“Kesenian ini memang berbeda dengan yang ada di Ponorogo. Ini karena sesepuh kita dulu menganggap keprajuritan juga reog. Kesenian ini menonjolkan bentuk gerak berbaris dan latihan peperangan yang dipimpin Manggala atau komandan,” kata Sardi selaku ketua paguyuban Reog Budaya Manunggal saat pementasan di Alun-Alun Sewandanan, Pakualaman (5/4).
Saat ini jumlah anggota Panji Budaya ada sekitar 20 pemain dan 18 pengrawit. Usia mereka pun sudah cukup tua, rata-rata di atas 50 tahun. Tidak ingin kejadian wayang topeng yang nyaris punah terulang kembali, regenerasi telah mulai mereka lakukan. Setiap minggunya anak-anak SMP hingga SMA berlatih wayang topeng.
Jika ditelusuri, kotornya Sunmor dapat disebabkan oleh minimnya tempat sampah yang tersedia. Tidak semua pedagang menyiapkan tempat sampah di area ia berjualan.
Prosesi tersebut bukanlah satu-satunya kejutan pada pertandingan tersebut. Kedua wadah pendukung PSS, Slemania dan Brigata Curva Sud, juga menyiapkan kejutan untuk pertandingan tersebut. Kedua suporter tersebut melakukan aksi koreografi yang ciamik dari tribun penonton.
Musim ini PSIM bekerja sama dengan perusahaan asal Jakarta, Salvo. Mengambil tema Warisane Simbah, desain anyar kali ini sarat akan nuansa tradisional. Ini terlihat pada kostum kandang yang bernuansa batik.
Kepala palu berukuran sekitar 10 cm itu jatuh dari para pekerja yang sedang beraktivitas di crane tower proyek Apartemen Uttara di Jalan Kaliurang Km. 5,3. Crane tower menjulur panjang hingga ke atas rumah Rani dan pekarangannya.
Ketika rumah warga sudah beralih fungsi sebagai usaha, warga harus mengubah fungsi rumah menjadi pemondokan. Dengan ketentuan, jika pemilik kos memiliki lebih dari 10 kamar, ia wajib mengurus Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT).
Warga Karangwuni, Sleman, Yogyakarta tidak dapat berhenti resah karena pembangunan Apartemen Uttara The Icon di Jalan Kaliurang Km. 5,3 tetap berjalan.
“Yang kami temukan macam-macam, contohnya alat kontrasepsi laki-laki, pembalut, sampai kutang. Pernah juga saya melihat ada perempuan yang buang air sembarangan di trotoar. Dia memakai kertas yang dibentuk kerucut kemudian ditempelkan, buang air sambil berpura-pura telepon,” kata Hestanisyar Basyir, Ketua Lintas Jogja Group.