Eksotisme Budaya Banyuwangi di Bumi Yogyakarta

Oleh: Nabila Hanum

Komunitas Pelajar Mahasiswa Banyuwangi Yogyakarta (KPMBY) dan Sanggar Sritanjung menampilkan pagelaran budaya Banyuwangi dengan tema “Mahakarya Bumi Blambangan Semburat Sunar Gumregah Ring Banyuwangi” di Taman Budaya Yogyakarta, pada 5-7 April 2017. Selain menampilkan musik dan tarian, pagelaran ini menampilkan pertunjukan Barong, drama kolosal, pemutaran film, pameran lukisan, dan sarasehan budaya mengenai  Bumi Blambangan.

Acara yang baru pertama kali diadakan di Yogya ini bertujuan mengobati kerinduan warga Banyuwangi di Yogyakarta dengan kampung halaman sekaligus memperkenalkan budaya Banyuwangi kepada warga Yogyakarta.

Tampak luar dari Gedung Taman Budaya Yogyakarta tempat diadakannya pagelaran budaya yang dihiasi oleh ornamen khas Banyuwangi (5/4).
Acara pembukaan dilakukan dengan menggunakan ritual adat Suku Osing yaitu  suku asli dari Banyuwangi. Pembukaan diawali dengan tirap budaya yang diikuti oleh rombongan obor, barong, dan penari Gandrung (5/4).
Setelah rombongan tirap budaya kembali ke halaman Gedung Taman Budaya Yogyakarta, acara dilanjutkan dengan penampilan Tari Jejer Jaran Dawuk atau Tari Gandrung oleh Sanggar Sritanjung. Tarian ini mengisahkan mengenai rasa syukur terhadap hasil panen. (5/4)
Malam pembukaan ditutup dengan  syukuran berupa makan bersama di halaman Gedung Taman Budaya Yogyakarta yang diikuti oleh peserta, pengkarya, serta tamu (5/4).
Hari kedua pagelaran budaya, diadakan pameran lukisan karya pelukis asal Banyuwangi. Lukisan-lukisan tersebut dibawa langsung dari Banyuwangi (6/4).
Salah satu lukisan yang ditampilkan berjudul Genduk Bergrandung karya Edi Purnomo pada tahun 2016 (6/4).