Lima Kafe yang Tidak Hanya Menyajikan Kenikmatan Kopi

Oleh: Hutri Cika Agustina Berutu

Epic Coffee and Epilog Furniture, beralamat di Jl. Palagan Tentara Pelajar, dilengkapi dengan vintage furniture, yang digunakan sebagai hiasan maupun dijual kepada pengunjung (12/4).

 

Vintage furniture ini dibuat oleh perusahaan Epilog Furniture, yakni perusahaan yang berada di bawah naungan orang yang juga merupakan pemilik Epic Coffee. Vintage furniture yang dipajang di sini sangat beragam, mulai dari meja telepon seharga Rp. 1.382.000,-, kursi petit windsor side seharga Rp. 1.543.000,-, rak buku rustic teak seharga Rp. 13.174.200, dan sebagainya. Foto: Epilog Furniture

 

Di Epic Coffee and Epilog Furniture, kita dapat menemukan berbagai jenis kopi. Beberapa jenis kopi yang tampak mirip namun memberikan rasa yang berbeda adalah tiga jenis kopi dengan biji dikotil (peaberry) ini, yakni peaberry Flores (NTT), Hutaraja (Sumatera Utara), dan Kenya (Afrika Timur) (12/4).

 

Umumnya, orang-orang menganggap bahwa kopi rasanya pasti pahit. Namun Enyang, barista di Epic Coffee, mengatakan bahwa dasar rasa kopi adalah manis. “Jika kopi pahit, maka ada yang salah dengan perlakuannya,” katanya (12/4).

 

Opique Coffee yang beralamat di Jl. Colombo 26, Caturtunggal ini menyediakan ruang diskusi yang dilengkapi dengan sofa empuk dan AC bagi pelanggan yang membutuhkannya. Pelanggan dapat menggunakan tempat diskusi hingga pukul 23.00 WIB, karena kafe akan ditutup pada saat itu (12/4).

 

Dedy, salah satu pekerja di Opique Coffee, lebih sering bekerja pada shift malam. Selain menyiapkan menu makanan di Opique Coffee, ia juga bertanggung jawab untuk mengawasi pelanggan agar tidak membawa maknan dari luar ke ruang diskusi (12/4).

 

Luk Coffee and Books, yang berada di Jalan Cendrawasih,Condongcatur, didesain dengan banyak rak buku sehingga seperti perpustakaan (12/4).

 

 Buku-buku yang dipajang di Luk Coffee and Books merupakan koleksi pribadi pemilik kafe tersebut dan pemberian sukarela dari pelanggan. Jenis buku di kafe ini sangat beragam, mulai dari novel, buku puisi, buku kuliah, dan buku bacaan lainnya. Foto: Luk Coffee and Books

 

Beralih ke Dongeng Kopi yang beralamat di Jl. Wahid Hasyim No.3, Condongcatur. Pelanggan di kafe ini dilayani oleh beberapa barista. Kafe ini digagas oleh tiga pengusaha muda, yakni Renggo Darsono, Alang Bhintaka, dan Agus Mahardijoyo. Nama Dongeng Kopi sendiri diambil dari nama sebuah akun twitter yang merupakan media diskusi bagi para pecinta kopi (12/4).

 

Dongeng Kopi juga memiliki konsep yang hampir serupa dengan Luk Coffee and Books. Bedanya, buku-buku yang disajikan di sini merupakan kumpulan buku indie. Kafe ini juga beberapa kali telah mengadakan pekan buku indie. Foto: Uwong.co

 

Sementara di Cats and Coffee yang beralamat di Jl. Bougenville, Caturtunggal, keunikan yang ditawarkan juga berbeda. Cafe ini ditargetkan untuk para pecinta kucing. Pada bulan April 2017, di kafe ini, terdapat 20 kucing yang merupakan milik 2 orang dari 4 pemilik Cats and Coffee. Kucing-kucing tersebut dimandikan dan diberi nutrisi berupa susu dan sereal kucing. Saat kafe dibersihkan, kucing-kucing tersebut dipindahkan ke lantai dua Cats and Coffee (12/4).