Thiwul Ayu Mbok Sum, Thiwul Beragam Rasa dari Mangunan, Bantul

Thiwul Ayu Mbok Sum adalah sebuah outlet kuliner thiwul khas Mangunan yang berlokasi di Jalan Mangunan km 4,5 RT 15 Mangunan, Dlingo Bantul.

Oleh: Amalia Miftachul Chasanah

Keunikan Thiwul Ayu Mbok Sum adalah inovasi rasanya. Jika biasanya thiwul hanya terdiri dari varian rasa manis dan gurih, Thiwul Ayu Mbok Sum menawarkan rasa gula jawa, gula pasir, keju, dan cokelat.

Pembeli pun bisa memilih ukuran thiwul, dari mulai kemasan kotak kecil, besar hingga thiwul yang menggunakan cheting (wadah nasi). Harga paket-paket itu berkisar antara dari Rp 6 ribu hingga Rp 17 ribu.

Jika pembeli menghendaki untuk menjadikan Thiwul Ayu Mbok Sum sebagai salah satu kudapan dalam kotak snack, produsen bisa membuat thiwul dengan ukuran kecil yang kemudian dikemas dengan mika.

Thiwul di Mangunan, Bantul ini dibuat menggunakan alat-alat masak tradisional, dengan tungku juga masih dari batu bata. Pembeli bisa langsung melihat proses pembuatan thiwul ini di dapur produksi.

Pembeli biasanya menunggu thiwul dimasak antara 10 – 15 menit, sehingga ketika thiwul sampai di tangan pembeli kondisinya masih hangat. Thiwul ini memang hanya bisa bertahan 2 x 24 jam di suhu ruangan karena dibuat tanpa menggunakan bahan pengawet. Setiap harinya Thiwul Ayu Mbok Sum mampu menjual 60 hingga 120 kotak thwiul.

Selain menyajikan thiwul,  Thiwul Ayu Mbok Sum juga berusaha untuk melebarkan sayapnya di bidang kuliner lain, yakni ayam goreng. Menu ayam goreng dimasak dan disajikan dengan cara tradisional. Daging yang digunakan adalah daging ayam kampung yang dimasak dengan campuran rempah-rempah, seperti kunyit, laos, salam, dan beberapa jenis rempah yang lain.

Setiap harinya pesanan datang dari berbagai wilayah di DIY. Selain pesanan dengan karton makanan, banyak pula pengunjung yang menikmati ayam goreng langsung di tempat.

Selain outlet pusat di Jalan Mangunan, Thiwul Ayu juga membuka cabang di Jalan Sisingamangaraja. Di outlet cabang tersebut thiwul juga langsung diproduksi dilokasi penjualan.

Untuk memenuhi pesanan yang terus datang, Tri Arti, penanggungjawab Thiwul Ayu Mbok Sum, mempekerjakan warga di sekitar mangunan. Sampai saat ini, total pegawai yang ada berjumlah 20 orang. Pegawai tersebut sebagian besar adalah ibu rumah tangga yang terbagi dalam beberapa divisi yaitu produksi ayam goreng, produksi thiwul, pemasaran, dan outlet cabang.

Ketika ditanya mengenai kesejahteraan, salah satu pekerja di bagian pemasaran memberikan keterangan, “Alhamdulillah, ya cukup untuk hidup,” kata Yanto (39). Lain halnya dengan Yanti (42) yang baru satu bulan kerja di sini. Dirinya mengakui bekerja di Thiwul Ayu Mbok Sum hanyalah pekerjaan sampingan sembari mengurus rumah tangga.

Selain pegawai tetap, Thiwul Ayu Mbok Sum juga memiliki pegawai lepas. Jumlah dari pegawai lepas ini adalah 3 orang. Pegawai lepas ini masuk ke dalam divisi pemasaran. Pukul 7 pagi mereka datang untuk mengambil thiwul. Jangkauan pemasaran mereka ada di wilayah Kota Yogyakarta, beberapa destinasi wisata di Imogiri, dan sekitarnya.

“Mereka sendiri memang mintanya lepas, karena bebas mencari laba sesuai jangkauan yang ditempuh,” kata Tri Arti, penanggungjawab Thiwul Ayu Mbok Sum. Laba yang mereka dapatkan murni dari hasil penjualan thiwul. Meski begitu, Thiwul Ayu Mbok Sum tetap memberikan fasilitas seperti banner dan kotak barang untuk berjualan.

Tri Arti sebagai penanggungjawab Thiwul Ayu Mbok Sum selain berusaha untuk melakukan pemberdayaan warga melalui lapangan kerja juga memberikan ruang usaha terhadap warga sekitar. Di outletnya, ia membuka ruang khusus bagi warga Mangunan yang ingin menjual hasil karyanya, baik berupa olahan pangan maupun cinderamata.

Selain tenaga kerja, bahan produksi yang digunakan dalam pembuatan Thiwul Ayu Mbok Sum juga diperoleh dari hasil pertanian warga warga Mangunan. Bahan utamanya yakni tepung gaplek,  dibeli langsung dari petani di Mangunan. “Kami membeli gaplek dari petani dengan harga yang lebih tinggi, jauh daripada harga yang diberikan pengepul biasa,” kata Tri Arti.