Saybu: Petani Modern yang Panen Omset di Kala Pandemi

Salah satu strategi Saybu adalah dengan membuka stand di Sunmor Maguwo untuk memperkenalkan brand-nya serta agar pelanggan dapat merasa lebih dekat dengan Saybu. Sumber: Saybu (4/10)

Oleh: Muhammad Cyril Al Fibran

“Bagi orang lain wabah ini merupakan musibah, tapi bagi kami ini anugerah.”

Di pertengahan tahun 2019, Aji Suryo Jatmiko (26) dan istrinya yang sama-sama lulusan fakultas pertanian mencoba peruntungan di dunia usaha dengan berjualan sayur dan buah secara daring. Setengah tahun merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mematangkan idenya serta mencari dan mengedukasi mitra usaha yang merupakan petani lokal. Saybu akhirnya diluncurkan melalui platform Instagram dan dikenalkan ke masyarakat dengan membuka stand di Sunmor Maguwo.

“Saya berharap Saybu tidak hanya menjadi tempat untuk membeli sayur dan buah semata, namun juga mampu membantu petani lokal agar lebih sejahtera,” kata Aji. 

Rezeki kadang datang di waktu yang tidak diduga, pandemi justru membawa angin segar bagi Saybu. Di kala usaha lain terpaksa gulung tikar, Saybu justru mengalami kenaikan pendapatan. “Alhamdulillah untuk omzet naik lebih dari 200 persen dan kini kami sudah mampu bermitra dengan 15 petani,” kata Aji.

Saybu yang awalnya menjadikan wanita karir sebagai target utama dengan produk andalannya paket sayur siap masak, kini berhasil melebarkan pasarnya menjadi lebih luas dengan variasi produk yang semakin beragam. Hotel dan rumah makan juga telah melirik Saybu untuk menjadi pemasoknya. Aji juga menyampaikan bahwa ia sempat ditawari untuk membuka cabang di luar kota namun ditolaknya.

“Pasti ada kepikiran untuk membuka cabang di luar kota, mungkin dari yang dekat-dekat dulu ya seperti Solo,” kata Aji. Namun, Aji juga menambahkan bahwa ia saat ini ingin fokus lebih dulu mematangkan usahanya yang berada di Jogja.

Lonjakan permintaan yang cukup drastis di awal pandemi menjadi suatu tantangan bagi Saybu. Saybu mengakalinya dengan menambah mitra penjualan. Bertambahnya variasi produk juga tidak lain merupakan permintaan dari pembeli. Namun, Saybu ingin tetap menghadirkan inovasi-inovasi lainnya. “Yang terbaru kita membuat inovasi smoothies. Kita juga berinovasi dari stok yang berlebih seperti contohnya stok cabai yang berlebih kita jadikan produk sambal dan juga pestisida alami,” tambahnya (4/10).

Semakin bertambahnya pesaing membuat Saybu harus semakin giat merawat pembeli setianya. Selain dengan menghadirkan produk sesuai permintaan pembeli, Saybu juga memberikan diskon, menggratiskan biaya pengantaran, garansi terhadap produk yang gagal, serta kerap memberikan bonus ketika terdapat panen raya sayur atau buah.

Intam (50) yang sejak awal pandemi menjadi pelanggan setia Saybu mengaku puas dengan produk dan pelayanan Saybu. Pandemi memaksa Intam untuk berbelanja secara daring karena ia takut untuk pergi ke pasar. “Selama ini saya senang berbelanja di Saybu karena pelayanannya baik dan suka dikasih bonus sayuran,” tambah Aji.

Tak hanya merawat pembeli, Saybu juga tetap memperhatikan kesejahteraan para mitra petani. Pendampingan serta jaminan pembelian semua hasil tani menjadi langkah Saybu dalam usahanya memajukan petani lokal.

“Kembali ke konsep awal, kami ingin berinovasi, berkreasi, dan juga membagikan ilmu mengenai bertani kepada masyarakat luas melalui mitra petani dan juga forum diskusi yang ada di website Saybu,” kata Aji.