Berbaginasi Tidak Hanya Berbagi Nasi

berbaginasi-tidak-hanya-sekedar-berbagi-nasi
Pejuang nasi membagikan sebungkus nasi kepada tukang becak yang sedang beristirahat di Jalan Pangeran Diponegoro, Jumat (25/3).

oleh Lingga Pangesti

Sudah tiga tahun gerakan Berbaginasi Jogja bergerak atas dasar keprihatinan mereka terhadap ketidaksejahteraan masyarakat. Selain berbagi nasi, kini mereka melakukan berbagai macam kegiatan sosial seperti mengajar anak jalanan, penggalangan dana, memberikan pelatihan bercocok tanam, dan mengajarkan kemandirian ekonomi kepada masyarakat.

Sebagai bagian dari gerakan berbaginasi yang berada di hampir 70 kota di Indonesia, Berbaginasi Jogja memiliki beragam kegiatan sejak perayaan ulang tahun pertamanya pada 22 Februari 2014. Dengan merefleksikan diri mengenai hasil kegiatan yang telah mereka jalankan dan merencanakan agenda ke depannya, Berbaginasi Jogja tidak lagi hanya sekedar berbagi nasi.

“Berbaginasi itu yang digarisbawahi bukan nasinya. Nasi itu hanya simbol. Tetapi yang digarisbawahi yaitu berbaginya,” kata Tresna (28), perwakilan dari pejuang nasi, sebutan untuk warga yang ikut dalam gerakan ini. Berbagi pengalaman, berbagi ilmu, dan berbagi apa pun yang bermanfaat sebisa mungkin dilakukan walaupun sedikit.

Mengajar anak-anak di Sanggar Pasionanan, Keparakan Lor, Gedong Kuning, ataupun di sebelah timur Alun-Alun Utara Yogyakarta merupakan sebagian dari agenda Berbaginasi Jogja dalam berbagi ilmu. Mengajarkan pendidikan karakter dan praktik keterampilan pada anak-anak menjadi titik tekan Berbaginasi Jogja dalam kegiatan berbagi ilmu.

Anak-anak yang tidak mengenyam pendidikan formal ataupun pendidikan yang kurang dari orangtua mereka setidaknya mendapat pendidikan yang layak. Hal ini dengan maksud anak-anak yang pada usia keemasan mereka masih mudah menyerap berbagai ilmu dan dapat dibangun karakternya dengan mudah sedari kecil. Belajar menanam benih merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk membangun kemandirian anak-anak dalam menaikkan tingkat ekonomi mereka.

Kegiatan utama dari Berbaginasi Jogja ini sendiri ialah membagikan nasi bungkus yang rutin dilakukan setiap Jumat malam. Para pejuang nasi berkumpul terlebih dahulu pada pukul 21.00 WIB di Hi-Laboratorium yang terletak di sebelah selatan Stadion Kridosono. Lalu sekitar pukul 22.00 WIB mereka bergerak dengan membagi para pejuang nasi untuk berpencar ke arah utara dan selatan. Waktu selesai kadang tak menentu tergantung jumlah nasi bungkus yang dibagikan. Namun biasanya sekitar pukul 24.00 WIB sampai pukul 01.00 WIB para pejuang nasi sudah kembali berkumpul di tempat semula untuk mengadakan evaluasi kegiatan pada malam itu.

Para pejuang nasi sedang menyiapkan amunisi nasi bungkus yang akan segera dibagikan. Nasi yang terkumpul malam itu sebanyak 355 bungkus.
Para pejuang nasi sedang menyiapkan amunisi nasi bungkus yang akan segera dibagikan. Nasi yang terkumpul malam itu sebanyak 355 bungkus.

Dengan jumlah nasi bungkus yang terkumpul berkisar antara tiga ratus sampai lima ratus bungkus, sasaran dari kegiatan berbagi nasi ini ialah tunawisma, pemulung, tukang becak, kuli panggul, pekerja malam dan bagi siapapun yang membutuhkan. Terlebih pada malam hari dapat terlihat lebih jelas orang-orang yang tidak mampu dan layak dibantu. Mereka lebih menghargai orang-orang yang bekerja dan berusaha bahkan sampai malam hari dibandingkan dengan orang yang hanya mengemis di jalanan.

Namun sasaran mereka bukan hanya itu. Ketika ada yang meminta bantuan, baik berupa nasi, obat, ataupun uang, akan tetap dibantu. Beberapa contohnya yaitu pernah ada seorang bapak yang ingin pulang ke Surabaya namun tidak mempunyai ongkos kemudian diberikan bantuan oleh Berbaginasi Jogja. Selain itu, membantu seorang nenek untuk memasukkannya ke panti sosial dan juga telah membantu seorang anak untuk melakukan sunatan.

Dalam kegiatannya, Berbaginasi Jogja telah bersinergi dengan bebeberapa organisasi, komunitas dan gerakan sosial serupa. Seperti dengan Sedekah Tiap Malam Jumat (STMJ), Sedekah Rombongan (SR), Rumah Belajar Indonesia Bangkit Jogja, Menabung Cinta, dan juga Indonesia Vegetarian Society. Kegiatan yang dilakukan juga tidak jauh beda seperti mengajar anak-anak, memasak bareng untuk kemudian dibagikan dalam bentuk nasi bungkus, berbagi nutrisi berupa susu, roti, kue, biskuit, ataupun makanan sehat, menggalang dana, membantu orang tidak mampu yang membutuhkan pengobatan, dan masih banyak lagi.

Tujuan akhir dari Berbaginasi Jogja ini sendiri ialah agar gerakan ini dikemudian hari akan bubar. Dengan maksud bahwa Indonesia telah sejahtera. Sehingga tidak ada lagi yang perlu dibantu dan dengan bubarnya tersebut akan digantikan dengan mengajarkan masyarakat akan kemandirian secara individu dalam tingkat ekonominya.