Omah Kecebong: Wisata Budaya ala Perkampungan Jawa

Omah Kecebong buka pukul 08:00 s.d. 21:00 setiap hari (07/09).

Oleh: Naura Nabila

Berlokasi di Dusun Sendari, Cebongan, Tirtoadi, Mlati, Sleman, Omah Kecebong menawarkan berbagai kegiatan wisata yang kembali ke alam, mulai dari membajak sawah hingga berkeliling menggunakan gerobak sapi.

Sebagai destinasi wisata yang asri, Omah Kecebong mengajak para pengunjung lebih mengenal budaya Jawa dan alam melalui kerjasama dengan warga sekitar.

“Kami mengusung konsep perkampungan budaya Jawa dengan mengoptimalkan apa yang ada dan yang berpotensi di sekitar desa ini,” kata Jono, salah satu tim operasional Omah Kecebong.

Kegiatan unggulan Omah Kecebong antara lain membajak sawah, menanam padi, membatik, memakai busana adat Jawa, dan berkeliling desa dengan gerobak sapi. Saat ini terdapat 50 gerobak sapi yang siap melayani para pengunjung. Harga paket wisata di Omah Kecebong mulai dari Rp 255.000,-/orang hingga Rp 475.000,-/orang.

Berbagai pakaian karya Batik Mekar Lestari, sebuah UMKM yang menjadi mitra Omah Kecebong dalam kegiatan membatik bagi wisatawan (21/09).

Selain memberdayakan warga sekitar, Omah Kecebong ingin mengangkat nilai dan nama dari Dusun Sendari sampai ke luar negeri. “Tujuannya supaya warga di sini dapat menjual potensi yang ada pada mereka, terutama UMKM dan komunitas organisasi,” kata Jono.

Salah satu kegiatan berbudaya membatik di Omah Kecebong adalah dari warga sendiri, yaitu UMKM Batik Mekar Lestari yang merupakan binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman.

“Selain menjual batik, kami juga mengedukasi pengunjung untuk dapat membuat batik. Kami memiliki batik cap kombinasi dan batik tulis,” kata Harianti, pengelola Batik Mekar Lestari di Omah Kecebong.

Rumah budaya ini tak sepi pengunjung. Pengunjung yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia. “Senang berkesempatan berlibur ke Yogyakarta, suasananya sejuk dan segar. Terasa sekali budaya Yogya-nya. Kami bisa mencoba memakai baju adat Jawa juga,” tutur Dea, pengunjung asal Jombang.

Suasana kegiatan kebersamaan para anggota Koperasi Karyawan PLN Disjatim (27/09).

Omah Kecebong didirikan pada tahun 2015, perkembangannya pesat dengan banyaknya turis internasional maupun turis lokal yang berkunjung. “Pengunjung tampak senang. Kegiatan seperti membajak sawah, menanam padi, dan lainnya merupakan hal baru bagi mereka,” kata Jono.

Restoran dan penginapan di Omah Kecebong ini menjadi salah satu pendukung kegiatan berbudaya di Omah Kecebong. “Ketika orang luar kota ingin berkegiatan dan tidak ingin bermalam di luar, kami akomodir,” kata Jono.

Dengan memiliki konsep unik dan segmentasi tersendiri, Omah Kecebong memiliki pola sendiri dengan kegiatan yang telah dirancang dan menjadi salah satu pionir rumah budaya di Yogyakarta.