Uniknya Pasar Berdasar Pasaran Jawa

Pemilik ayam aduan di Pasar Kliwon Bantul (20/5).

Oleh: Diatami Muftiarini

Dulu, kegiatan jual-beli masyarakat di Jawa didasarkan pada sistem penanggalan Jawa atau pasaran, sehingga tempat-tempat itu disebut pasar. Meski sekarang sudah tidak lazim, beberapa pasar tradisional di DIY masih melestarikannya, seperti Pasar Kliwon Bantul dan Pasar Legi Kotagede.

Umumnya, di pasar berdasar pasaran Jawa terdapat banyak penjual hewan dan barang klithikan. Aneka klithikan yang dijual seperti obat herbal, tanaman hias, alat pertukangan, onderdil kendaraan, dan lain-lain. Pasar akan bertambah ramai karena penjual di pasar klithikan menggunakan alat pengeras suara dan kata-kata persuasif untuk menarik perhatian pembeli.

Titik hiruk-pikuk pasaran terletak pada pasar hewan, karena jenis burung dan ayam menjadi daya tarik pengunjung untuk membeli ataupun hanya melihat-lihat.

Jumlah pedagang dan pembeli di pasar berdasarkan pasaran Jawa akan mencapai puncak di hari pasarannya. Misalnya, Pasar Kotagede yang berlokasi di jalan Mentaok Raya, Purbayan, Kotagede, Yogyakarta, mencapai puncak keramaian di legi saja.

Di Pasar Legi Kotagede akan ditemui pasar hewan yang menjual unggas, ikan hias, dan kelinci. Pasar hewan ini memadati sepanjang jalan Watu Gilang dan Mondorakan. Pada titik inilah biasa terjadi kemacetan. Adapula penjual barang bekas, tanaman hias, perkakas rumah dari besi, dan obat-obatan herbal.

Aktivitas pasaran legi di Pasar Kotagede mulai pukul 06:30, beranjak pukul 13:00 para penjual pasaran bubar, kemudian akan digantikan dengan penjual lainnya. Pasar Kotagede sejatinya adalah pasar yang nyaris buka 24/7.

Pasar Kotagede merupakan pasar tertua di Yogyakarta yang dibangun pada abad XVI, juga menjadi satu-satunya pasar di wilayah Kota Yogyakarta yang masih melaksanakan pasaran Jawa. Keadaan bangunan yang belum tersentuh revitalisasi menjadikan Pasar Kotagede sebagai bangunan cagar budaya.

Di Pasar Wage Tlagareja, yang berlokasi di Banyuraden, Gamping, kabupaten Sleman, akan hanya ditemukan pasar burung. Jumat Wage (19/5) pasar burung ramai sepanjang jalan sekitar pasar Tlagareja, dari gapura pintu masuk sampai sisi luar pasar. Ada lapangan cukup besar di samping pasar, di mana para penjual biasa memamerkan kicauan burungnya untuk menarik perhatian pembeli.

Sangkar-sangkar burung digantung pada tiang khusus yang sudah diberi nomor masing-masing. Burung yang diperjual-belikan adalah burung-burung kicauan, dengan rentang harga dari Rp300.000,- sampai jutaan rupiah. “Burung cucak rowo yang saya pamerkan di sini laku Rp 12 juta oleh pembeli dari Jakarta,” kata Supri, penjual burung di pasar Tlagareja (19/5). Aktivitas Supri dan pedagang lain berlangsung mulai dari pukul 07:30 sampai 13:00.

Pasaran pon yang ramai adalah Pasar Godean, karena di sana akan ditemukan pasar hewan dan pasar klithikan. Pasar yang berlokasi di jalan Godean Km. 9, Sidoagung, kabupaten Sleman, lebih didominasi oleh pasar klithikan. Pasar Pon Godean menjadi salah satu tujuan utama penjual klithikan saat hari pasaran, selain di Pasar Kliwon Cebongan dan Pasar Pahing Sleman.

Pasar klithikan di Pasar Pon Godean menempati lapangan luas di sebelah timur gedung pasar Godean. Lapangan tersebut hanya khusus untuk pasar klithikan, sementara penjual lainnya berada di pinggir jalan dan di wilayah Pedukuhan Godean IV. Rata-rata penjual klithikan mengaku sudah memiliki pelanggannya masing-masing di pasar pon Godean (13/5).

Penjual klithikan di Pasar Pon Godean (13/5) menggunakan alat pengeras suara untuk mempersuasi pengunjung untuk mampir dan membeli.

Jika menyinggung soal pasar hewan, aktivitas paling ramai ada di pasaran Sleman dan Bantul. Salah satu pasaran pahing adalah Pasar Sleman yang berada di Sendangtirto, Berbah, kabupaten Sleman. Para penjual pasaran menempati kebun kosong di sebrang gedung inti pasar Sleman. Jalanan di sekitar pasar akan ramai oleh pengunjung pasaran, slot parkiran pun akan bertambah dibandingkan hari biasanya. Pengunjung berbondong-bondong datang ke pasar pahing Sleman, berbelanja maupun hanya rekreasi pasaran Jawa.

Pasar hewan, khususnya ayam dan burung, sangat ramai di sana. “Saya ke sini karena memang hobi ayam. Di sini banyak bertemu dengan teman-teman yang memiliki hobi sama,” kata Anton salah seorang pengunjung Pasar Pahing Sleman (7/5). Keramaian pasar mulai dari pukul 07:00 sampai 13:00, namun ada beberapa penjual masih berjualan sampai pukul 15:00.

Minggu pahing di pasar Sleman (7/5), menjumpai sejumlah lingkaran kecil laki-laki mendesaki keramaian pasar dengan dua ekor ayam jago berada di tengah lingkaran—saling menyerang satu sama lain. Pojok lainnya terdapat sebuah arena berbentuk lingkaran cukup besar, yang dibatasi oleh pagar melingkar setinggi 60-100 cm. Dua ayam jago tengah dicoba, pengunjung yang datang lebih banyak dibandingkan lingkaran yang lain. Terdapat sebuah tulisan “Tidak Untuk Judi, Hanya Untuk Latihan per Siram Rp3.000,-”.

Menjauh ke belakang area pasar hewan, terdapat dua kelompok besar yang sedang mengadukan ayam. Jika di tengah pasar tadi ditemukan arena latihan, maka dua kelompok besar tersebut adalah kelompok yang sedang mengadu dan mempertaruhkan uang mereka.

Arena yang digunakan sebagai tempat latihan ayam aduan di Pasar Pahing Sleman (7/5).

Kegiatan sabung ayam di Pasar Kliwon Bantul juga ramai. Pasar Bantul berlokasi di jalan Gajah Mada No. 1, kabupaten Bantul. Sedikit menjauh ke barat dari pasar pusat, pasaran kliwon memiliki lokasinya tersendiri. Pasar klithikan memadati sepanjang pinggir jalan Moh. Yamin. Pasar hewan memiliki tempat khusus yang sudah tertata rapi, biasanya pasaran ini menjadi daya tarik pengunjung. Terlebih karena adanya kegiatan sabung ayam.

Sabtu kliwon di Pasar Bantul (20/5) memulai aktivitas pasaran pukul 06:30 dan berakhir pada pukul 12:00, saat matahari mulai menyengat diatas kepala, para penjual klithikan mengemasi dagangan dan pulang. Berbeda dengan pasar hewan, para penjual masih bertahan sampai pukul 15:00. Paling mencolok adalah para penjual maupun penghobi ayam jago—yang didominasi laki-laki, kegiatan sabung ayam sudah dimulai sekitar pukul 08:00 akan berlanjut sampai pukul 14:00.

“Cara bertaruh dalam sabung ayam seperti bertaruh sepak bola, hanya ini berupa ayam saja. Ada pemegang uang taruhan, pencatat waktu, dan pembasuh ayam. Bedanya terdapat beberapa istilah khusus, seperti sebutan pemilik ayam saling bertaruh disebut tengahan, sementara pinggiran (pengunjung) bertaruh dengan sesama pinggiran juga. Pinggiran tidak bisa ikut bertaruh dalam tengahan,” kata seorang petaruh pinggiran yang tidak ingin disebutkan identitasnya (20/5).

Kegiatan judi sabung ayam di lingkungan pasar sampai saat ini masih terus berlangsung, telah banyak penggerebekan oleh pihak berwajib di sejumlah pasar tetapi tidak juga membuat jera para pelaku sabung ayam. Seringkali para pelaku lolos dan menghilangkan alat bukti, membuat pelaku tidak sampai ditahan dan diproses secara hukum.

Berbeda dengan pasar di dalam kota, Pasar Legi Kotagede memiliki aturan yang tegas terhadap kegiatan apapun tentang adu ayam, meskipun hanya sekedar mencoba ayam. Itu dikarenakan lingkungan Kotagede yang sangat kental dengan budaya ketimuran, terlebih Kotagede sebagai pusat perkembangan agama Islam di Yogyakarta.

“Masyarakat di sini tidak mengandalkan polisi, melainkan melakukan penggerebekan secara independen dengan bantuan pihak pengelolaan pasar. Setelah itu aktivitas apapun tentang adu ayam tidak ada lagi di Pasar Legi Kotagede,” kata Antoni Prasetya, kepala pengelola pasar Kotagede (31/5). Sementara pasar di luar kota, seperti pasaran di Sleman dan Bantul, belum memiliki aturan yang tegas terhadap kegiatan ini. Juga masyarakat yang kurang berkontribusi dalam penertiban aktivitas pasar.