Membangun Kricak sebagai Kelurahan Wisata

Lahan seluas 9000 meter persegi untuk dijadikan kawasan outbound di Kelurahan Kricak, Tegalrejo, Yogyakarta.

Oleh: Almara Jati

Kelurahan Kricak sedang merencanakan pembangunan kelurahan wisata yang pengelolaannya melibatkan warga. Meski letaknya di daerah yang padat penduduk, Kricak akan menawarkan pesonanya sebagai kelurahan wisata dengan sajian kuliner, kegiatan budaya, cenderamata, dan kawasan outbound.

Berawal dari prestasi juara ketiga lomba kuliner dan budaya se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kelurahan Kricak kini sedang membangun dirinya menjadi  sebuah kelurahan wisata. Perencanaan yang diusulkan oleh Arfandy, Ketua Kelurahan Wisata Kricak, dimulai November 2016 lalu dengan melibatkan anggota karang taruna dan sejumlah warga sebagai pengurus.

Untuk pengelolaan, warga sekitar nantinya akan mengurusi banyak hal mulai dari parkir hingga keamanan para wisatawan. Warga yang memiliki usaha kuliner kecil-kecilan nantinya akan diajak untuk membuat konsumsi outbound dan oleh-oleh wisata.

Selain melibatkan karang taruna dalam kepengurusan outbound, Kelurahan Wisata Kricak akan melibatkan Paguyuban Budaya Kricak, yang mengurusi kirab budaya baju daur ulang dan gejlog lesung. Ada juga bank sampah yang akan membuat aneka cenderamata dari bahan-bahan daur ulang. Harapannya, selain wisata alam dan kuliner, Kricak juga bisa dikenal sebagai kelurahan wisata yang menonjol dengan kesenian dan kreativitas warganya.

Pembangunan kelurahan wisata tersebut baru memasuki tahap awal melalui satu kali uji coba outbound bersama para pengurus PKK dan pengajar PAUD di Kricak. Selain itu, warga sekitar lokasi pembangunan kawasan outbound juga telah menerima sosialisasi mengenai penempatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang nantiya akan dipasang di Sungai Winongo. Proposal permohonan dana sebesar 350 juta rupiah untuk pengadaan IPAL pun sudah diajukan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi DIY.

Hotel-hotel di sekitar Kricak juga diajak untuk bekerjasama melalui pembuatan beberapa paket wisata yang nantinya akan ditawarkan kepada para wisatawan.

Kendala terbesar saat ini adalah warga Kricak yang sudah sibuk dengan pekerjaan masing-masing. “Sebagian pengurusnya punya pekerjaan tetap. Beda dengan orang desa yang kemungkinan menjadikan desa wisata sebagai sumber mata pencaharian,” kata Fadil (24), Sekretaris Kelurahan Wisata Kricak. Akibatnya, Fadil dan pengurus lainnya kesulitan menyatukan waktu mereka untuk merundingkan kelanjutan pembangunan kelurahan wisata. Selain itu, dukungan penuh pemerintah diharapkan oleh para pengurus dalam bentuk dana untuk pengembangan kampung wisata dan kemudahan berkonsultasi jika ada masalah berkaitan dengan kelurahan wisata.

Saat uji coba outbound pertama pada Januari 2017, peserta yang merupakan ibu-ibu pengurus PKK dan pengajar PAUD memberikan tanggapan positif dan sangat bersemangat. Uji coba dilakukan di lahan kosong yang akan menjadi lokasi pembangunan kawasan outbound.

“Memang pengurusnya bukan orang-orang yang ahli outbound dan masih kewalahan, tapi pesertanya tetap semangat dan antusias ikut uji coba outbound pertama,” kata Anggi (20). Ketua PKK, Isnaini (42), juga mengatakan bahwa uji coba outbound tersebut menyenangkan. “Untuk menghibur diri. Kebetulan ibu-ibu di daerah Kricak jarang outbound,” kata Isnaini.