oleh: Eden Anugrah Hyang
Kontes-kontes dengan tipe sejenis dengan Putri Indonesia kini banyak diselenggarakan, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berikut sejumlah kontes yang digelar di DIY dengan berbagai latar belakang dan tujuan yang berbeda. Semuanya dapat menjadi wadah bagi anak muda di Yogyakarta dalam menyalurkan bakat, ketertarikan dan kepedulian untuk mengembangkan potensi daerah.
- Duta Museum DIY
Pemilihan Duta Museum DIY ini adalah kompetisi yang rentang usia pesertanya cukup unik yaitu 21-40 tahun.
Tujuan kompetisi ini adalah mengajak orangmuda untuk semakin peduli pada museum-museum di Yogyakarta dan mengkomunikasikan warisan budaya kepada masyarakat luas seperti dituliskan dalam web resmi Duta Museum DIY.
Selain untuk mencari juara, duta museum juga melantik duta untuk masing-masing museum besar di Yogyakarta. Tugasnya mempelajari museum tersebut dan untuk memandu tour de museum ketika ada kunjungan rombongan ke museum tersebut. Contoh gelarnya sebagai berikut: Duta Museum Affandi, Duta Museum Dr.YAP, Duta Museum Sandi, Duta Museum Benteng Vredeburg dan lain-lain. Pemilihan duta museum ini didukung oleh Dinas Kebudayaan Provinsi DIY. Semboyan paguyuban duta museum adalah “museum di hatiku”.
2. Duta HIV AIDS DIY
Pemilihan Duta HIV AIDS dilaksanakan tahunan, tujuannya mencari orang-orang muda yang siap teribat dalam upaya penanggulangan HIV AIDS di Yogyakarta. Dalam akun Facebook resmi Ikatan Duta HIV dan AIDS DIY, dikatakan bahwa Duta HIV dan AIDS DIY adalah wadah bagi remaja untuk menyalurkan kepeduliannya terhadap isu dan dampak virus HIV di masyarakat. Pemilihan baru mulai dilaksanakan di tahun 2016 dan didukung oleh Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta. Kampanye yang disuarakan adalah untuk ‘Stop diskriminasi, jauhi virusnya, bukan orangnya!’.
3. Koko Cici Jogja
Kompetisi ini dimulai dari tahun 2015. Fokusnya adalah untuk bersama-sama memelihara budaya Indonesia, terutama budaya Tionghoa. Cara komunitas Koko Cici Jogja memperkenalkan budaya Tionghoa ada bermacam-macam. Salah satunya dengan caption di akun instagram resmi @kokocicijogja yang menjelaskan mengenai upacara pernikahan adat Tionghoa.
Koko Cici Jogja juga meluncurkan logo resmi komunitas yang melambangkan kemakmuran, keberanian, kesiapan dan semangat koko cici untuk berkontribusi dalam melestarikan budaya Tionghoa dan pengabdian sosial di Yogyakarta.
Hal menarik dari kontes ini adalah, pendaftar pemilihan Koko Cici Jogja tidak harus berasal dari etnis Tionghoa, yang penting bersedia mengenal dan mengembangkan budaya Tionghoa. Setelah kompetisi selesai, komunitas ini tetap melaksanakan kegiatan-kegiatan budaya misalnya Cheng Beng yang merupakan tradisi ziarah ke makam leluhur.
4. Putera Puteri Bahari DIY
-
Pemilihan Putera Puteri Bahari DIY ini adalah bagian dari pemilihan Putera Puteri Bahari Indonesia yang diadakan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan. Jadi, pemenang dari pemilihan Putra Putri Bahari DIY akan mewakili DIY ke kompetisi nasional. Menurut informasi dari Hard Rock FM kompetisi ini diadakan sejak tahun 2012. Tujuan kompetisi ini adalah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebaharian Indonesia yang memiliki sangat banyak potensi. Cara yang dilakukan para peserta bisa berbeda-beda. Misalnya bercerita dan memaparkan data-data seperti yang dilakukan oleh pemenang Putra Putri Bahari DIY 2017 Rizky Winata dalam akun instagramnya @rizkywinata.
Rizky Winata juga mewakili DIY dalam kompetisi Putra Putri Bahari Nasional dan berhasil masuk dalam Top 5 Best Talent dan menyabet penghargaan Best National Costume. Jargon kompetisi ini adalah “Jalesveva Jayamahe” yang juga merupakan semboyan TNI Angkatan Laut. Berasal dari bahasa Sanskerta yang bisa diartikan sebagai “Di Lautan Kita Jaya”.
5. Duta Remaja GenRe DIY
-
GenRe dalam titel kompetisi ini adalah kependekan dari Generasi Berencana. Pemilihan ini diadakan 2 tahun sekali dan berada di bawah naungan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Yogyakarta. Pemilihan ini juga diadakan untuk mengkampanyekan gerakan Generasi Berencana. Semboyan komunitas ini adalah “Say No to Early Marriage, Sex Before Marriage and Drugs.” Setelah rangkaian pemilihan selesai, para kontestan tetap mengikuti berbagai kegiatan. Terutama yang berkaitan dengan kampanye mereka.
Seperti yang diunggah dalam akun instagram resmi @dutaremajajogja tampak dokumentasi kegiatan Kampanye Pendewasaan Usia Perkawinan di Kecamatan Pakualaman. Dalam kegiatan kampanye Duta Remaja GenRe banyak bekerjasama dengan Forum PIK-R Kota Yogyakarta atau Pusat Informasi dan Konseling Remaja.
6. Dimas Diajeng di tiap-tiap Kabupaten/Kota
Pemilihan duta wisata ini diadakan oleh Dinas Pariwisata tiap Kabupaten dan Kota di DIY. Diselenggarakan dengan nama Dimas Diajeng. Jadi ada Dimas Diajeng Kota Yogyakarta, Dimas Diajeng Sleman, Dimas Diajeng Bantul, Dimas Diajeng Gunungkidul dan Dimas Diajeng Kulonprogo. Pemilihan ini diadakan untuk meningkatkan awareness anak muda terhadap wisata lokal daerahnya. Pemilihan dimas diajeng ini dilaksanakan setiap tahun.
Setelah periode pemilihan selesai, tugas para dimas diajeng tidak berakhir begitu saja tetapi masih berjalan hingga dua tahun kedepan. Tugas-tugasnya misalnya menjadi panitia acara yang diadakan Dinas Pariwisata, menghadiri acara-acara dan tentunya mengkampanyekan pariwisata daerah yang diwakili.
Semboyan pemilihan Dimas Diajeng dari tiap Kabupaten Kota berbeda. Dimas Diajeng Gunungkidul menggunakan “Inspiratif, Cerdas, Berbudaya”, Dimas Diajeng Kota Yogyakarta menggunakan “Muda, Dinamis dan Berbudaya”, Dimas Diajeng Kulonprogo dengan “ Guyub, Kreatif dan Berbudaya”, Dimas Diajeng Bantul dengan semboyan “Cendekia, Beretika dan Berbudaya”, lalu Dimas Diajeng Sleman menggunakan ungkapan yang sedikit lebih berbeda dari yang lainnya yaitu “Berkarakter, Peduli, Berprestasi.”
7. Miss Bantul
Miss Bantul ini penyelenggaraannya didukung oleh Pemerintah Kabupaten Bantul. Hampir seperti Dimas Diajeng Bantul tetapi hanya untuk perempuan saja. Semboyan yang digunakan adalah “Pesona Muda, Bertalenta, Berbudaya, Ayo Makarya Mbangun Desa”. Dapat dilihat dari semboyannya bahwa kompetisi ini mengkampanyekan pengembangan daerah berfokus pada pembangunan desa.