Kebakaran Hebat di Kota Jayapura, 1.000 Warga Terpaksa Tinggal di Pengungsian

Kebakaran hebat kawasan perumahan yang berada di tepi laut di Dok IX Kota Jayapura, Papua, Senin (19/10/2020) petang. Foto/iNews TV/Chanry Andrew Suripaty.

Oleh: Farhah Putri Zalzhabilla

Kota Jayapura – Kebakaran hebat di Kawasan Dok IX Kota Jayapura, Papua pada Senin (19/10) petang menghanguskan 158 rumah dan membuat kurang lebih satu ribu warga kehilangan tempat tinggal.

Kawasan perumahan yang berada di tepi laut ini yang sebagian besar berbahan kayu dengan mudah dilalap si jago merah. Api semakin berkobar karena angin yang bertiup kencang dan merembet ke rumah lainnya karena jaraknya saling berhimpitan.

“Karena cuaca, angin kencang maka merembet ke rumah-rumah yang berdekatan di lokasi terjadinya kebakaran,” jelas Kapolsek.

Kronologi Kejadian
Penyebab kebakaran yang terjadi di perumahan nelayan pada Senin (19/10) petang itu diduga karena korsleting.

Salah satu warga setempat mencium bau hangus sekitar kebakaran sekitar pukul 18.00 WIT. Sesaat kemudian melihat percikan api yang berasal dari plafon rumah lalu ia melaporkan ke polsek setempat.

Setelah laporan masuk, petugas pemadam kebakaran langsung diterjunkan ke lokasi untuk membantu melakukan pemadaman. Pada pukul 18.10 WIT, sebanyak delapan unit mobil damkar milik Pemerintah Kota Jayapura, water canon Polda Papua, beserta beberapa mobil tanki air bersih tiba di lokasi kejadian kebakaran.

Sekitar pukul 21.05 WIT, api berhasil dipadamkan. Tidak ada korban jiwa, namun dua orang terluka.

Kondisi Pengungsian
Berdasarkan data sebanyak 429 Kepala Keluarga (KK) di Dok IX Jayapura, Papua kehilangan tempat tinggal setelah kebakaran melanda kawasan tersebut, Senin (19/10).

Kepala Dinas Sosial Kota Jayapura Irawadi di Jayapura, mengakui sebagian besar warga yang kehilangan tempat tinggal saat ini ditampung di Aula Dinas Pendidikan Papua, mesjid di Dok IX dan di Kantor Dinas Sosial Papua. Dan juga, ada pengungsi yang tinggal bersama keluarganya yang tidak terdampak.

Pada hari Selasa (20/10), Tim Disaster Emergency Response ACT melalui Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Kota Jayapura mendistribusikan beberapa bantuan kebutuhan pokok berupa bahan logistik dan air bersih ke Posko Kebakaran Dinas Sosial Kota Jayapura. Bantuan logistik terdiri dari beras dan lauk pauk, seperti daging ayam, telur, mie dan lain-lain.

Namun, di kondisi pandemi sekarang ini Surya (20), salah satu korban mengaku kurang nyaman harus tinggal berdesak-desakan dalam satu ruangan yang sempit.

“Harapan saya, Pemerintah Kota Jayapura bisa memberikan bantuan bahan bangunan untuk mendirikan tempat tinggal sementara atau Pemerintah bisa menyebarluaskan pengungsi di beberapa tempat lain agar tidak berdesakan apalagi di tengah kondisi pandemi seperti ini yang perlu social distancing,” katanya (20/11).

Selain itu, korban kebakaran yang sebagian besar ditampung di aula Dinas Pendidikan Jayapura merasa tempat pengungsian masih belum terfasilitasi dengan baik.

Sina (55), warga yang juga menjadi korban merasa dapur umum yang disediakan masih kurang memadai. “Dapur umum di sini masih kurang memadai, kompor minyak hanya ada berapa dan alat-alat dapur sangat minim padahal penduduk di pengungsian sini hampir 500an orang jadi kalau lagi masak susah karena harus bergantian” katanya. Ia berharap pemerintah bisa lebih peduli lagi dengan kondisi di pengungsian.

Aksi Bersama
Sebagai bentuk aksi peduli terhadap kebakaran di Dok IX Kota Jayapura, komunitas BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Yapis Papua melakukan aksi galang dana untuk para korban.

Aksi penggalangan dana yang dilakukan hanya berlangsung satu hari, Selasa (21/10) di lampu merah Dok II, lampu merah Dok V, dan depan Pom Bensin APO.

Mahasiswa Universitas Yapis Papua melakukan aksi penggalangan dana di lampu merah dok II, Selasa (21/10).

Koordinator aksi, Nanda Suhardinata (21), selaku ketua BEM FEB Yapis mengatakan aksi ini merupakan aksi solidaritas untuk meringankan beban korban yang terdampak akibat kebakaran.

“Aksi yang kami lakukan berlangsung selama empat hari. Bentuk aksinya bukan hanya penggalangan dana saja tetapi ada kegiatan yang kami lakukan di posko pengungsian. Kegiatan tersebut adalah kegiatan trauma healing agar anak-anak yang terdampak bencana tidak ada rasa trauma,” kata Nanda.

Selain itu, BEM FEB Yapis juga membuka Posko penyaluran bantuan di daerah kampus guna menyalurkan bantuan dalam bentuk pakaian bekas maupun sembako.

Banyak bantuan logistik yang datang dari masyarakat dan pemerintah membuat para korban sangat berterima kasih dan sudah merasa tenang. “Saya sudah merasa tenang dan banyak berterima kasih kepada masyarakat karena sudah mendukung dan memberikan bantuan untuk kebutuhan sehari-hari kami di pengungsian,” kata Sani (55).

Namun, para korban kebakaran masih berharap pemerintah bisa membantu menyalurkan bantuan material bangunan agar warga dapat kembali membangun rumah mereka.

Menanggapi permintaan para korban, pemerintah daerah kabupaten Jayapura bersama jajaran TNI Polri setempat memberikan bantuan dana sebesar Rp 100 juta, sebagai wujud kepedulian dan semangat gotong royong untuk para korban kebakaran Dok IX Kota Jayapura.

Catatan redaksi: Pada masa pandemi, banyak mahasiswa Dikom UGM yang menjadi jurnalis Warga Jogja tidak berada di Yogyakarta. Ini adalah salah satu liputan yang mengangkat cerita dari kota tempat mereka tinggal saat ini, daerah asal mereka.