Lebih Kenal Budaya Korea Lewat KCC Sejong

Nurul, salah satu tenaga pengajar di KCC Sejong, sedang membuat persiapan untuk mengajar siswa kelas umum. Ia merupakan alumni Sekolah Vokasi Sastra Korea UGM sekaligus alumni KCC Sejong (4/9).

Oleh: Hutri Cika Agustina Berutu

Untuk menanggapi banyaknya peminat budaya populer Korea di Yogyakarta, Park Gi Hong, orang Korea yang sempat mengambil Program Doktor Ilmu Politik di UGM, memutuskan untuk mendirikan Korean Culture Center (KCC) Sejong.

Sejak berdiri pada 2007, KCC Sejong telah meluluskan beberapa siswa yang akhirnya berhasil mendapatkan beasiswa S2 di Korea Selatan. Park Gi Hong sendiri mengaku tidak mengetahui dengan pasti berapa jumlah siswa yang sudah lulus, karena banyaknya siswa yang sudah ia bina. Namun saat ini, jumlah siswa yang mengikuti kursus bahasa di KCC Sejong adalah 60 orang. Jumlah ini ditambah dengan 60 mahasiswa yang mengikuti kursus bahasa di UPN yang juga merupakan bagian dari KCC Sejong.

KCC Sejong beralamat di Jl. Puger 1, Gang Derduku No.12 Pugeran, Sleman. Kata “Sejong” diambil dari nama seorang raja sekaligus orang yang menciptakan hangul (huruf Korea). Yayasan ini sengaja diberi nama demikian sebagai wujud penghargaan terhadap jasa Raja Sejong.

KCC Sejong membuka kursus bahasa untuk semua umur. Kelasnya dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu kelas privat, umum, dan persiapan TOPIK. Kelas privat dapat dimulai kapan saja, sementara kelas umum selalu dimulai pada tanggal 1 setiap bulan untuk siswa baru. Pertemuan kelas umum dilakukan sebanyak 8 kali setiap bulan, dengan durasi 90 menit pada setiap pertemuan.

Dalam kelas umum, setiap siswa akan diajarkan dasar-dasar bahasa Korea. Sementara untuk kelas TOPIK, siswa akan diberi materi yang berkaitan dengan soal-soal persiapan untuk kuliah di Korea.

Bukan hanya membuka kursus bahasa, KCC Sejong juga membuka kelas memasak sebagai wujud pengenalan kuliner Korea. Kelas tersebut terbuka untuk umum dengan membayar biaya sebesar Rp.40.000 setiap kali mengikuti kelas. Selain itu, KCC Sejong juga membuka jasa konseling untuk kuliah di Korea, jasa vision trip, kemah budaya Korea, jasa penerjemah, dan kegiatan lain yang berhubungan dengan Korea.

Murid-murid KCC Sejong memasak dakgangjeong, makanan khas Korea Selatan dari bahan dasar ayam. Kelas memasak ini merupakan salah satu kegiatan KCC Sejong yang dilaksanakan sebulan sekali (4/9).

Sebagian besar murid KCC Sejong  menempatkan budaya populer Korea sebagai alasan utama mereka untuk belajar. “Mungkin K-pop dan drama Korea menjadi alasan mengapa murid-murid di sini lebih banyak perempuan. Kalaupun ada laki-laki, pasti hanya yang mau kuliah ke Korea saja,” kata Nurul, salah satu tenaga pengajar di KCC Sejong (4/9).

Park Gi Hong mengaku senang karena semakin banyak orang Indonesia yang tertarik dengan budaya Korea. Namun hal tersebut sekaligus menjadi tantangan dalam mempertahankan KCC Sejong. “Sepulang dari Korea, banyak TKI yang mendirikan kursus bahasa Korea karena melihat minat besar orang-orang. Itu membuat persaingan di Yogyakarta semakin ketat,” kata Park Gi Hong. Ia berharap kegiatan lain di KCC Sejong untuk mengenalkan budaya Korea menjadi nilai tambah menuju pasar kompetitif.

Sebagai dosen Sastra Korea UGM, Park Gi Hong mengetahui berbagai alasan yang diberikan mahasiswanya tentang mengapa mereka memilih jurusan tersebut. Kebanyakan alasan yang didengar tetap berkaitan dengan ketertarikan mahasiswa pada K-pop dan drama Korea. Fenomena yang sama juga terjadi di KCC Sejong. Bukan hanya murid SMP, SMA, dan mahasiswa, KCC Sejong memiliki seorang siswa berusia 6 tahun yang bergabung karena tertarik pada tayangan K-Pop di televisi.

Konten dalam situs resmi KCC Sejong, indonesia.korean.net, kebanyakan ditulis dengan huruf hangul. Website ini berisi informasi-informasi seputar KCC Sejong dan hal-hal yang berkaitan dengan Korea Selatan, mulai dari informasi penerimaan siswa baru, jadwal kelas memasak, hingga informasi lowongan kerja perusahaan Korea di Indonesia.

Amel, salah satu mahasiswi Sastra Korea UGM 2014, sekaligus alumni KCC Sejong, mengakui hal tersebut. “Di angkatanku, ada 38 perempuan dari 43 mahasiswa. Rata-rata alasannya masuk Sastra Korea memang karena tertarik sama K-Pop atau drama Korea,” kata Amel (4/9).

Sebagai pemilik KCC Sejong, Park Gi Hong berharap agar KCC Sejong semakin berkembang seiring meningkatnya minat orang Indonesia terhadap budaya Korea. “Tahun ini kami juga berencana untuk mengadakan festival tunggal dalam rangka memperkenalkan KCC Sejong dan budaya Korea kepada masyarakat,” kata Park Gi Hong.

Facebook merupakan salah satu media sosial yang digunakan KCC Sejong untuk memberi informasi dan melakukan promosi. Konten dalam akun KCC Sejong tidak jauh berbeda dengan kontennya dalam situs indonesia.korea.net, yaitu seputar penerimaan siswa baru, jadwal kelas memasak, hingga informasi lowongan perusahaan Korea di Indonesia. Di Facebook, bahasa yang paling sering digunakan adalah bahasa Indonesia.