Atmosphere of Reality: Muda yang Berkarya

Pameran tugas akhir SMSR Yogyakarta 2018, mengangkat tema “Atmosphere of Reality” (28/5).

oleh: Dian Pitaloka

Berangkat dari sindiran generasi sebelum mereka, pameran tugas akhir Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Yogyakarta angkatan 2018 mengangkat tema “Atmosphere of Reality”.

Acara ini diselenggarakan oleh siswa-siswi kelas 12 SMSR di Taman Budaya Yogyakarta, 26-28 Mei 2018. Tidak hanya pameran, acara ini juga dilengkapi dengan creative sharing, lomba fotografi dan komik digital, serta penampilan dari berbagai musisi indi Yogyakarta.

 “Generasi sebelum kami selalu bilang bahwa anak zaman sekarang malas, karena ada teknologi. Kami mencoba untuk mengatakan bahwa kami memang hidup tidak terpisahkan dengan teknologi, tapi kami juga menghasilkan karya yang nyata dari dalam atmosfir yang sering dibilang maya tersebut,” ujar ketua pelaksana pameran, Navika Pramestya Putri (28/5)

Untuk pameran tugas akhir ini, setiap siswa diwajibkan membuat minimal dua karya. Tahun ini, ada lebih dari 200 karya yang ditampilkan dari enam kompetensi keahlian yang diajarkan.

Karya-karya tersebut berupa lukisan, instalasi dan patung, visual branding beserta produk-produk dummy, film animasi, produk kayu dan rotan, keramik, serta berbagai macam kreasi tekstil berupa kain dan pakaian siap pakai.

 

 

 

 

 

 

 

 

Beberapa produk dari kompetensi tekstil, yakni kain batik dan baju siap pakai.

 

Salah satu panitia dan juga kontributor dari program DKV, Eki, memilih untuk menampilkan visual branding dari produk buatannya sendiri, automotive apparel. Ia berencana mewujudkan produk ini menjadi brand yang dapat dipasarkan di kemudian hari.

Sebagai panitia, Eki juga menjelaskan bahwa kesulitan penyelenggaraan pameran ini terletak pada sumber dana dan pengamanan karya. Ada beberapa patch, pin, pena, dan barang display lainnya yang kemungkinan diambil oleh pengunjung. Sulit untuk mengendalikan keamanan dalam hal-hal demikian ketika ada sangat banyak pengunjung.

 

 

 

 

 

 

 

 

Beberapa merchandise pada produk visual branding yang dipajang hilang karena kurang ketatnya pengamanan.

 

Selama tiga hari berjalan, pameran ini menarik lebih dari 2.000 pengunjung. Salah satunya adalah Umar, mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN Veteran, yang juga seorang penyuka seni kriya. Ini adalah kedua kalinya ia datang ke pameran tugas akhir SMSR. Kali ini, ia datang untuk mengisi katalog digital UKM-nya di Instagram.

Menurut Umar, pameran tahun ini lebih baik daripada tahun lalu. Namun, masih ada ruang untuk melakukan perbaikan, dari segi variasi karya dan penataan. Ia merasa kolaborasi seni lukis, kayu, dan karya seni lainnya yang ditata tersebar di seluruh ruangan membuat pengunjung sulit fokus mengamati suatu karya.

Selain pengunjung umum seperti Umar, banyak juga pegiat seni yang sengaja datang untuk mencari koleksi karya. Produk yang paling banyak menarik minat pembeli adalah kerajinan kayu, bahkan sudah banyak yang menjatuhkan pilihannya. Namun transaksi baru akan dilaksanakan setelah pameran berakhir, tidak melalui panitia melainkan langsung dengan pemilik karya.

Pameran tugas akhir ini juga digunakan oleh alumni SMSR Yogyakarta sebagai agenda reuni tahunan, sekaligus mengevaluasi kinerja adik-adik kelasnya dari tahun ke tahun. Harapannya, akan selalu ada perbaikan dan karya lebih inovatif oleh tahun-tahun berikutnya.