Mereka yang Cinta dan Peduli Kucing

Pertemuan Meowholic Jogja (12/2) di Lembah UGM

oleh: Iqbal Maulana

Berawal dari grup di media sosial, Meowholic Jogja bertranformasi menjadi komunitas pencinta kucing. Mengusung slogan “All You Need is Love and Cat. We Love We Care”, Meowholic Jogja menjelaskan bahwa mencintai dan peduli terhadap kucing tidak perlu membeda-bedakan ras maupun kepemilikan.

Semboyan itu terwujud pada kegiatan mereka yang sering berbagi informasi soal pemeliharaan kucing. Mulai dari konsultasi masalah makanan, kebersihan, hingga penanganan penyakit yang biasa diderita kucing. Pengalaman antar anggota menjadi sumber informasi  untuk menjawab pertanyaan seputar peliharaan mereka.

Pengurus Meowholic Jogja beranggotakan  lima belas orang yang tergabung dalam grup di media sosial untuk berkoordinasi. Tiap bulannya mereka mengadakan acara pertemuan untuk pengurus dan bukan pengurus. Pertemuan ketiga yang diadakan pada 12 Februari 2017 dihadiri oleh 28 anggota.

Mayoritas anggota adalah mahasiswa yang tengah menempuh kuliah di Yogyakarta. Syarat bergabung dengan Meowholic Jogja hanya satu, yakni mencintai kucing. Beberapa anggota Meowholic bahkan ada yang tidak memelihara kucing.  “Peraturan di kost saya tidak memperbolehkan memelihara hewan, dan saya sendiri belum ada waktu juga untuk memelihara,” kata Rara, anggota Meowholic.

Pada bulan ini mereka melakukan penyelamatan untuk kucing jalanan yang ditemukan dengan kondisi kurus dan terikat di bagian leher hingga menimbulkan luka. Informasi ini didapatkan dari salah seorang anggota melalui media sosial. Tidak lama kemudian, anggota bagian penyelamatan meninjau langsung ke lapangan. Kini, kondisinya sudah tertangani meski belum pulih seutuhnya. “Kucing tersebut lalu kami namai Katty. Nantinya kami akan menginfokan warga untuk mengadopsinya,” kata Arif Fadhlurohman, ketua Meowholic Jogja.

Beberapa kegiatan Meowholic Jogja mengandalkan pendanaan dari dalam anggota. Misal pada penyelamatan Katty mereka mengeluarkan biaya pengobatan hampir lima ratus ribu rupiah. Uang tersebut datang dari sumbangan anggota dan donatur dari luar. Sejauh ini mereka sudah dua kali melakukan penyelamatan.

Menurut Arif, kesulitan ketika penyelamatan justru bukan masalah dana tapi kendala manusianya. “Ketika penyelamatan beberapa kali kami harus berurusan dengan pemilik atau orang yang melakukan penganiayaan terhadap kucing tersebut” katanya. Sehingga tim penyelamatan dituntut untuk mampu menangani manusia terlebih dahulu sebelum kucing.

Mereka juga terbuka apabila warga menemukan kucing terlantar dalam kondisi buruk untuk nantinya dilakukan penyelamatan. Selain informasi penyelamatan, mereka kerap menyebarkan informasi mulai dari adopsi, kucing hilang, kucing ditemukan, jual beli, hingga mengawinkan kucing.

Segala informasi tersebut bisa diperoleh dari linimasa media sosial mereka. Sejauh ini anggota mereka yang terhimpun dalam grup di media sosial mencapai 90 lebih. Grup tersebut berisi tukar informasi antar anggota soal kucing peliharaan masing-masing.“ Kalau sedang suntuk foto-foto kucing yang dibagikan di grup bisa membuat saya senang” Kata Arif.

Peserta pertemuan menjadi akrab satu sama lain dibantu dengan hadirnya kucing

Tanggal dan lokasi pertemuan fisik Meowholic Jogja ditentukan berdasarkan kesediaan dan kesepakatan bersama. Bulan ini pertemuan Meowholic Jogja dilakukan di lembah UGM. Aktivitas pertemuan biasanya diisi dengan berbagi cerita antar pemilik kucing. Pada bulan ini mereka mengangkat tema penanganan scabies, kutu dan jamur. Mereka turut mengundang dokter hewan untuk membantu memberikan penjelasan.

Koko, kucing salah seorang anggota Meowholic yang agak pemalu untuk berinteraksi dengan kucing lainnya

Ketika pertemuan, banyak orang yang datang untuk bergabung dengan Meowholic Jogja. “Awalnya tertarik dengan tema yang mau dibahas. Kebetulan saya juga punya kucing, jadi mau belajar juga. Setelah ikut kok kayaknya seru kalau gabung juga,” kata Hara, seorang peserta pertemuan.

Banyak peserta pertemuan yang membawa kucing peliharaan mereka. Suasana dengan mudah menjadi cair antara peserta yang baru pertama bergabung salah satunya karena kehadiran kucing-kucing.

Selain Meowholic Jogja, ada juga Komunitas Cat Lover Regional Yogyakarta (CLRY) yang berawal dari forum Kaskus. Selain itu ada juga Komunitas Pecinta Kucing Domestik Jogja (JDCL) yang menjadi tempat berkumpul bagi para pecinta kucing ras domestik. Bersama dengan Meowholic, komunitas-komunitas pecinta kucing ini punya satu tujuan yang sama, yakni menjadikan Yogyarta kota yang layak sebagai tempat tinggal kucing.