Demo Masak Gluten Free, Sarana Edukasi Bagi Masyarakat

Rangkaian Kreatifood diadakan tiga hari, mulai dari Jum’at (7/9/18) hingga Minggu (9/9/18) bertempat di Hartono Mall, Yogyakarta.

Oleh: Irma Zhafira Saraswati

Mengangkat tema Gluten Free, Ladang Lima, produsen makanan sehat asli Indonesia, menyelenggarakan acara memasak secara sehat bagi warga Yogya di Mal Hartono (9/9).

Ladang Lima bersama dengan artisan bakery Ade Sri Ishak menampilkan demo masak dalam rangkaian acara Kreatifood yang diadakan oleh BEKRAF. Acara ini sebelumnya telah melakukan roadshow ke beberapa kota besar di Indonesia, di antaranya Surabaya, Medan, Palembang, dan Jogja menjadi kota ke empat yang didatangi. Berlangsung selama tiga hari, acara ini bertujuan untuk memperkenalkan sejumlah merek start-up makanan buatan Indonesia yang ditujukkan untuk khayalak umum.

Ladang Lima merupakan merek produsen tepung singkong dan makanan sehat yang menawarkan alternatif makanan untuk orang-orang yang memiliki alergi atau intoleran terhadap bahan tertentu. Ladang Lima sebagai salah satu dari sejumlah merek lokal tersebut berkesempatan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat melalui demo masak dengan mengangkat tema “Gluten Free”.

Istilah Gluten Free mengacu pada bahan makanan yang tidak mengandung gluten. Gluten adalah suatu kandungan protein lengket seperti “lem” yang berasal dari gandum. Semua gandum-ganduman memiliki protein khas ini, yang sayangnya pada kasus tertentu berbahaya bagi beberapa orang yang sensitif terhadap zat tersebut, sehingga dapat memunculkan penyakit celiac.

Ditemui beberapa hari yang lalu, Annisa Pratiwi atau akrab dipanggil Nisa selaku pemilik Ladang Lima menyatakan bahwa merek produknya memang berfokus dalam memproduksi makanan sehat. “Karena memang makanan sehat ini akan terus dicari oleh manusia, sehingga sampai saat ini pun manusia akan lebih butuh alternatif makanan yang lebih sehat.”

Artisan bakery Ade Sri Ishak (kiri) bersama dengan pemilik Ladang Lima Annisa (kanan) sedang melakukan demo masak yang di pandu oleh MC (tengah) (9/9/18).

Pendirian Ladang Lima diilhami dari permasalahan bahwa ternyata Indonesia banyak mengimpor tepung-tepungan dari luar, padahal selama ini Indonesia banyak memiliki pangan-pangan lokal, salah satunya singkong. Menanggapi isu gluten free sendiri, Nisa menuturkan bahwa produknya memberikan alternatif untuk orang-orang yang alergi terhadap zat tersebut.

Tidak hanya itu, produknya kini semakin bervariasi dengan memberikan inovasi terhadap makanan. “Sekarang kami sedang memproduksi mie natural dengan sayuran anti pestisida dan aneka cookies yang tidak menggunakan telur dan susu. Produk ini dibuat khusus untuk anak-anak yang alergi terhadap susu. Merek kami memang fokus pasarnya untuk keluarga dan ibu-ibu.”

Dirintis dari tahun 2013 hingga kini, Nisa menuturkan bahwa mereknya semakin mudah dalam mengedukasi masyarakat perihal manfaat tepung singkong. Dalam demo masak tersebut, ia juga menjelaskan mengenai perbedaan penanganan antara tepung terigu dengan tepung singkong gluten free.

Salah satu produk keluaran Ladang Lima, All-purpose Cassava Flour yang banyak menawarkan keunggulan.

Artisan bakery Ade Sri Ishak juga turut mendukung upaya perluasan produk-produk lokal ini. “Karena memang singkong tumbuh banyak di Indonesia dan tidak susah dicari, jadi kenapa kita tidak mendukung produk lokal saja?” Ia berpendapat sekarang sudah mulai banyak yang mengikuti jejak Ladang Lima dalam memproduksi tepung-tepung singkong.

Menurutnya, masyarakat bisa berinovasi dan berkreasi dengan produk lokal. Dengan mengatasi masalah bahwa gandum tidak tumbuh di Indonesia, dibandingkan dengan impor, solusi yang lebih baik adalah memanfaatkan bahan pangan yang bebas gluten. Meski dalam beberapa hal, penggunaan bahan gandum memang tidak bisa dihindari, namun setidaknya tetap bisa diminimalisir.

Stand makanan dari Ladang Lima yang terdiri dari produk berupa Variant Gluten Free Cookies, Noodle, Premix Flour, serta launching produk terbarunya yaitu Kiddos Cookies (9/9/18).

Acara ini mendapatkan respon positif dari sejumlah peserta, terlebih lagi karena isu tren makanan Gluten Free memang sedang aktif digencarkan. “Saya ingin tahu resepnya seperti apa. Sehingga dengan ikut demo masak ini, saya jadi bisa membandingkan perbedaan rasa tepung bebas glutten dengan tepung biasa.” Kata Nita, seorang agen asuransi sekaligus salah seorang peserta yang tertarik untuk belajar.

Tidak hanya para ibu, mahasiswa dengan mayoritas perempuan pun tertarik mengikuti acara ini. Salah satunya Dina, yang berstatus sebagai mahasiswa teknologi pangan. Dina berharap bahwa acara ini akan terus ada dan dikembangkan. “Harapannya bisa diperluas lagi dan diperbanyak lagi. Karena ini merupakan pengenalan produk-produk lokal yang tidak sembarangan.”

Produk Gluten Free dari Ladang Lima sendiri kini sudah tersedia melalui jaringan re-seller dan tersebar di seluruh Indonesia. “Harapan untuk ke depannya tentu saja, kita ingin bisa melakukan expor, menambah jaringan re-seller, juga menambah variasi produk.” Ujar Nisa sekaligus menutup perbincangan saat itu.