Mengenal Komunitas Akar Rumput: Tidak Sebatas Penggiat Minat Baca Biasa

 

Buku-buku yang dijajarkan Komunitas Akar Rumput hari Sabtu (24/03) di pelataran Tugu Yogyakarta

Oleh: Nirwana Pradana Maharani

Membuka lapak baca buku gratis, Komunitas Akar Rumput tidak sekadar menggalakkan minat baca. Mereka juga mengadakan diskusi rutin, kelas inspirasi di sekolah-sekolah, panti asuhan, dan diskusi esai.

Komunitas Akar Rumput adalah komunitas di Yogyakarta yang bergerak di bidang edukasi. Berdiri sejak Oktober 2015, sampai  sekarang komunitas ini aktif melakukan kegiatan rutinnya, yaitu membuka lapak baca buku gratis di pelataran Tugu Yogyakarta setiap Sabtu malam.

“Untuk kelas inspirasi, kami datang ke sekolah-sekolah di Yogyakarta. Kunjungan kami yang terakhir di salah satu sekolah dasar di Kulon Progo. Di sana kami tidak hanya datang untuk sekadar ikut mengajar. Kemarin kami melakukan pengenalan berbagai pekerjaan sambil memakai seragam guru, dosen, bahkan pilot,” ungkap Fani, salah satu pengurus Komunitas Akar Rumput.

 

Kunjungan Komunitas Akar Rumput ke SD N Pampang 2 (8/4 2017)

Kunjungan ke panti asuhan diisi dengan acara motivasi gemar membaca yang diberikan kepada anak-anak di sana. Komunitas Akar Rumput juga selalu membawa buku bacaan yang diberikan secara gratis untuk panti asuhan.

Kegiatan diskusi esai dilakukan sebelum melakukan diskusi mingguan yang bersamaan dengan buka lapak baca buku gratis. Esai ditulis oleh orang yang akan menjadi pemantik diskusi. Esai kemudian dibagikan kepada anggota komunitas untuk dijadikan bahan bacaan sebelum diskusi.

Sekarang ini, di Yogyakarta memang sudah banyak bermunculan komunitas serupa seperti Perpustakaan Jalanan, Tas Pustaka, dan lain-lain. Namun, menurut Fani, Komunitas Akar Rumput inilah satu-satunya komunitas yang mendapatkan izin dari Dinas Kebudayaan Yogyakarta untuk membuka lapak di pelataran Tugu Yogyakarta.

Karena ada beberapa komunitas serupa, akhirnya Komunitas Akar Rumput berbagi jadwal buka lapak dengan komunitas lain. Berbagai komunitas penggiat minat baca lain ini juga pernah melakukan kerjasama dengan Komunitas Akar Rumput dalam beberapa kegiatan.

Salah satu yang membedakan Komunitas Akar Rumput dengan komunitas penggiat minat baca lainnya adalah diskusi yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan buka lapak baca buku gratis. Kegiatan diskusi ini sudah ada sejak Komunitas Akar Rumput pertama kali membuka lapak di pelataran Tugu Yogyakarta.

Kegiatan diskusi mingguan (24/03)

“Kegiatan diskusi seperti ini penting untuk dilakukan. Isu-isu yang diangkat adalah isu kontemporer mulai dari level lokal, nasional, maupun internasional. Selain itu, diskusi di tempat umum seperti pelataran Tugu Yogyakarta ini, tidak kaku. Jadi lebih santai,” kata Nodi, seorang peserta diskusi mingguan.

Kegiatan diskusi ini membawa tema yang berbeda dalam setiap minggunya. Pemantik diskusi juga tidak terbatas pada anggota komunitas saja. Siapa pun bebas jika ia bersedia.

Pada awal pendiriannya, komunitas ini dipelopori oleh mahasiswa pasca sarjana UGM dari berbagai jurusan. Sekarang jumlah mereka mencapai sekitar 40 orang. Masalah yang biasanya muncul di dalam komunitas ini adalah minimnya anggota untuk melanjutkan kepengurusan.

Baru-baru ini mereka juga membuka rekrutmen terbuka untuk menambah anggota. “Alasan saya mendaftar dalam komunitas ini untuk mengisi waktu luang. Selain itu, di sini kami juga bisa menambah banyak relasi karena anggotanya berasal dari berbagai bidang keilmuan,” kata Luthfi, salah seorang anggota baru Komunitas Akar Rumput.

Fani, salah satu penurus Komunitas Akar Rumput, berharap bahwa komunitas semacam ini terus berlanjut karena memberikan banyak manfaat kepada orang-orang. Apalagi komunitas ini sudah mendapat bantuan dana dan buku dari Dinas Kebudayaan DIY, sayang sekali jika tidak dimanfaatkan.

Dana lain untuk operasional komunitas berasal dari iuran anggota. Untuk kegiatan kunjungan biasanya Komunitas Akar Rumput mendapatkan dana dari donatur.