kampung Wisata Taman Sari. Pengunjung juga merasa senang dapat berwisata dengan aman dan nyaman. Pengunjung dapat menikmati suguhan jernihnya air kolam pemandian, bangunan penuh sejarah, dan keramahan warga Kampung Taman Sari.

Pengunjung asal Flores, Ade (20), mengaku senang bisa menikmati indahnya Taman Sari. “Tempatnya bagus, dekat dengan Keraton Yogyakarta jadi mudah aksesnya. Bangunan di Taman Sari ini bagus dan bersejarah,” ucap Ade (20) saat diwawancarai pada Minggu, (15/11/2020). Ia juga menilai protokol kesehatan yang diterapkan selama berwisata sangat baik.

Hal ini juga dirasakan Wilda (21) pengunjung asal Ternate. Ia merasa aman dan nyaman selama berwisata di Taman Sari. Ini dikarenakan protocol kesehatan yang diselenggarakan saat masuk wisata Taman Sari cukup baik.

“Protokol kesehatannya baik. Dari awal itu cek suhu tubuh, lalu cuci tangan, dan pengunjung mengantre dengan baik,” kata Wilda saat diwawancarai pada Minggu, (15/11/2020).

Meskipun telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik, tetapi juga harus ditingkatkan lagi. Sebab masih terjadi penumpukan antrean pengunjung di halaman kompleks Taman Sari. Pihak pengelola Kampung Taman Wisata Taman Sari akan lebih baik jika menerapkan pembatasan pengunjung.