Promosi Kuliner Ala Selebgram dan Content Creator Jogja

Jenis makanan dan teknis pengambilan gambar menurut Dyo berpengaruh pada banyaknya like dan komentar.

Oleh: Nadia Intan Fajarlie

Kehadiran selebriti Instagram (selebgram) dan content creator (pembuat konten) kuliner di Jogja menjadi terobosan bagi para pengusaha kuliner dan masyarakat. Tak hanya merekomendasikan tempat makan yang mereka kunjungi saat ‘kulineran,’ mereka juga menerima tawaran dari para pemilik tempat makan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.

Salah seorang selebgram kuliner asal Jogja, Dyo Hendro Kumoro misalnya. Berawal dari mengunggah foto-foto ‘meme’ dan  jajanannya sehari-hari, kini pemilik akun Instagram Dyodoran ini banyak mendapat tawaran endorse (promosi) berbagai jenis makanan di Yogyakarta maupun kota lain.

Dyo mengatakan bahwa jasa promosi selebgram kuliner bertujuan untuk penjenamaan produk. “Beriklan lewat selebgram dan sebagainya itu jangan mengharap penjualannya besar dan untung seketika, tapi itu sebagai cara penjual untuk branding produknya,” katanya.

Selebgram yang kini memiliki lebih dari 490 ribu followers ini mengaku bahwa harga endorse produk di akun Instagramnya bervariasi. Ia mengatakan bahwa besarnya harga tergantung tingkat kesulitan permintaan client serta lokasi kuliner. “Jogja dengan luar Jogja tentu beda pricelist-nya,” kata pria yang terkenal akan slogan ‘semlidut’-nya ini.

Bangyos memilih selebgram atau content creator kuliner Jogja berdasarkan banyaknya jumlah like dan komentar pada akun tersebut.

Iqbal Galuh Hartono, content creator dari Kota Gudeg, mengatakan bahwa jumlah akun-akun kuliner saat ini sangat banyak. “Sekarang kalau mau membuat username itu susah sekali karena sudah banyak yang memakai,” kata pemilik akun Instagram gembulfoodie ini. Ia juga mengatakan bahwa cara promosi di Instagram memperhatikan jam-jam prime time seperti jam makan siang, jam tiga sore, dan jam tujuh malam.

Diakui oleh Yosi Adiprana, pemilik usaha kuliner Ayam Bangyos (Nasi Uduk Ayam Remuk), bahwa promosi melalui Instagram memberi pengaruh yang lumayan besar bagi usahanya. “Sekitar empat puluh persen pelanggan baru saya dari IG [Instagram],” kata pria yang disapa Bangyos ini ketika dihubungi. Menurut pengalamannya, setelah mencoba promosi melalui Facebook dan Instagram, ternyata respon positif yang datang dari Instagram lebih banyak. Biaya yang ia keluarkan untuk menggunakan jasa selebgram atau akun kuliner lainnya mulai dari 200 ribu hingga jutaan rupiah.

Terlepas dari harga yang dikeluarkan untuk beriklan di akun selebgram, Bangyos mengatakan ada beragam manfaat dari promosi melalui selebgram kuliner, seperti segmentasi lebih terarah karena followers mereka mayoritas pecinta kuliner, informasi produk lebih cepat tersebar ke banyak orang, dan pada akhirnya penjualan produknya meningkat.

Kehadiran selebgram dan content creator kuliner di Jogja juga membantu pengguna Instagram yang juga penyuka kuliner. Kristina Bintang, salah seorang follower akun Dyodoran, mengaku jika saat ini Instagram menjadi pilihan utamanya dalam mencari rekomendasi tempat makan. “Kalau nggak ada di Instagram, baru aku cari di Google,” kata perempuan yang akrab dipanggil Bintang ini.

Bintang menilai bahwa kehadiran selebgram kuliner di Instagram cukup bermanfaat. Menurutnya saat ini konten informatif tentang kuliner cukup menjadi raja. Selain itu, menurutnya dua hal yang paling penting untuk diinformasikan adalah lokasi dan harga makanan. (*)