Kakak Asuh Yogyakarta: Memberi dan Membimbing

 

Jo (paling kanan, ke-3 dari belakang) bersama relawan Kakak Asuh Yogyakarta batch 3 seusai pengajaran perdana di sekolah mitra pengajaran rutin, SDN Sinduadi I. (Sumber: Dokumentasi Kakak Asuh Yogyakarta)

Oleh: Diva Diandra D.

Dilatari keresahan atas kondisi pendidikan dan ketimpangan sosial di sekitar mereka, Yesa (21), Fakhri (21), Ghina (21), dan Aldo (21) membentuk komunitas sosial Kakak Asuh di Kota Bogor dan Bandung yang berfokus pada bidang sosial dan pendidikan anak usia 7-12 tahun.

Kakak Asuh memiliki peran utama berupa edukasi dan pemberdayaan, yaitu mengedukasi anak-anak sesuai minat mereka dan memberdayakan mahasiswa untuk turun tangan melihat permasalahan pendidikan di kota mereka sendiri.

Kini, komunitas yang dibentuk pada 18 April 2018 itu sudah resmi menjadi sebuah yayasan dengan nama Yayasan Karya Kakak Asuh dan aktif di 8 daerah pengajaran, salah satunya adalah Yogyakarta.

Wakil Koordinator Daerah Kakak Asuh Yogyakarta, Alpin Badillah atau yang akrab disapa Jo (20), menerangkan bahwa kegiatan Kakak Asuh Yogyakarta meliputi kegiatan internal dan eksternal. Kegiatan internal yang dimaksud, antara lain malam keakraban (makrab), penyambutan anggota baru, rapat kerja, rapat mingguan, upgrading, dan bonding.

“Kegiatan eksternal berupa pengajaran mingguan. Nah, di pengajaran mingguan ini kami memilih satu sekolah di Yogyakarta, lalu kami bimbing adik-adik asuh yang ada di sana,” kata Jo (4/10).

Selama dua tahun berjalan, Kakak Asuh Yogyakarta telah bekerja sama dengan dua sekolah sebagai mitra kegiatan pengajaran rutin dan lima sekolah lain sebagai mitra kerja sama jangka pendek dalam rangkaian kegiatan roadshow pengajaran satu hari.

Kegiatan pengajaran Kakak Asuh Yogyakarta batch 3 dimulai sejak 22 Februari 2020 di SDN Sinduadi I. Pengajaran ini dilakukan secara tatap muka setiap hari Sabtu tepat setelah jadwal KBM sekolah tersebut usai. Dengan durasi 3 jam, setiap kelas difasilitasi oleh 3-4 Kakak Asuh sebagai pengajar.

Staf Divisi Pendidikan dan Kompetensi, Jovanna yang akrab disapa Jeje (20), menyampaikan, “Ada 14 pertemuan dalam rancangan kegiatan pengajaran kami, berisi kegiatan menarik yang dapat menstimulasi perkembangan karakter anak, mulai dari mewarnai, bermain, bernyanyi, bahkan sampai menulis buku harian.” (4/10).

Menurut Jeje, kegiatan pengajaran yang dilakukan Kakak Asuh berbeda dengan pendidikan formal pada umumnya karena tidak hanya berfokus pada bidang akademik, tetapi juga non-akademik seperti pengembangan moral, karakter, dan talenta adik asuh. Sesuai dengan motonya, Kakak Asuh “memberi dan membimbing” anak-anak Indonesia tanpa mengharap suatu imbalan apapun.

Salah satu relawan Kakak Asuh Yogyakarta membimbing adik asuh menulis buku harian sebagai bentuk ekspresi bahasa intelektual dan emosional. (Sumber: Dokumentasi Kakak Asuh Yogyakarta)

Selain pengajaran, Kakak Asuh Yogyakarta juga memiliki kegiatan eksternal berwirausaha untuk mendanai kegiatan dan kebutuhan organisasi dengan berjualan di Sunmor dan Alun-Alun Kidul.

“Setiap daerah pengajaran mendapatkan dana dari Kakak Asuh Pusat yang masuk melalui donasi uang, pakaian, dan lainnya untuk mendukung inventaris serta finansial Kakak Asuh Yogyakarta. Kakak Asuh Yogyakarta juga menerapkan sistem kas yang mana nominalnya itu berdasarkan kesepakatan bersama,” kata Jo.

Kakak Asuh tidak hanya membuka donasi untuk memfasilitisasi adik asuh, tetapi juga untuk bantuan sosial dan kemanusiaan, seperti bencana Palu tahun 2018 dan banjir Jabodetabek (1/1). Selain itu, Kakak Asuh Yogyakarta aktif bekerja sama dengan media-media lokal seperti radio untuk mengenalkan Kakak Asuh ke khalayak luas terutama mahasiswa.

Taufik (20), salah satu relawan Kakak Asuh Yogyakarta batch 3, menyampaikan bahwa ia belajar banyak hal baru dalam mengajar anak-anak secara langsung dari kegiatan Kakak Asuh yang ia ikuti.

“Sebenarnya, sangat susah untuk memulai, tetapi sejauh ini ternyata bikin kangen, baik dari sisi pengajaran, anak-anaknya, maupun kekeluargaan Kakak Asuh itu sendiri,” ungkap Taufik (4/10). Taufik mengaku ia tidak “digaji” dan tidak dipungut biaya selain uang kas yang digunakan untuk menunjang fasilitas bagi adik asuh.

Sementara itu, rangkaian kegiatan Kakak Asuh Yogyakarta batch 3 tidak lepas dari dampak pandemi Covid-19. Dengan adanya aturan pembatasan sosial dan work from home, Kakak Asuh mengambil kebijakan untuk menghentikan kegiatan pengajaran di seluruh daerah dan menunda kegiatan luring lainnya sejak 16 Maret 2020 karena mempertimbangkan keselamatan bersama.

Menanggapi hal tersebut, Jo menyampaikan bahwa selama pandemi, Kakak Asuh lebih berfokus pada kegiatan daring, seperti edukasi melalui konten kreatif di media sosial, penguatan branding Kakak Asuh, penyelenggaraan lomba daring untuk anak-anak, dan kegiatan kreatif lainnya.

Untuk rencana di periode batch selanjutnya, Jo menyampaikan bahwa Kakak Asuh Yogyakarta akan ada open recruitment dalam waktu dekat melalui laman resmi Kakak Asuh serta media sosial Instagram @kakakasuh dan @kajogja. Kegiatan eksternal seperti pengajaran di masa pandemi masih dimusyawarahkan lebih lanjut mekanismenya oleh Kakak Asuh Pusat agar mendapat solusi terbaik.

Taufik berbagi harapannya untuk Kakak Asuh, “Semoga Kakak Asuh semakin berkembang, semakin jaya, dan menjadi rumah bagi para relawan yang berjasa besar.”