Madree, Keju Vegan Olahan Tangan dari Mete

Keju yang diproduksi oleh Madree berbahan dasar kacang mete.

Oleh: Aldila Puriyanti

Madree merupakan keju olahan tangan berbahan dasar kacang mete dan tidak menggunakan zat aditif. Karena bahannya dari nabati dan tidak menggunakan bahan hewani, keju ini sering kali disebut keju vegan.

Pendiri usaha pangan kreatif ini adalah Ariana. Usaha ini bermula dari saran seorang teman yang menyarankan Ariana untuk membuat keju vegan. Setelah melakukan banyak eksperimen, akhirnya Ariana menemukan resep keju vegan buatannya sendiri.

“Saya lactose intolerant. Saya tidak bisa minum susu sapi. Sebenarnya dari dulu saya sudah bisa bikin keju, tapi belum kepikiran untuk membuat keju vegan. Saya dapat membuat mozarella dan sebagainya, dan prosesnya dipotong tidak seperti biasanya (dibentuk bulat). Akhirnya saya belajar, autodidak juga,” kata Ariana.

Keunikan dari keju buatan Ariana adalah kacang mete sebagai bahan dasar pembuatan keju. Kacang kedelai sempat digunakan sebagai bahan dasar keju, namun cukup banyak konsumen Madree yang alergi dengan kacang kedelai. Kacang mete yang digunakan Ariana berasal dari petani lokal Wonosari.

Menurut Ariana, kacang mete Wonosari memiliki kualitas yang baik, rasa yang enak, dan dimakan mentah pun terasa manis. Bentuk kacang tersebut tidak terlalu besar, agak keriput, dan cenderung creamy.

Sebagai pemilik sekaligus pembuat keju-keju Madree, Ariana sangat mementingkan kualitas, sehingga ia sangat memperhatikan bahan-bahan yang akan digunakan. Ia tidak ingin ada keluhan dari konsumennya.

Tahapan pertama dalam proses pembuatan keju vegan adalah merendam kacang mete dengan air matang selama tiga hingga lima jam, lalu mete ditiriskan. Selanjutnya, kacang mete diblender halus, lalu dicampur dengan tepung tapioka organik, kappa carrageenan, nutritional yeast, dan kultur. Kappa carrageenan digunakan sebagai pengganti agar-agar yang berfungsi untuk memberikan tekstur kenyal pada keju.

Nutritional yeast adalah ragi yang sudah dimatikan. Proses fermentasi keju vegan bukan dari nutritional yeast, melainkan melalui kultur seperti rejuvelac, kombucha, atau yoghurt. Nutritional yeast ditambahkan agar memberikan rasa cheesy dalam keju.

Terdapat tiga varian produk Madree yakni creamy mild, chili and pickle, dan tomato basilico. Pemberian nama tersebut dimaksudkan agar tidak dibandingkan dengan keju lainnya. Varian rasa produk Madree lahir dari cita rasa yang disukai Ariana. Creamy mild merupakan mozarella dengan bahan dasar kacang mete dan bahan nabati lainnya.

“Aku suka sekali bolognese sauce dan pizza, sehingga muncul produk tomato basilico. Saya suka sekali pedas. Lalu, tercipta chili and pickle itu,” kata Ariana.

Produk Madree terdiri dari tiga rasa yakni creamy mild, chili and pickle, dan tomato basilico.

Dalam sehari, Ariana dapat memproduksi 36 hingga 40 keju berbobot 100gr per keju. Harga setiap keju tidaklah sama. Creamy mild dihargai senilai Rp 55.000, chili and pickle dan tomato basilico senilai Rp 60.000.

Ariana menjual produk-produknya di Pasar Sehat Milas yang beralamatkan di Jl. Prawirotaman 4 No. 127B, Parangtritis, Brontokusuman, Mergangsan, Yogyakarta. Milas merupakan sebuah tempat dengan berbagai kegiatan seperti resto vegetarian, pojok organik, play group, dan perpustakaan. Untuk Pasar Sehat Milas atau pojok organik, buka mulai pukul 10.00 WIB. Ariana memilih untuk memasarkan produknya di Pasar Sehat Milas, karena ia berharap dapat bertatapan langsung dengan pembeli. Dengan begitu, ia dapat menjelaskan mengenai produknya sehingga tidak menimbulkan salah pengertian.

Instagram (ig: @madreevegancheese) juga dimanfaatkan Ariana untuk memasarkan kejunya. Salah satu pengunjung Pasar Sehat Milas, Aini (21), mengatakan mengetahui Madree dari Instagram dan memahami apa itu Madree ketika berinteraksi langsung dengan pemilik. “Saya mendapat penjelasan dari latar belakang sampai bagaimana keju vegan ini dibuat. Buat saya yang suka keju, rasanya memang agak berbeda dari keju biasa tapi jujur saya lebih suka,” kata Aini.

Konsumen Madree tidak hanya dari kalangan vegan dan kalangan yang menerapkan gaya hidup food combining dan clean eating, tetapi ada juga kalangan non-vegan.

Rahma (26) mengaku bukan merupakan seorang vegan, namun ia menyukai keju-keju Madree terutama tomato basilico. “Kejunya beda dengan keju biasa. Tidak cepat bosan ketika makan kejunya karena teksturnya tidak seberat keju susu. Enak dan bisa untuk cemilan,” kata Rahma.