Gerakan Pecinta Alam untuk Negeri, “Merawat Air, Merawat Peradaban”

oleh: Dewi Setiawati

Dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia, Sekretariat Bersama Perhimpunan Pecinta Alam DIY  mengadakan Gerakan Pecinta Alam untuk Negeri, dengan tema “Merawat Air Merawat Peradaban.” Acara ini dilakukan pada 22 Maret 2017 yang bertepatan dengan Hari Air Sedunia.

Sekber PPA DIY mengadakan serangkaian kegiatan di Sungai Opak dan titik nol Malioboro. Kegiatan di Sungai Opak di antaranya apel besar, tanam pohon, bersih sungaim dan susur sungai. Sedangkan, di Titik Nol Malioboro diselenggarakan aksi treatikal solidaritas untuk petani Kendeng dan penandatanganan maklumat air. Lebih dari 300 peserta yang hadir merupakan mahasiswa pecinta alam, komunitas pecinta alam, dan masyarakat umum.

Pelaksanaan Apel besar sebagai pembukaan Peringatan Hari Air Sedunia Mapala Se-DIY di Lava Bantal Sungai Opak, Berbah, Sleman, Rabu (22/3). Upacara dihadiri oleh ratusan peserta Gerakan Pecinta Alam untuk Negeri, Pemerintah Desa Tegal Tirto, dan Komunitas Sungai Opak.

 

Ketua Perhimpunan Pecinta Alam Sekber DIY Andy Gunawan memberikan sambutan di Apel Besar Peringatan Hari Air Sedunia. Lojon, panggilan akrabnya, menyampaikan agar kita lebih peduli terhadap air sebagai sumber utama kehidupan.

 

Kepala Desa Tegaltirto Susilo Nugroho berterima kasih kepada Sekber PPA DIY atas Gerakan Pecinta Alam Untuk Negeri “Merawat Air Merawat Peradaban.” Susilo mengatakan, “Kegiatan ini merupakan langkah baik dalam menjaga dan melestarikan air untuk generasi berikutnya, terutama di Lava Bantal, Sungai Opak.”

 

Penanaman pohon Beringin Kembar (Ficus Benjamina) oleh sebagian peserta Peringatan Hari Air Sedunia  di bantaran Sungai Opak, Berbah, Sleman. Peserta bergotong-royong untuk menanam lebih dari 50 pohon sebagai wujud pencegahan abrasi terhadap air sungai.

 

Bersih sungai merupakan wujud nyata kegiatan “Merawat Air Merawat Peradaban.” Peserta Gerakan Pecinta Alam untuk Negeri bergerak dari bawah jembatan sampai ke embung Sungai Opak. Chirana Sapoetra sebagai Ketua Panitia mengatakan ”Sekarang, sungai bukan hanya menjadi tempat air mengalir lagi, tetapi sudah menjadi tempat sampah raksaksa.”

 

Peserta bergotong royong mengumpulkan sampah ke  dalam truk sampah. Sampah tersebut akan dibuang ke tempat pembuangan akhir yang terdekat. Sebagian besar sampah hasil bersih Sungai Opak merupakan sampah rumah tangga, seperti sampah plastik kemasan, pakaian bekas, dan sampah botol.

 

Peserta Gerakan Pecinta Alam untuk Negeri melakukan susur sungai di akhir serangkaian acara yang dilakukan di Sungai Opak, Berbah, Sleman. Susur sungai sepanjang 2 km ini dimulai dari basecamp Geo Tubing dan berakhir di area Lava Bantal. Susur sungai yang berlangsung selama kurang lebih satu setengah jam ini diharapkan mampu meningkatkan solidaritas antar pecinta alam.

 

Aksi treatikal solidaritas mendukung Kendeng lestari sebagai dukungan pecinta alam untuk petani Kendeng. Chirana Sapoetra mengatakan, “Kami ada untuk mereka, kami mendukung petani untuk tetap melestarikan bumi Kendeng.”

 

Penutupan serangkaian acara Peringatan Hari Air Sedunia Sekber PPA DIY ditandai dengan penandatanganan Maklumat Hari Air di titik nol Malioboro. Maklumat ini berisi tentang kedaruratan air di Indonesia. Penandatanganan di atas kain putih sepanjang 3×1 meter ini sebagai janji untuk tetap menjaga air sebagai sumber kehidupan.