Grojogan Watu Purbo, Perlahan Bangkit di Saat Pandemi

Memasuki masa Normal Baru, Grojogan Watu Purbo kembali dikunjungi warga dan menjadi destinasi para pesepeda.
Memasuki masa Normal Baru, Grojogan Watu Purbo kembali dikunjungi warga dan menjadi destinasi para pesepeda.
Kurangnya pemerataan adopsi teknologi di Indonesia menjadikan sektor kesehatan kurang siap menghadapi COVID-19. Kurang tegasnya kebijakan mengenai COVID-19 juga menghasilkan komunikasi publik yang kacau.
Pandemi Covid-19 tak hanya memberi dampak pada kesehatan fisik manusia, tetapi juga kesehatan mental. Kepala Staf Presiden, Moeldoko, dalam konferensi persnya menyebutkan bahwa pandemi ini merupakan 80% persoalan psikologis.
Covid-19 telah berpengaruh pada sejumlah besar negara-negara di dunia. Hal itu pun membuat wabah ini menjadi ancaman global. Oleh karenanya, jika bahaya yang ada berskala global, respon yang ada harus bersifat global pula.
Pada masa pandemi Covid-19, kelompok marjinal yang selama ini terpinggirkan akan semakin tertekan.
Pada masa pandemi Covid-19, kepercayaan publik terhadap pemerintah dan media menjadi sangat penting di tengah situasi yang tidak pasti.
Dalam situasi krisis, ditambah persoalan diskriminasi gender yang belum selesai, perempuan menjadi kelompok yang sangat rentan.
Pada masa pandemi Covid-19, remaja menjadi lebih rentan mengalami gangguan kecemasan.
Selama tahun 2015 sampai 2019, terjadi 144 kasus kekerasan terhadap difabel perempuan di DIY.
Komunitas Patahkan Sekat melakukan advokasi terhadap isu gangguan mental di DIY melalui berbagai kegiatan, seperti pelatihan relawan dan kunjungan ke pondok orang dengan gangguan jiwa