Kombucha: Minuman Teh dengan Banyak Manfaat Kesehatan

Produk Sage Kombucha yang dijual dengan harga Rp45.000 per botol di Pasar Kemisan Jl. Kaliurang KM 9

Oleh : Zhafira M.I.P

Kombucha atau Teh Dipo adalah minuman fermentasi berbahan baku teh dengan banyak manfaat kesehatan. Rasanya enak dan segar. Namun, dengan kandungan alkohol yang setengah persen, kombucha mengalami hambatan terkait izin beredar.

Kombucha bermanfaat bagi tubuh karena mengandung antioksidan yang tinggi, vitamin C, asam glukoronat, dan serat yang memproduksi nanofiber yang berguna untuk pembersihan saluran pencernaan. Selain itu, kombucha juga memiliki kandungan gula yang lebih rendah daripada teh lain.

Proses pembuatan kombucha terdiri dari dua tahap fermentasi. Pertama, air teh sebagai bahan dasar kombucha ditambahkan mikroba khusus dan difermentasi selama satu sampai dua minggu. Kedua, air teh tersebut diberi rasa (flavoring) dan kembali difermentasi selama tiga hari. Selama proses fermentasi ini, muncul kandungan alkohol setengah persen dalam kombucha yang diakibatkan oleh gas yang dihasilkan oleh mikroba.

Mikroba yang digunakan dalam kombucha adalah hasil simbiosis bakteri saccharomyces cerevisae dan acetobabacter xylinum yang disebut dengan symbiotic colony of bacteria and myst (scoby). Salah satu produsen kombucha di Yogyakarta, Sage Kombucha, memiliki keunikan dengan menggunakan tambahan bakteri yaitu aspergillus niger yang berguna untuk perbaikan rasa dan teknik produksi.

“Kultur yang berbeda itu memunculkan rasa yang berbeda, sehingga Sage Kombucha tetap enak walaupun disimpan dalam waktu yang lama,” kata Satria, pemilik Sage Kombucha (19/4).

Kandungan alkohol dalam kombucha membuatnya sulit untuk mendapatkan izin Pangan Industri Rumah Tangga yang memiliki syarat alkohol nol persen untuk makanan dan minuman. Makanan atau minuman yang memiliki kandungan alkohol harus mendapatkan ijin edar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan dengan kode merek dalam negeri (MD).

“Ketika arahnya perizinan, kendalanya adalah pertama permodalan karena mengurus ijin tersebut sangat mahal. Kedua, syaratnya cukup rumit yaitu harus memiliki pabrik dan ijin usaha sendiri,” kata Satria.

Satria mengatakan bahwa masih ada konsumen yang mempertanyakan kehalalan minuman kombucha. “Sedikit apapun kandungan alkoholnya, konsumen terutama yang muslim masih mempertanyakan. Hal ini menjadi tantangan untuk dapat menjelaskan proses terbentuknya alkohol dan sebanyak apa kadar setengah persen alkohol dibandingkan dengan minuman atau makanan seperti tape ketan dengan kandungan alkohol dua hingga tiga persen,” kata Satria.

Sebagian besar konsumen memilih kombucha untuk alasan kesehatan atau gaya hidup tertentu, sehingga dibutuhkan kreativitas dan jaringan industri yang luas untuk memasarkan produk

Kombucha diminati oleh konsumen karena alasan kesehatan dan yang menyukai gaya hidup tertentu, misalnya gaya hidup sehat dan unik. “Konsumen Sage Kombucha berusia sekitar 25-50 tahun dan sebagian besar dari mereka menyasar ke alasan kesehatan, sedangkan konsumen yang lain karena menyukai rasa kombucha,” kata Satria.

Konsumen Sage Kombucha asal Yogyakarta, Dewi (27) mengatakan bahwa ia tidak mempermasalahkan kandungan setengah persen alkohol dalam kombucha. Alasannya, makanan dan minuman yang difermentasi pasti mengandung alkohol, seperti tape ketan yang telah umum dikonsumsi. Dewi juga mengatakan bahwa ia mengonsumsi kombucha untuk kesehatan tubuh.

“Ini pertama kali saya minum kombucha, rasanya enak dan segar, kombucha sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh,” kata Dewi (4/5).

Konsumen Sage Kombucha, Seto (35), mengatakan kandungan alkohol di bawah lima persen tidak menjadi masalah. “Kombucha bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan minuman ini memiliki bau, rasa, dan sensasi yang hampir sama dengan minuman alkohol sehingga dapat menjadi alternatif bagi orang yang memiliki ketergantungan alkohol,” kata Seto (4/5).