Oleh: Maftukhatun Deritanti
Untuk pertahankan bisnisnya, Junkyard Autopark & Resto di kawasan Candi Borobudur melakukan berbagai hal seperti penambahan tempat foto, fasilitas baru, hingga berbagai promosi.
Berdiri pada 30 Maret 2018, tempat wisata keluarga ini awalnya memanfaatkan mobil klasik dan barang rongsok sebagai objek foto yang Instagramable bagi para pengunjung, selain menyediakan wahana permainan seperti kora-kora, ontang-anting, dan ATV.
“Junkyard Autopark menjadi wahana wisata pertama di kawasan Borobudur yang bertema mobil klasik dan barang rongsok yang ditata supaya Instagram-able dan Tiktok-able. Resto yang ada di dalamnya biasanya dipakai untuk acara gathering, arisan, reuni, dan kopdar,” jelas Galang (24) pengelola Junkyard Autopark & Resto.
Junkyard Autopark & Resto berusaha memberdayakan kesejahteraan masayarakat sekitar, yang dibuktikan dengan para pekerjanya harus warga desa setempat. Saat ini Junkyard Autopark & Resto memiliki 15 tenaga kerja yang berasal dari Desa Wanurejo.
Naasnya, sejak pandemi berlangsung, bisnis berjalan tidak sampai 50% dari target. Galang (24) selaku pengelola mengaku merasakan perbedaan bisnis yang signifikan terjadi selama pandemi.
“Dampaknya tentu sangat mempengaruhi kondisi keuangan,” tutur Galang (29/4).
Tri Widianto (31), karyawan yang bertanggung jawab pada pengoperasian ATV, juga mengungkap bahwa sejak pandemi terjadi perubahan drastis pada pengunjung.
“Iya, beda sekali. Sebelum pandemi pengunjung biasanya ramai, tapi sekarang, ya, bisa dibilang sepi,” jelas Tri (18/5).
Penurunan laju bisnis juga berpengaruh pada para pekerjanya. Wahyu Rohmadi (33 tahun) selaku karyawan Junkyard mengaku terkena imbas dari pandemi ini.
“Karena penghasilan usaha turun, maka penghasilan karyawan juga turun menjadi 50%,” jelas Wahyu (28/4).
Wahyu juga menjelaskan bahwa sejak pandemi berlangsung, terjadi perubahan pada jam kerja karyawan. Selama pandemi karyawan terbagi menjadi menjadi dua grup dan tiap grup masuk kerja dua hari sekali secara bergantian. Hal ini menyebabkan pengurangan jam kerja yang berimbas pada pengurangan penghasilan karyawan.
Galang juga menjelaskan wisata ini paling ramai saat libur panjang dan akhir minggu, namun turun selama bulan puasa dan sejak diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Menanggapi adanya pandemi di setiap daerah, Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang memberikan bantuan pada wisata Junkyard Autopark & Resto berupa satu paket alat cuci tangan. Pihak Junkyard juga dengan ketat melaksanakan protokol kesehatan.
“Kami menerapkan pembatasan pengunjung jika melebihi kapasitas, menggunakan piring dan gelas sekali pakai (untuk Resto) dan upaya pencegahan dari karyawan dengan menggunakan masker atau faceshield,” jelas Galang.
Wahyu yang bekerja sebagai penjaga loket menuturkan, jika pengunjung tidak membawa masker maka diwajibkan membeli masker yang telah disediakan pihak Junkyard Autopark & Resto.
“Sebelum masuk tempat wisata pengunjung wajib melakukan cuci tangan dan memakai masker. Kalau sudah di dalam dan foto-foto, pengunjung diperbolehkan melepas masker namun tetap harus memperhatikan jarak,” kata Wahyu.
Selain menetapkan kebijakan baru sesuai aturan pemerintah, strategi yang dilakukan Junkyard Autopark & Resto untuk bertahan di kala pandemi termasuk efektif.
“Iya, efektif. Dengan adanya fasilitas baru yang ditawarkan membuat pengunjung nyaman untuk datang ke sini,” jelas Galang. Penambahan fasilitas ini berupa tempat foto rock & roll, wahana ATV, dan ontang-anting.
Promosi juga diberikan untuk menarik pelanggan, di antaranya dengan menyediakan paket foto buku tahunan, promo buy 4 get 1, dan pizza gratis. Tak ketinggalan, pihak pengelola Junkyard Autopark & Resto juga memanfaatkan promosi dengan media sosial melalui akun Instagram-nya @junkyard_autopark yang memiliki lebih dari 11.700 pengikut.
Dinda (22), Wulan (22), dan Febri (23) pengunjung Junkyard mengaku mengetahui tempat wisata tersebut melalui akun instagram Junkyard Autopark & Resto. Dinda yang sebelumnya pernah mengunjungi Junkyard mengaku tertarik datang lagi karena penambahan spot foto yang menarik.
“Iya, dulu pernah kesini sebelum direnovasi. Sekarang semakin menarik dan banyak tempat foto juga,” tuturnya (Selasa, 18 Mei 2021).
Tidak hanya menarik bagi remaja, Junkyard Autopark & Resto yang menyediakan arena bermain juga sukses menggaet konsumen keluarga. Yani Arwati (59) bersama suami dan tiga cucunya turut menikmati Junkyard Autopark & Resto.
“Saya tahu ini (Junkyard Autopark & Resto) dari masyarakat sekitar. Tempatnya juga nyaman, banyak permainan anak dan asri juga,” jelasnya (Selasa, 18 Mei 2021).
Meski menyediakan banyak fasilitas menarik dan mengaku mematuhi protokol kesehatan, Dinda (22), Wulan (22), dan Febri (23) sebagai pengunjung merasa kurang dengan penerapan protokol kesehatannya. Protokol hanya melakukan cuci tangan dan memakai masker tanpa dilakukan screening suhu menggunakan thermometer. Mereka berharap ke depannya pengelola dan petugas lebih memerhatikan protokol kesehatan ini.