Warna-Warni Rumah Dome jadi Daya Tarik Wisata

Bentuk dan warna rumah dome yang menyerupai rumah teletubies
menjadi daya tarik pengunjung untuk berwisata

oleh: Dewi Setiawati

Yogyakarta – Desa wisata rumah dome, tempat tinggal korban gempa bumi 2006, kini lebih berwarna. Kepala Desa Sumberharjo, Lekta Manuri meresmikan rumah dome sebagai desa wisata pada Mei 2017. Warga pun terus berinovasi, sehingga rumah dome jadi daya tarik bagi wisatawan.

Pengunjung rumah dome yang berada di Dusun New Nglepen, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Jumlah pengunjung pada Juli 2017 naik hampir dua kali lipat dari 6.316 menjadi 13.516 orang. Pada 2016, tercatat total pengunjung sebanyak 30.255 orang. Sedangkan, pada Januari-Juli 2017, sudah ada 38.744 pengunjung desa wisata rumah dome di Dusun New Nglepen.

Pengunjung rumah dome atau teletubies wajib membayar biaya masuk sebesar Rp 5.000,- per orang. “Saya mengajak anak berkunjung ke desa wisata rumah dome untuk melihat rumah teletubies yang berwarna-warni. Saya mendapat informasi desa wisata ini dari tetangga saya,” kata Handayani, warga Klaten.

Fasilitas di desa wisata rumah dome terus ditingkatkan. Mulai dari galeri pusat informasi, rumah ekspresi, pos kesehatan desa, tempat ibadah, aula, kamar mandi umum, dapur produksi, tempat bermain anak, dan penginapan.  Biaya penginapan setiap orang sebesar Rp 120.000,-/malam dengan pemandu atau Rp 90.000,-/malam tanpa pemandu. Jika beruntung, pengunjung dapat bertemu dengan badut teletubies .

Desa wisata rumah dome seperti desa pada umumnya.  Sebagian besar warga Dusun New Nglepen bekerja sebagai petani. Rumah dome memiliki dua lantai. Lantai bawah untuk ruang tamu, ruang makan, dua kamar tidur, dan dapur. Lantai atas biasa diguanakan untuk ruang keluarga. “Siang hari lantai atas memang panas, tetapi malam hari lantai atas akan terasa dingin. Meskipun begitu, rumah ini tetap nyaman dihuni,” kata Dwi Mukti warga Dusun New Nglepen.