Jogja Student Orchestra: Ketika Pelajar Yogya Bersimfoni

Jogja Student Orchestra, ruang belajar di bidang pertunjukan orkestra bagi pelajar Yogyakarta.
Dok. jogjastudentorchestra.com

oleh: Christian Theo Dwi Hartono

Mengusung identitas Yogyakarta sebagai kota pelajar, Jogja Student Orchestra menjadi wadah bagi para pelajar Yogyakarta yang memiliki antusiasme di bidang seni pertunjukan musik orkestra.


Afriza Animawan Arifin, Pendiri JSO

Afriza Animawan Arifin sebagai pendiri, mengaku membentuk Jogja Student Orchestra (JSO) pada 2016 untuk mempersatukan musisi-musisi pelajar karena ia yakin ada banyak bakat-bakat istimewa di Yogyakarta.

“Kenapa pelajar? Karena pelajar berada di masa belajar, masa penasaran, dan masa-masa yang masih sangat bisa mengembangkan minat bakat mereka, sehingga JSO bisa dijadikan sarana untuk belajar melalui kegiatan orkestra,” kata Afriza.

JSO beranggotakan pelajar Sekolah Dasar hingga mahasiswa yang secara umum masih dalam tahap pengembangan diri.

Dengan misi memadukan budaya dan kearifan lokal Yogyakarta dengan pertunjukan musik orkestra yang dikemas secara edukatif, JSO menerapkan visinya dalam kegiatan JSO yang dibagi menjadi dua tim utama: manajemen dan pemain.

Jadi JSO terbuka tidak hanya untuk pelajar yang memiliki bakat di bidang musik orkestra, namun juga bagi yang berminat dalam manajerial pertunjukan.

Pertunjukan konser orkestra menjadi kegiatan utama JSO. Bertempat di TVRI Yogyakarta, sekitar 40 anggota aktif JSO baik tim manajemen maupun pemain rutin berkumpul pada Selasa, Rabu, dan Jumat setiap minggunya untuk mempersiapkan konser orkestra tahunan.

Pada November 2017, JSO mengadakan Grand Concert Konser Pendidikan 2017 bertajuk “Suara Bangku” di Auditorium Driyarkara Universitas Sanata Dharma.

Tidak main-main, konser ini turut menghadirkan Oni Krisnerwinto, Citra Scholastika, Gilbert Pohan, Dinno Alshan, Brian “Jikustik”, Rafi Daeng, serta berkolaborasi dengan Paduan Suara Mahasiswa “Cantus Firmus” Universitas Sanata Dharma.

Kania, salah seorang penonton, berpendapat bahwa konser tersebut bagus, dengan pemilihan lagu sesuai alur cerita didukung dengan banyaknya bintang tamu baik lokal maupun nasional. “Namun, teaternya agak kurang jelas,” tambah Kania dalam wawancara dengan wargajogja.net, (2/4).

Dinamika JSO yang memiliki semangat untuk menjadi ruang belajar memberikan kesan mendalam bagi anggotanya, baik dalam tim manajemen maupun tim pemain.

Stephanie Lidya, salah satu manajemen JSO di bidang kreatif mengaku belajar banyak hal dari JSO.

“Aku merasa punya tanggung jawab bukan cuma pada para pemain, tapi juga pada orang tua yang udah banyak berkorban supaya anaknya diberi panggung untuk berkarya,” ujar mahasiswi UGM yang akrab disapa Stepha ini.

Para pemain dalam JSO juga mengaku senang berdinamika di sana. “Seru dan gokil, karena pemain (alat musik) tiup banyak additional-nya, jadi banyak teman dan wadah untuk belajar. Aransemen partitur juga lumayan asyik,” ungkap Haryo, salah satu pemain trombone di JSO.

Sebagai organisasi nirlaba, JSO membuka donasi bagi warga yang mau memberikan sumbangan baik dalam bentuk instrumen, perlengkapan konser, maupun sumbangan dana. Untuk informasi lebih lanjut mengenai donasi dan hal lain, JSO dapat dihubungi melalui email jogjastudentorchestra@gmail.com.