PJJ di SD Tarakanita Bumijo: Pendidikan Karakter Tetap Yang Utama

Di Pembelajaran Jarak Jauh SD Tarakanita Bumijo, peserta didik diajak untuk menyalakan kamera agar interaksi guru-murid bisa optimal (17/11).

Oleh: Stefanus Fajar Setyawan

Dalam pelaksanaan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), Kemdikbud mengimbau lembaga sekolah untuk tetap mengedepankan pendidikan karakter. Sejalan dengan itu, SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta juga mengombinasikan pendidikan akademik yang mengutamakan nilai-nilai karakter selama PJJ. Baik guru maupun orang tua sama-sama mengarahkan siswa untuk membiasakan nilai-nilai kehidupan walau sedang belajar di rumah.

Kepala SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta, Arif Tri Handoko Wardani (42) mengatakan bahwa pihak sekolah tetap mengondisikan peserta didik belajar seperti di sekolah. Pengondisian yang diberlakukan adalah menyusun jadwal pelajaran selayaknya pembelajaran tatap muka. “Kelas kita mulai dari pukul 7 dengan doa pagi, lalu jam 7.15 mulai pelajaran hingga jam 11.00,” kata Arif (17/11). Selain itu, baik guru maupun siswa diharuskan memakai seragam ketika sesi kelas. Arif juga mengatakan bahwasannya hal tersebut mampu membangkitkan semangat anak-anak untuk tetap fokus belajar walau berada di rumah.

Pendidikan Karakter Tarakanita (PKT) yang menjadi sarana pembelajaran karakter di SD Tarakanita Bumijo turut mengalami penyesuaian. Pengampu PKT, Venny Ardyani Tri Primasari (38) mengatakan bentuk pendidikan karakter di SD Tarakanita Bumijo dimulai dari hal-hal sederhana, seperti mengajak anak untuk menyalakan kamera sewaktu kelas daring. Hal itu bertujuan untuk membentuk kedekatan hati. “Saya minta siswa untuk membuka kamera supaya saya bisa melihat senyuman mereka dan bisa menyemangati yang terlihat malas,” kata Venny (17/11).

Kepala SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta, Arif Tri Handoko menekankan bahwa sinergitas guru dan orang tua sangat diperlukan demi keseimbangan karakter dan kognitif anak (17/11).

Pendidikan Karakter Tarakanita (PKT) yang tersari ke dalam CC5 Plus tetap menekankan nilai kedisiplinan, tanggung jawab, dan daya juang selama PJJ. Meski tidak bisa mengontrol perilaku siswa selayaknya kelas tatap muka, Venny tetap meminta siswa untuk tetap jujur dalam mengerjakan tugas. “Wali kelas juga melihat kejujuran siswa dalam mengerjakan tugas lewat tanya jawab di sesi sinkronus,” ujar Venny (17/11). Arif juga menekankan kepada siswa bahwa nilai bagus dari hasil ketidakjujuran akan berakhir sia-sia.

Salah satu orang tua siswa SD Tarakanita Bumijo, Tami (46) mengatakan bahwa mendidik karakter anak di saat PJJ adalah tantangan tersendiri. “Pertama, kita perlu menguasai materi. Kedua, kondisi belajar anak yang sangat berbeda sehingga berdampak kepada keseriusan anak. Ketiga, anak cenderung mengerjakan tugas di last minute,” ujar Tami (16/11). Ia juga mengakui bahwa wibawa orang tua dan guru yang berbeda di hadapan anak juga berdampak pada kepatuhan anak.

Meski demikian, Tami juga merasa bahwa melalui tugas-tugas selama PJJ, anaknya dituntut untuk mandiri dan disiplin. “Seperti dari tugas proyek prakarya, kalau tidak dikerjakan sekarang, mama tidak mau mengantar kamu beli bahan-bahannya,” kata Tami. Dari tugas proyek, menurutnya, anak dituntut untuk mengatur waktu agar tidak mengerjakan tugas di menit-menit akhir. Ia juga dapat menata sedemikian rupa kondisi belajar anak meskipun harus memberikan usaha ekstra.

SD Tarakanita Bumijo memiliki proses monitoring tersendiri selama PJJ. Terdapat grup WhatsApp antara guru wali kelas dengan orang tua siswa serta guru dengan para siswa. Melalui grup tersebut, guru bisa menyampaikan pencapaian tugas siswa kepada orang tua. Selanjutnya, orang tua diharapkan bisa turut mengontrol belajar anaknya. “Jika ada siswa yang belum mengumpulkan tugas, saya (sebagai guru) akan melaporkan ke grup WhatsApp. Meskipun nanti ada jeda waktu lagi, tapi orang tua juga tahu bahwa anaknya belum mengumpulkan tugas,” kata Arif. Meski begitu, guru juga tidak mentoleransi siswa yang tetap tidak mengumpulkan tugas setelah perpanjangan waktu.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by TarakanitaBumijoSD (@tarkibumijo)

Agar para siswa, orang tua, dan guru bisa saling bersinergi, SD Tarakanita Bumijo mengadakan program khusus selama PJJ. Untuk siswa, pihak sekolah mengadakan program alumni mengajar, tokoh mengajar, serta mengundang guru di lingkungan Tarakanita untuk menjadi guru tamu. Untuk orang tua siswa, pihak sekolah juga bekerja sama dengan dosen dan psikolog tentang bagaimana belajar dan mendampingi anak serta mengatur tingkat stres. “Yang utama adalah anak tidak tertekan, orang tua tidak tertekan, dan guru bisa melayani sebaik-baiknya,” ujar Arif.

Pemenuhan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik tetap diutamakan dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di SD Tarakanita Bumijo. Harapannya, selain terasah secara kognitif, peserta didik juga terbiasa hidup di keluarga dan masyarakat dengan nilai-nilai sosialnya. Arif mengatakan bahwa sekolah tetap menanamkan nilai sosial melalui hal sederhana, seperti lewat tugas proyek. Sebagai contoh, dari gabungan Pendidikan Karakter Tarakanita (PKT) dan Tematik, siswa diajak untuk melihat perkembangan tumbuhan. “Secara afektif, anak-anak akan menyiram (tumbuhan) agar tumbuh, (lingkungan) disekitarnya juga harus bersih,” kata Arif.

Selama pembelajaran daring, jam pelajaran di SD Tarakanita dimaksimalkan agar penyampaian dan penerimaan materi bisa optimal. “Dari Kementerian hanya memperbolehkan maksimal 3 mata pelajaran atau 6 JP (jam pelajaran), nah kita ambil maksimalnya,” kata Arif. Ia juga menjelaskan walau di sekolah lain ada yang hanya menerapkan 2 JP atau 4 JP per hari, SD Tarakanita Bumijo tetap 6 JP. Pihaknya tetap memberlakukan 6 JP per hari karena melihat potensi mata pelajaran dan materinya yang begitu banyak.