Oleh: Ismail Yusuf
Angkringan sudah bagaikan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari Yogyakarta. Selain sebagai tempat untuk mencicip makanan murah meriah, angkringan juga sebagai salah satu tempat bersosial paling digemari oleh warga Yogyakarta. Beragam latar belakang kalangan masyarakat bertemu di angkringan dan membahas apapun.
Tepat di jalan Damai no. 168 Desa Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta berdiri Angkringan Mojok. Angkringan ini sangat populer bagi masyarakat Yogyakarta dan seringkali digunakan oleh berbagai komunitas untuk berkumpul khususnya para pecinta buku dan penulis muda.
Seperti angkringan pada umumnya, nasi kucing, sate usus, sate ati, dan beragam gorengan tersedia di tempat ini.
Berbeda dengan angkringan pada umumnya, angkringan mojok memiliki sebuah website cukup populer dikalangan masyarakat Yogyakarta yakni, Mojok.co. Website ini berupa portal tulisan dari para penulis yang sering berkunjung di angkringannya dan kontributor.
Semakin banyaknya media online dan derasnya arus informasi di media sosial telah membuat kita mudah mendapatkan beragam informasi. Namun, ada banyak jenis media dengan gaya penyampaian informasi yang serupa justru membuat pembaca menjadi jenuh. Berangkat dari sini dirintislah media alternatif dengan nama Mojok.co pada 28 Oktober 2014 oleh Puthut EA bersama rekannya.
Dikutip dari websitenya, Mojok.co adalah media selow yang mewadahi tulisan para penulis yang mempunyai energi serta kreativitas berlebih. Mojok.co merupakan media alternatif dengan konten segar dan menghibur. Dengan gaya penulisan humor dan satir menjadikan Mojok.co cukup disenangi oleh pembacanya.
Mojok.co saat ini mampu menerbitkan 5-6 artikel per hari dengan tema yang beragam. Terdapat 19 rubik yang terdiri dari Esai, Kilas, Movi, Mop, Curhat, Cipox, Infus, Status, Versus, Pojokan, Otomojok, Konter, List, Gimana, Nafkah, Balbalan, Tangkas, Rerasan, dan Liputan. Tidak hanya ditulis oleh Redaksi Mojok, konten-konten pada Mojok.co diisi pula oleh kontributor.
Artikel yang diangkat oleh Mojok.co banyak mengulas tentang isu-isu politik dalam negeri, isu religi, dan berita-berita hangat lainnya. Tidak hanya itu, Mojok.co mengajak pembacanya untuk turut berkontibusi menuliskan tulisan sesuai dengan tagline situs Mojok.co, yakni ‘Sedikit Nakal Banyak Akal’.
Imaddudin selaku salah satu pengakses Mojok.co mengatakan, tampilan dari website sangat menarik serta penggunaan bahasa populis memberikan kemudahan bagi orang awam untuk memahami isi dari tulisan. Pada sisi lain, tulisan sarkasme yang diterbitkan dalam menanggapi isu faktual cukup kritis. Imaddudin berharap tulisan-tulisan Mojok lebih bisa mencerdaskan dengan kritik-kritik yang diberikan.
Aditya Rizki selaku webmaster Mojok.co mengatakan, saat ini jumlah pengunjung situs Mojok.co mencapai rata-rata 10.000 pengunjung per harinya. Jumlah klik (pageview) mencapai rata-rata 50.000 per harinya. Pada saat-saat tertentu, pengunjung bisa mencapai 50.000 per hari, dengan jumlah klik lebih dari 100.000.
Puthut EA selaku kepala suku Mojok.co mengatakan, semakin panjangnya orang bermusuhan adalah fenomena sosial yang mengerikan. Mojok tidak berafiliasi pada sayap kanan gerakan kiri atau ideologi islam liberal ataupun ideologi tertentu. Mojok tidak mencoba memperjuangkan pergerakan tertentu melainkan mengajak orang untuk berpikir kritis.
Selain mempunyai situs online bernama Mojok.co angkringan mojok juga sering mengadakan acara offline dengan tajuk Mojok Bareng. Acara ini sering kali ramai didatangi oleh pengunjung dari sekitar wilayah Yogyakarta. Agenda dari kegiatan Mojok Bareng menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung karena membahas terkait isu-isu polik dalam negeri dan juga isu-isu hangat lainnya.
(*)