Arjuna, Bimasakti, dan Semar, Tiga Mobil Jagoan Kreasi Mahasiswa

Arjuna, Bimasakti, dan Semar merupakan kreasi mahasiswa Teknik Mesin UGM di bidang industri otomotif yang berprestasi dalam tingkat nasional maupun internasional (Sumber: ugm.ac.id)

Oleh: Erika Dyah

Semar, Arjuna, dan Bimasakti merupakan nama-nama tim mobil jagoan yang berlaga dan mengukir prestasi dalam kompetisi otomotif tingkat nasional dan internasional. Ketiganya tumbuh dan berkembang di bawah naungan PAKSIMA (Pusat Kreativitas Mahasiswa), salah satu divisi Keluarga Mahasiswa Teknik Mesin (KMTM) UGM.

  1. Arjuna, Kuda Listrik yang Gagah dan Berani

Arjuna merupakan salah satu tim mobil bentukan mahasiswa Teknik Mesin UGM yang berfokus pada kategori kompetisi mobil balap listrik. Nama Arjuna diambil dari nama tokoh wayang dalam cerita Mahabharata, ia dikenal sebagai sosok Pandawa yang gagah, tangguh, dan berani. Dipilihnya nama Arjuna merupakan sebuah harapan dari tim agar mobil ciptaanya menjadi mobil yang kokoh dan tangguh berjaya dalam berbagai kompetisi.

Kemunculan Arjuna Generasi I pada tahun 2013 dianggap sebagai sebuah ketertinggalan dalam kategori mobil listrik nasional. Seiring perkembangannya, Arjuna terus memperbaiki diri hingga akhirnya setiap generasi Arjuna mampu berjaya di Kompetisi Mobil Listrik Indonesia (KMLI) setiap tahunnya. Bertepatan dengan PPSMB UGM 2017 di Lapangan Pancasila Graha Sabha Pramana, Arjuna meluncurkan mobil listrik Generasi ke-V bernama Arjuna IPC, yang mampu berlaga dalam kecepatan mencapai 70-100 km/jam. Desain Arjuna Generasi V dibuat seapik mungkin untuk mengikuti kompetisi internasional pertama mereka dalam ajang Student Formula Jepang (SFJ) 2017 di Shizuoka, Jepang.

Prestasi Arjuna tidak sebatas satu-satunya wakil Indonesia pada SFJ 2017, dalam ajang ini Arjuna berhasil memenangkan kategori Best Presentation for Overseas Participant, serta 2nd Best Overall Result in ASEAN for EV (Electric Vehicle) Class.

Arjuna mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, salah satunya Suzuki, sebagai sponsor yang mendorong pengembangan SDM dan kontribusi dalam pengembangan teknologi terutama dalam industri otomotif.

 

  1. Bimasakti, Mobil Formula Pertama Buatan Mahasiswa Indonesia

Bimasakti merupakan mobil formula (performance car) bentukan tim Bimasakti Pertamina Racing Team UGM yang berada di bawah dukungan IATO (Ikatan Ahli Teknik Otomotif). Nama Bimasakti diambil dari karakter wayang tradisional Jawa, yaitu “Bima” dengan kepribadiannya yang jujur, tangguh, dan berani, serta “Sakti” yang berarti kekuatan besar dan ajaib.

Tim Bimasakti merupakan tim mobil formula tingkat mahasiswa pertama yang terbentuk di Indonesia. Bimasakti melesat cepat dengan prestasinya di berbagai ajang internasional, bahkan Generasi ke-5 Bimasakti pada tahun 2016 dinyatakan telah memenuhi standar otomotif internasional atau Society of Automotive Engineers Standar (SAE).

Bimasakti UGM rutin memberi update terbaru mengenai perkembangan dan prestasi tim melalui media sosial, salah satunya lewat akun Instagram @bimasaktiugm

Bimasakti generasi paling anyar, BM-6 mengutamakan empat aspek untuk mampu membuat mobilnya unggul yaitu aspek lightweight, efficient, swift, dan ergonomic.

Kembali berlaga pada kompetisi Student Formula Japan 2017, Bimasakti dengan mobil BM-6 memperoleh peningkatan poin Static Event yang menempatkan UGM dalam peringkat 5 teratas dari seluruh peserta SFJ 2017. BM-6 juga memperoleh desain mobil terbaik kategori Asia Tenggara, dan Top 3 Autocross and Skidpad from Southeast Asia.

Beragam pihak mendukung pencapaian tim Bimasakti UGM antara lain Universitas Gadjah Mada, PT. Pertamina, PT. Telekomunikasi Seluler, PT. Waskita Raya, dan lain sebagainya. Saat ini, Tim Bimasakti sedang mengembangkan mobil generasi ke-7 mereka untuk bertanding kembali di SFJ 2018.

  1. Semar, Teknologi Efisien Bahan Bakar

Berbeda dengan dua mobil sebelumnya yang berlaga di SFJ Jepang, Semar UGM merupakan tim yang menjadi perwakilan Indonesia dalam ajang Shell Eco-marathon (SEM) Asia, juga Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE). Semar UGM fokus mengembangkan mobil hemat energi, menanggapi isu energi dan lingkungan yang menjadi masalah global saat ini. Semar membuat mobil dengan pembagian tiga jenis bahan bakar yaitu bensin, diesel, dan listrik.

Semar mampu membuktikan diri dalam kompetisi mobil mahasiswa tingkat internasional, dengan menjadi bagian dari 8 besar terbaik pada Driver’s World Championship (DWC) 2017 dan berkesempatan untuk menjadi juara pada SEM Asia 2018 melalui final race DWC Regional Asia.

Dalam ajang KMHE 2017, Semar juga mengirim tiga jagoan di antaranya Semar Gasoline yang termasuk dalam tipe mobil urban, serta Semar Proto Diesel dan Semar Proto Electric dalam kategori mobil proto. Kedua kategori tersebut didasarkan pada pembagian desain yang merupakan bagian dari regulasi perlombaan mobil hemat energi.

Menanggapi isu global tentang kelangkaan energi, tim Semar UGM mengembangkan teknologi otomotif berbasis bahan bakar hemat energi (Sumber: clapeyronmedia)

Kategori urban merupakan kategori perlombaan mobil dengan desain umum seperti mobil perkotaan yang tampilannya mirip mobil konvensional. Karenanya, desain Semar Gasoline dibuat menyerupai city car 4 roda yang lengkap dengan wiper, driving light, serta ergonomic driving position. Sedangkan kategori proto merupakan ajang adu mobil prototype, yang desainnya dibuat aerodinamis agar tidak terkena gesekan udara dan mampu memaksimalkan performa.

Tim Semar melakukan sistem donasi terbuka bagi siapa saja yang bersedia mendukung pendanaan dari pengembangan mobil hemat energi ini. Pada website-nya, Semar selalu memberi update terbaru terkait jumlah donasi yang mereka dapatkan. Semar juga mendapat dukungan penuh dari UGM sebagai wujud prihatin atas kepadatan jalanan oleh kendaraan yang mengkonsumsi banyak bahan bakar.

Ketiga tim pengembang mobil membuka kesempatan yang luas untuk mahasiswa di luar jurusan Teknik Mesin untuk bergabung dalam pengembangan teknologi ini, bahkan untuk mahasiswa sosio-humaniora sekalipun (Sumber: bimasakti.ft.ugm)

Tiga mobil kreasi mahasiswa ini membuktikan bahwa kreativitas mahasiswa tidak terbatas pada elaborasi teori di atas kertas saja. Semar, Arjuna, dan Bimasakti menjadi bukti dan harapan bagi pendidikan Indonesia untuk meningkatkan kualitas rekayasa mesin, melalui praktik peningkatan kualitas sumber daya dalam industri otomotif.

(Artikel kurasi oleh Erika Dyah)