Oleh: Safira Aulia Tamam
Terbentuk pada 22 Februari 2017, komunitas Ketimbang Ngemis Kebumen hadir untuk mengapresiasi warga yang dengan keterbatasannya masih berusaha mengais rezeki tanpa mengemis. Bentuk apresiasi ini dilakukan melalui program seperti berbagi nasi, apresiasi sosok inspiratif, dan bazar di Hari Lansia.
Lynda Mason, salah satu pendiri dan ketua Ketimbang Ngemis Kebumen, mengatakan bahwa komunitasnya bertujuan menghadirkan kesadaran masyarakat untuk ikut serta mengapresiasi sosok-sosok yang gigih berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka di tengah keterbatasan mereka, baik itu keterbatasan fisik, usia, maupun ekonomi.
“Ketimbang Ngemis Kebumen terbentuk karena keresahan kami akan banyaknya orang yang sudah sepuh, anak-anak di bawah umur, dan penyandang difabel yang berjualan semempu mereka. Padahal banyak orang yang seperti mereka memutuskan untuk mengemis. Orang-orang yang masih berusaha itu lah yang menjadi inspirasi gerakan apresiasi kami,” kata Lynda (1/10).
Inti kegiatan komunitas Ketimbang Ngemis Kebumen adalah apresiasi bagi para sosok inspiratif setiap bulannya dengan cara membantu mempromosikan barang dagangan dan membantu melariskan apa yang dijual. Komunitas ini juga memiliki program lain seperti acara bazar di Hari Lansia dan juga berbagi nasi yang diadakan rutin tiap Jumat kedua dan keempat setiap bulan.
“Selama pandemi ini, kegiatan kami yang berjalan hanya apresiasi sosok dan berbagi nasi. Selain itu, biasanya ada kegiatan di Hari Down Syndrome, Hari Relawan, dan Hari Lansia, tapi kegiatan-kegiatan tersebut tidak bisa kami jalankan tahun ini karena akan menimbulkan kerumunan,” kata Lala (20), seorang relawan tetap komunitas ini (29/9).
Lynda menambahkan bahwa dalam berjalannya kegiatan komunitas, terdapat dua jenis dana yang didapat dari sumber berbeda untuk tujuanyang berbeda pula. Dana yang digunakan dalam operasional komunitas didapat dari hasilpenjualan merchandise yang diproduksi sendiri, sedangkan sebagai apresiasi para sosok, Ketimbang Ngemis Kebumen menyalurkan dana yang diperoleh dari para donatur.
“Donasi yang diperoleh sudah disalurkan secara tepat karena tim KNK selalu melakukan survei terhadap para calon penerima donasi. Laporannya pun transparan karena selalu dituliskan di akun Instagram KNK,” kata W (26), seorang donatur rutin komunitas (4/10).
Di dalam komunitas Ketimbang Ngemis Kebumen terdapat dua jenis keanggotaan, yakni relawan dan pengurus. Para relawan dari wilayah di seluruh Kebumen telah banyak bergabung sejak awal berdirinya komunitas ini dan masih bertambah hingga sekarang, terutama ketika komunitas mengadakan acara. Penerimaan pengurus baru dimulai pada Februari 2019.
“Untuk bergabung sebagai relawan, kami tidak memberi syarat khusus. Yang terpenting adalah harus berkomitmen, siap bertanggung jawab, peduli, dan peka, tanpa syarat yang macam-macam,” kata Lynda.
Komunitas Ketimbang Ngemis Kebumen berharap ke depannya masyarakat di Kebumen dapat tergerak dan turut serta untuk peduli dan mengapresiasi sosok-sosok inspiratif, serta lebih peka terhadap kondisi sosial di sekitar.
Catatan redaksi: Pada masa pandemi, banyak mahasiswa Dikom UGM yang menjadi jurnalis Warga Jogja tidak berada di Yogyakarta. Ini adalah salah satu liputan yang mengangkat cerita dari kota tempat mereka tinggal saat ini, daerah asal mereka.