Urai Kemacetan, Dishub Yogyakarta Terapkan ATCS

ATCS telah dipasang di simpang Terban yang kerap mengalami kemacetan pada jam-jam tertentu (09/09/2019)

Oleh: Andara Rose

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta telah lebih dari sepuluh tahun merintis pemasangan Area Traffic Control System (ATCS) untuk mengurai kemacetan di persimpangan jalan. Selain itu, ATCS juga memiliki banyak peran penting dalam mengatasi permasalahan lalu lintas lainnya.

ATCS merupakan sebuah alat pantau yang menggunakan teknologi CCTV untuk mengatur durasi Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) sekaligus memantau kondisi lalu lintas di simpang tertentu. Pemantauan ATCS dilakukan petugas di bagian Manajemen Lalu Lintas Dishub Kota Yogyakarta melalui control room.

Menurut keterangan Lukman Hidayat, Kepala Seksi Pembinaan dan Pengembangan Perparkiran Dishub Kota Yogyakarta, selain berfungsi sebagai pengatur durasi APILL, ATCS juga kerap digunakan sebagai pengontrol kondisi kepadatan lalu lintas. “Ketika ada simpang yang sangat padat, kami menggunakan pantauan di ATCS untuk mengimbau pengguna jalan agar mencari jalan yang lebih longgar melalui pengeras suara ataupun running text,” kata Lukman.

Pada momen tertentu, ATCS juga dapat dijadikan alat bukti saat terjadi sebuah kejahatan di jalan. “Data rekaman ATCS yang berumur 30 hari sering dimanfaatkan polisi sebelum hangus pada hari ke-31,” kata Lukman.

Menurut keterangan Lukman, ATCS telah dipasang di 32 simpang lalu lintas dari total 60 simpang di Yogyakarta. Delapan diantaranya masih di bawah naungan Dishub Provinsi Yogyakarta dan 24 lainnya ditangani Dishub Kota Yogyakarta.

Sebelum dipasang ATCS, petugas lapangan harus datang ke lokasi simpang tertentu untuk mengatur durasi APILL menurut kondisi kepadatan yang terjadi pada waktu tertentu. Akan tetapi, kondisi tersebut menyebabkan petugas harus mengatur ulang lampu lalu lintas karena kepadatan kendaraan terus berubah setiap saat.

Pegawai bergiliran mengontrol ATCS pada shift pagi (08.00-14.00) hingga shift siang (13.00-21.00) di Kantor Dishub Yogyakarta (12/09/2019)

Selain memudahkan petugas, Lukman mengatakan ATCS juga dapat berfungsi mengurai kemacetan di simpang lalu lintas. “Simpang lalu lintas menjadi penyebab kendaraan bertumpuk, jadi solusinya memang memasang ATCS agar sisi jalan dengan jumlah kendaraan lebih banyak dapat diurai,” kata Lukman.

Lukman memisalkan, ketika terjadi penumpukan kendaraan di satu sisi sebuah simpang, pegawai ATCS dapat mempersingkat durasi lampu lalu lintas di sisi tersebut untuk mengurai kemacetan. Hal ini juga berlaku untuk sisi-sisi lain di simpang tersebut.

Keadaan simpang Terban yang macet di sore hari pukul 17:38 (11/09/2019)

Akan tetapi, Rocky Tirajean yang merupakan mahasiswa UGM sekaligus pengguna jalan mengatakan bahwa ia hanya sesekali merasakan kelonggaran setelah dipasangnya ATCS. “Pemasangan ATCS sudah tepat, tetapi masih belum efektif karena masih banyak simpang titik kemacetan yang belum dipasangi ATCS,” katanya.

Menanggapi hal tersebut, Lukman mengaku bahwa pemasangan ATCS memang masih bertahap. Dishub hanya mampu memasang satu ATCS dalam setahun. “Memang sulit memasang ATCS secara bersamaan karena ATCS tidak diberikan anggaran sendiri melainkan terbatas pada dana APBD,” katanya. Ia mengatakan bahwa pembangunan satu ATCS di simpang tertentu menghabiskan dana sekitar satu miliar.

Sementara itu, Deni Prasetio, Peneliti Manajemen Lalu Lintas Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM mengatakan ATCS belum berkontribusi banyak dalam mengurai kemacetan. “ATCS hanya berfungsi mengatur pergerakan kendaraan saja,” kata Deni.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa permasalahan utama lalu lintas Yogyakarta adalah kurangnya regulasi yang mengatur jumlah kendaraan milik pengguna. “Penyebab utama kemacetan sebenarnya adalah banyaknya kendaraan yang berada di jalan, kalau hal ini tidak segera diatur, kemacetan akan selalu sama, pun dengan kehadiran ATCS,” kata Deni.