Lipstik untuk Difabel di Yogyakarta

Laninka (kanan) membagikan lipstik kepada penyandang disabilitas di Pusat Rehabilitas YAKKUM,  Yogyakarta (27/08/2018).

Oleh: Shaffa Tasyani Renaningtyas

Diawali dari sebuah keinginan untuk mendukung sesama penyandang disabilitas, Laninka Siamiyono tidak menyangka bahwa kampanye Lipstik untuk Difabel yang diusungnya dari Tangerang tersebar luas hingga sampai ke telinga warga Yogyakarta.

Lipstik untuk Difabel merupakan kampanye yang dilakukan oleh seorang perempuan penyandang disabilitas bernama Laninka. Pada usia 6 tahun Laninka mengidap penyakit rheumatoid arthritis yang mengakibatkan ia tidak dapat berjalan dan beraktivitas bebas seperti sedia kala. Selama membiasakan diri berjalan menggunakan kursi roda, Laninka bertemu dengan make up, terapi psikis yang belum pernah ditemukannya.

Laninka menyebarluaskan kampanye pertama kali melalui akun Instagram pribadinya, @heylaninka pada 18 Juli 2018.

Laninka menekankan bahwa kampanye Lipstik untuk Difabel memberikan dukungan kepada sesama penyandang disabilitas, khususnya perempuan, bahwa penting untuk memiliki kepercayaan diri meskipun tidak memiliki kesempurnaan secara fisik. “Biasanya, penyandang disabilitas itu jarang merawat diri. Aku ingin menyampaikan bahwa mereka (wanita penyandang disabilitas) itu berhak merasa cantik,” kata Laninka.

Kenapa lipstik? Jawaban Laninka sederhana. “Karena lipstik itu murah, mudah, dan efeknya paling kelihatan dibandingkan yang lain.” Lipstik dipercaya memiliki kekuatan untuk mengubah mood seorang wanita. Untuk mendapatkan lipstik pun terjangkau, baik dari segi ketersediaan produk maupun harga. Serta cara mengaplikasikannya pun mudah, tidak perlu memiliki keterampilan tertentu.

Kampanye Lipstik Untuk Difabel semakin menyebar di Yogyakarta setelah Anis, seorang karyawan Folksy Magazine berinisiatif untuk mengajak Laninka bekerja sama membagikan lipstik kepada penyandang disabilitas di Yogyakarta.

Sebelum ajakan ini, Anis bercerita bahwa Laninka sendiri sudah merencakan untuk pergi ke Yogyakarta setelah adanya tawaran untuk menghadiri acara Walkathon 2018 yang diadakan pada 26 Agustus lalu. Dalam acara Walkathon 2018 inilah Laninka memperkenalkan Lipstik untuk Difabel kepada warga Yogyakarta.

“Laninka pertama kali membagikan lipstik waktu acara Walkathon, di sana Laninka membagikan lipstik ke beberapa perempuan penyandang disabilitas, salah satunya atlet Asian Paragames yang kebetulan datang. Lalu besoknya Laninka bersama kami (karyawan Folksy) mengunjungi YAKKUM, kami membagikan lipstik juga di sana,” kata Anis.

Anis, salah satu karyawan Folksy Magazine yang membantu Laninka menyebarkan lipstik di Yogyakarta

Laninka membawa 600 buah lipstik yang siap dibagikan ke penyandang disabilitas di Yogyakarta. Anis juga membuka donasi bagi mereka yang ingin memberikan lipstik atau donasi berupa uang yang berlokasi di Yogyakarta. Kendala yang dirasakan Anis pada awalnya adalah sulitnya menarik massa, yang mengharuskan Anis melakukan pendekatan secara langsung. “Awalnya sulit untuk menarik massa. Lalu aku mencoba untuk menghubungi salah satu komunitas penyandang disabilitas melalui e-mail, mereka membantuku untuk menyebarkan kampanye ini. Setelah itu, yang tertarik dan daftar ke aku banyak sekali. Dari situ mulai banyak yang tahu, percaya, dan dapat lipstik.”

Saat ini lipstik yang tersedia untuk penyandang disabilitas dapat diambil langsung di kantor Folksy Magazine di Jl. Timoho 1 no 599B, Semaki, Umbulharjo. Yang perlu dilakukan hanyalah mendaftarkan diri kepada Anis, untuk memastikan ketersediaan lipstik.

Salah satunya Hastu, seorang tunarungu yang tertarik untuk mengambil lipstik. “Idenya (kampanye) bagus untuk wanita difabel yang suka berdandan atau ingin terlihat cantik. Saya sendiri suka lipstik supaya terlihat feminim,” ujar Hastu.

Hastu dan penerima lipstik lainnya mendapat dua buah lipstik dalam satu tas. Dua lipstik tersebut dipilih oleh Laninka dengan merek dan warna yang berbeda, penerima tidak dapat memilih. Meskipun begitu, Hastu mengakui bahwa dirinya menyukai lipstik yang diterima dan mendukung kampanye ini sebagai gerakan untuk membangun kepercayaan diri sesama penyandang disabilitas.