Tumbuhnya Kesadaran Warga Kota Yogyakarta akan Imunisasi Dasar Anak

Puskesmas merupakan tempat untuk mendapatkan imunisasi dasar anak gratis.

Oleh: Geolana Wijaya Kusumah

Pentingnya imunisasi bagi anak sudah dirasakan warga Kota Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya persentase anak yang diimunisasi selama 5 tahun terakhir, yaitu dari 92,2% (2013) menjadi 97,9% (2017).

Dari tahun ke tahun, persentase anak yang diimunisasi di wilayah Kota Yogyakarta terus meningkat. Tahun 2013 sebanyak 4.406 bayi (92,2%), 2014 sebanyak 3.762 bayi (96,93%), 2015 sebanyak 4.369 bayi (97,1%), 2016 sebanyak 4.213 bayi (97,7%), dan 2017 sebanyak 3.621 bayi (97,9%).

Peningkatan setiap tahunnya menunjukkan bahwa warga sudah sadar pentingnya imunisasi bagi anak mereka.

Data Imunisasi Dasar Anak di Kota Yogyakarta, diolah dari berbagai sumber.

Sosialisasi pemerintah tentang imunisasi dilakukan dengan baik. Informasi imunisasi gratis bagi anak disebarkan melalui Kepala RT atau Desa masing-masing dan berbagai media seperti televisi, radio, surat kabar, reklame, dan mulut ke mulut.

“Tingkat kegiatan imunisasi di Kota Yogyakarta sudah melebihi ekspektasi pemerintah, hampir mencapai 100%, dengan Universal Coverage Immunization (UCI) Indonesia yang harus dicapai adalah 90% penduduk. Target cakupan imunisasi di DIY adalah 95% dan telah terpenuhi untuk wilayah DIY. Cakupan imunisasi tahun 2017 sudah memenuhi target karena sudah berada di atas angka 95%.” kata Sulistyo, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Tegalrejo (31/10).

Angka 100% sulit untuk dicapai karena masih ada orang tua yang malas untuk membawa anaknya ke Puskesmas. Selain itu, ada orang tua yang menolak imunisasi. Isu vaksin haram yang mengandung enzim babi menjadi alasan penolakan imunisasi.

“Isu tersebut sudah diselesaikan oleh Majelis Ulama Indonesia. Vaksin sudah diuji oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan dan terbukti dibuat dari bahan yang halal dan aman, kecuali vaksin MR yang mengandung enzim babi. Namun, MUI memperbolehkan karena darurat dan dapat mengancam kehidupan banyak anak. Akan tetapi, masih ada warga yang tetap berpendirian teguh terhadap haramnya vaksin tersebut. Puskesmas akan terus berupaya untuk memaksimalkan kegiatan imunisasi.” kata Eni (30/10).

Imunisasi merupakan gerakan yang sudah digalakkan oleh Dinas Kesehatan Republik Indonesia sejak 1956. Target utama imunisasi adalah anak-anak dan ibu hamil. Imunisasi dasar anak meliputi Hepatitis B, Polio, BCG, Campak, dan Difteri-Pertusis-Tetanus (DPT) sedangkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk ibu hamil.

“Pada awalnya, pemerintah hanya memberikan imunisasi cacar. Kemudian bertambah menjadi Hepatitis B dan Campak hingga akhirnya terbentuk imunisasi dasar yang berisikan 5 jenis vaksin,” kata Eni Kurniawati, Kepala Bidang Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Tegalrejo (30/10).

Imunisasi dasar anak dilakukan dari usia 7 hari sampai 8 tahun. Imunisasi harus rutin dilakukan sesuai jadwal yang diberikan oleh Puskesmas. Keterlambatan pemberian imunisasi pada anak akan meningkatkan resiko penyakit Campak, TBC, Difteri, Polio, dan bahkan Hepatitis B.

“Tujuan program imunisasi adalah mencegah anak terkena penyakit-penyakit dari virus. Vaksin yang terdapat dalam setiap suntikan berisi virus yang sudah dilemahkan sehingga tubuh dapat mengenali dan melawan virus tersebut. Jika nantinya terkena virus yang lebih kuat, sistem kekebalan tubuh bisa mengatasinya,” kata Eni (30/10).

Selain itu, imunisasi dapat mengurangi risiko terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti wabah secara drastis.

Kegiatan imunisasi di Puskesmas Tegalrejo, Kota Yogyakarta, DIY (30/10).

Imunisasi dasar anak juga dilakukan di tingkat Sekolah Dasar (SD) yang dinamakan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). “Orang tua mendukung kegiatan BIAS karena memperkuat sistem imun anak. Selain itu, BIAS diberikan gratis sehingga tidak membebankan orang tua. Mereka berharap pemerintah dapat menambah kegiatan kesehatan anak seperti sosialisasi kesehatan anak,” kata Tri Yulianto, Kepala Unit Kesehatan Sekolah SD Sinduadi 1 (5/11).

Poster Lima Imunisasi Lengkap (LIL) anak yang terdapat di Puskesmas Tegalrejo, Kota Yogyakarta, DIY (30/10).

“Kesehatan anak sangat penting bagi orang tua. Dengan adanya program imunisasi anak gratis dan BIAS membantu orang tua menjaga kesehatan anaknya. Caranya juga mudah, tinggal datang ke Puskesmas terdekat dan mendaftar kemudian menunggu panggilan petugas KIA,” kata Sri Lestari, warga Tegalrejo, Kota Yogyakarta (30/11).