Preksu, Bisnis Kuliner Penyebar Dakwah di Enam Cabangnya

Suasana di rumah makan Preksu cabang Deresan (23/9).

Oleh: Larasati Rizki

Memiliki enam cabang di Yogyakarta dan Malang, Preksu selalu berupaya menjadikan usaha kulinernya sebagai ladang dakwah Islam.

Saat memasuki area restoran, pengunjung dapat menemukan poster-poster berukuran besar berisi informasi makan minum gratis tanpa syarat bagi siapapun yang berpuasa Senin dan Kamis serta membaca Al-Kahfi pada Jumat.

Program-program tersebut telah ada sejak pertama kali Preksu didirikan pada 2014 oleh Fery Atmaja, alumni teknik industri Universitas Islam Indonesia (UII).

Poster-poster program Islami di salah satu cabang Preksu. Sumber: akun Instagram @preksu (11/2).

“Terkadang orang lebih mudah didakwahi dengan cara kita memberi makanan. Program ini bertujuan untuk membiasakan konsumen berpuasa Senin Kamis tanpa harus kami ceramahi. Setidaknya, orang yang awalnya melakukan ibadah hanya demi makan gratis bisa tergerak untuk mengubahnya menjadi sebuah rutinitas. Begitu pula dengan sunnah membaca surat Al-Kahfi,” ungkap Warsandi, kepala pemasaran Preksu pada Senin (23/9).

Saat ini, Preksu hendak membuka cabang yang ketujuh di Yogyakarta. Cabang pertama Preksu berlokasi di seberang Universitas Negeri Yogyakarta, tepatnya di Jalan Samirono Baru No.1 Colombo, Sleman. Sejak Awal, sang pemilik memiliki niat untuk menjadikan usahanya ini sebagai ibadah. Menurut Fery Atmaja, tujuan dari diadakannya program-program Islami di Preksu adalah menuntun para karyawan dan konsumen Preksu ke jalan hidayah.

“Ketika kita niat usaha ini untuk ibadah, maka saat meninggal Insya Allah dalam keadaan sedang beribadah. Jadi, bagaimana caranya usaha saya ini menjadi ibadah, bukan ibadah menjadi usaha. Dulu, saya menjadikan ibadah saya sebagai usaha; saya sedekah agar warungnya ramai, saya tahajud agar warungnya ramai. Tujuannya (saat itu) dunia, ketika kita mengejar dunia maka Allah akan menggagalkan segala urusan. Maka dari itu, ketika visi berdirinya warung (Preksu) sudah jelas, kami pun berusaha untuk menerapkan bagaimana caranya agar usaha ini berlandaskan syariat Islam.” ucap Fery Atmaja, Senin (23/9).

Selain untuk berbisnis, Instagram juga digunakan Preksu sebagai media dakwah Islam. Sumber: akun Instagram @preksu (16/8).

Preksu memiliki visi untuk menjadikan usahanya sebagai ladang dakwah. Sedangkan, misi dari Preksu adalah untuk terus berbuat kebaikan. Visi dan misi tersebut diwujudkan tak hanya melalui program makan gratis bagi konsumen yang menjalankan sunnah-sunnah Islam, namun juga melalui kewajiban bagi para karyawan Preksu untuk beragama Islam, menutup aurat, ibadah shalat tepat waktu, membaca Al-Quran, dan mengikuti kajian rutin yang diadakan setiap Jumat.

Selain itu, Fery Atmaja mengaku bahwa masih banyak program Islami lainnya yang hendak dikembangkan oleh Preksu.

“Jadi, kami bukan hanya sekadar berjualan, lewat warung ini kami ingin terus berbuat kebaikan. Menyediakan lowongan kerja bagi masyarakat, juga melayani mahasiswa-mahasiswa yang jauh dari orang tua dengan makanan yang terjangkau dan mengenyangkan. Semangat kerja bagi para karyawan adalah untuk berbuat kebaikan,” lanjut Warsandi.

Berkat program-program Islami yang ditawarkan, banyak pengusaha kuliner lain yang mengikuti jejak Preksu. Warsandi mengemukakan bahwa Preksu justru merasa senang ketika banyak restoran yang ikut mengadakan program berbasis spiritual kepada konsumen mereka.

Gisa, salah satu konsumen Preksu, menilai bahwa program-program Islami milik Preksu ini sangatlah bagus. “Ditambah lagi dengan konsumen Preksu yang kebanyakan anak kos. Jadi, anak kos bisa beribadah sambil mendapatkan gratisan juga,” ungkap Gisa (23/9).