Workshop Love of Leather Akrabkan Proses Produksi Kulit ke Konsumen

 

Kru Punky Zhou memberi penjelasan tentang salah satu tahapan dalam pembuatan produk kulit, yaitu teknik menjahit manual (9/3)

Oleh : Atantya Wimbari Putri

Di tengah ruangan Angkringan Gadjah yang berlokasi di Jl. Kaliurang No. Km. 9, Gondangan, Sardonoharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Minggu sore itu (9/3) berlangsung workshop kerajinan kulit yang diadakan oleh Punky Zhou, merk produk kulit asli Yogyakarta.

“Selain untuk mendukung pergerakan industri kreatif, saya ingin berbagi sedikit pengalaman dan ilmu tentang produk kulit, juga agar orang lebih appreciate, lebih kenal produk kulit,” kata Punky Lilianawati, penggagas workshop Love of Leather ketika ditanya alasan mengadakan acara tersebut.

Tahapan di setiap workshop berbeda-beda, bisa dibilang ini adalah jenis tingkatan yang disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan waktu yang dibutuhkan. Sejauh ini, sudah ada workshop dengan tingkatan kelas anak, kelas perkenalan, kelas beginner, kelas intermediate dan kelas advance. Khusus workshop untuk anak-anak, yakni umur delapan tahun ke atas sudah dirancang khusus agar anak-anak dapat dengan mudah membuat produk kulit hasil karya mereka.

Karya para peserta workshop kulit satu hari sudah layak untuk dipakai sebab tingkat kesulitan pembuatan relatif rendah. “Buatan peserta workshop sudah bagus. Namun jika ingin ahli dan menjual produk, peserta harus belajar lebih dari sekali dua kali, semua harus dengan pengalaman,” tutur Punky.

Ditemui pada waktu berbeda, Ketua Paguyuban Pengrajin Kulit Setyo Rukun di Desa Manding, Yogyakarta, Purwadi, mengatakan, “Untuk layak dipakai setelah kursus atau ikut workshop, produknya biasanya sudah layak untuk dipakai sendiri, hanya belum sempurna secara bentuk dan kualitasnya. Untuk layak jual, pengrajin membutuhkan waktu sekitar setahun sampai dua tahun berlatih mengolah kulit asli.” Selain melalui workshop mengolah kulit bersama orang yang lebih ahli, penyamakan atau proses pengolahan kulit mentah menjadi kulit potong, peminat dapat mengikuti pelatihan di Balai Kulit Jogja.

Salah satu peserta workshop pun mengungkapkan, tertarik mengikuti workshop karena ingin mengetahui pembuatan produk kulit dari awal.

“Pertama tahu informasinya melalui  Instagram, saya jadi tertarik ingin ikut, penasaran dengan cara membuat produk kulit dari awal sampai jadi. Juga suka craft jadi tambah termotivasi buat gabung. Bisa juga untuk ide bisnis,” kata Udin, salah satu peserta workshop.

Produk Kulit Asli Mahal

Produk kulit asli tergolong mahal karena pemrosesan produk kulit memang lebih lama, awet digunakan dan tidak bisa dibuat oleh manusia. “Proses dari kulit mentah menjadi kulit siap pakai bisa memakan waktu hingga berminggu-minggu. Ditambah dengan proses produksi menjadi sebuah produk jadi,” sambung pria yang yang sudah bergelut dengan produk kulit sejak 1995 tersebut pada WargaJogja.net (28/3).

Pengolahan dan cara pengerjaan produk kulit dengan standar internasional lebih rumit sehingga harganya pun jauh di atas produk kulit lokal. “Mutu pengrajin yang mumpuni dan alat yang sudah sangat maju membuat pengolahan kulitnya beda. Jadi hasilnya pun tentu beda. Itu yang membuat kenapa harganya sangat mahal. Sekali lagi, semua dilihat dari proses pengerjannya,” kata Purwadi menambahkan.

Meskipun dibanderol dengan harga yang relatif mahal, produk kulit memiliki keunggulan salah satunya yaitu awet dan perawatannya yang mudah.

“Walaupun mahal tapi sesuai dengan sesuatu yang didapat. Karena kan life time, awet, tidak mudah rusak. Juga nggak butuh perawatan ekstra, cukup simpan di tempat kering dan tidak lembab. Kalau basah segera dikeringkan, dilap jadi biar tidak berjamur. Sudah, simple,”  pungkas Punky.