Omah Kreatif: Komunitas Peduli Literasi di Nol Km Yogyakarta

Anak-anak meramaikan lapak baca yang berlokasi di daerah Titik Nol KM Yogyakarta (13/11)

Oleh: Dyah Widoretno

Adanya keprihatinan akan generasi anak saat ini yang terus bermain gawai, jarang bermain mainan tradisional dan tidak suka dengan buku, membuat Agustin dan teman-temannya tergerak untuk membuat suatu wadah bernama Omah Kreatif. Komunitas ini bertujuan memfasilitasi dan meningkatkan minat baca dan didirikan sejak tahun 2018 di Titik Nol KM Yogyakarta.

Kegiatan Omah Kreatif setiap hari Minggu yaitu membuka lapak atau perpustakaan jalanan, ditujukan untuk anak-anak yang berada di daerah titik Nol KM untuk bermain sambil belajar. Anak akan diajari melukis dan membuat mainan dari barang bekas. Lapak ini dibuka untuk umum, biasanya anak pengamen, anak pedagang yang rutin bermain di lapak Omah Kreatif.

Dalam menyediakan segala keperluan, Omah Kreatif masih mengandalkan uang pribadi dan donasi dari teman-teman maupun komunitas lain seperti komunitas Perempuan Bertato. Barang-barang disimpan di suatu kamar kos yang khusus disewa untuk perabotan ini.

“Prinsip kami, kalau tidak bisa menyumbang dana, setidaknya bisa menyumbang waktu dan tenaga. Sebenarnya banyak yang bisa, tapi sedikit yang mau,” kata Agustin (21/10).

Omah Kreatif berasal dari ide tujuh orang, mereka adalah teman, ngobrol dan melihat anaknya yang Agustin, Tole, Teguh, Mahmud, Angga, Novi, Danang  yang berlajut menjadi mentor.

Omah berasal dari bahasa Jawa yang berarti rumah, namun tanpa bangunan dan di dalamnya terdapat tujuh orang yang sangat kreatif. Mereka kini terus mengurus komunitas ini, sebagai ruang bermain dan membaca.

Omah Kreatif menggelar lapak baca setiap hari Minggu jam 4 sore di titik Nol KM. Dalam mengelar lapak, mereka menyediakan buku bacaan, maninan, dan alat mewarnai maupun menggambar.

Salah satu mainan yang paling digemari oleh pengunjung adalah egrang, mainan dari bambu itu disediakan secara gratis dan boleh dicoba siapa saja. Terkadang mereka juga mengajarkan pada anak membuat mainan, seperti mainan dari kardus dan botol bekas.

“Kebanyakan anak yang rutin datang ke tempat ini adalah anak dari para pedagang sekitar,” kata salah satu pendiri yang akrab di sapa Tole (21/10).

Ketika Omah Kreatif membuka lapaknya, anak-anak para pedagang langsung datang ke tempat ini dan terlihat begitu akrab.

Omah Kreatif juga memiliki agenda tahunan yang telah diselenggarakan kedua kalinya yaitu festival dolanan anak cilik-cilik’an #2, pada 29 September 2019 lalu. Festival ini telah diikuti oleh ratusan orang. Agendanya yaitu bermain eggrang, gasingan, yoyo, lompat tali, klereng, gobak sodor, layangan, congklak, sundamanda, yapolo.

“Anak saya sudah sering main sejak awal ada tempat ini, karena Bapaknya berdagang.  Setiap hari minggu pasti minta diantar.” Kata Yanti (21/10) . Yanti juga bercerita kalau tempat ini sangat bermanfaat terutama bagi anaknya, bisa menghabiskan hari libur dengan bermain sambil belajar.

Festival ini berhasil mengundang antusias dari ratusan masyarakat, dengan rangkaian acara yang menghibur dan menyengkan.

Potret Tole dalam cuplikan video dari Instagram Omahkreatif.yk saat
festival berlangsung (29/9)
Antusiasme turis asing terhadap lapak Omah Kreatif di Nol KM (11/03)