
Oleh: Anugerah Gilang Rizaldi
Geliat antusiasme buku di Yogya dapat dilihat dari banyaknya penerbit, acara buku, dan komunitas buku yang tumbuh subur. Salah satunya adalah komunitas Klub Baca Jogja.
Klub Baca Jogja adalah komunitas yang agenda utamanya membaca dan mendiskusikan buku bersama setiap bulannya. Sebuah buku akan dibaca bersama-sama secara bergantian dan diikuti oleh sesi diskusi.
Awalnya, pada 2014, Klub Baca Jogja merupakan agenda tambahan dari Akademi Bercerita, sebuah kelas penulisan yang hasil kegiatannya berupa draf novel.
Selepas kelas penulisan, beberapa anggota pelatihan berkumpul untuk sekadar berbagi informasi mengenai buku bacaan yang menarik. Hingga Akademi Bercerita berakhir, kegiatan tersebut terus berlangsung dan berkembang tak hanya bagi anggota pelatihan. Terhitung sejak akhir 2015, Klub Baca mulai rutin mengadakan kegiatan membaca dan mendiskusikan buku setiap bulan.
“Tujuan Klub Baca Jogja adalah mempersatukan orang-orang yang suka baca dan merayakan sasrta,” ujar Ica, staf humas Klub Baca Jogja (26/2). Klub Baca Jogja berusaha menjadi wadah bagi penggemar buku di Yogya untuk tak sekadar membaca sebuah buku, namun juga membahas isi buku secara lebih mendalam.
Sejak Januari 2017, Klub Baca Jogja mencoba menggunakan konsep yang baru dengan mengundang bintang tamu sebagai pembaca utama. Buku dan bagian yang dibaca akan dipilih oleh bintang tamu. Agar lebih menarik dalam kegiatan membaca dan diskusi, bintang tamu yang dipilih bukan merupakan orang-orang yang bergelut di dunia sastra.
Setelah bulan sebelumnya Klub Baca Jogja membaca buku Sepotong Senja untuk Pacarku bersama seniman Andre Tanama, pada 26 Februari 2017 Klub Baca Jogja mengundang sineas Ismail Basbeth untuk bersama-sama membaca “To Kill A Mockingbird” karya Harper Lee. Buku tersebut dipilih sendiri oleh Ismail Basbeth karena buku tersebut sering ia baca sebelum memroduksi sebuah film. Bagian-bagian buku dibaca secara bergantian oleh Ismail Basbeth dan peserta Klub Baca Jogja. Diskusi dilakukan di setiap jeda antar bagian. Peserta dan Ismail Basbeth saling mengutarakan pendapatnya mengenai isu menarik apa yang dibahas dalam buku tersebut. Kegiatan tersebut berlangsung dari pukul 15.30 hingga 19.00 WIB.
Menurut Ica, respons warga Yogya terhadap Klub Baca Jogja semakin meningkat. Sejak 2016, makin banyak anggota yang begabung dan tren ini konsisten. Anggota-anggota tersebut kebanyakan berasal dari kalangan mahasiswa dan orang yang sudah bekerja. Sedangkan untuk kegiatan bulanannya Klub Baca Jogja sementara ini masih menggunakan dana dari masing-masing anggota, kerja sama dengan pihak lain, serta beberapa kali disponsori oleh penerbit yang bukunya dibacakan.
Tazkiyatun, salah satu peserta, mengaku bahwa mengetahui kegiatan Klub Baca Jogja dari media sosial bintang tamu Klub Baca Jogja, Ismail Basbeth. Sebelumnya, Tazkiyatun tidak tahu apa itu Klub Baca Jogja, namun ia tertarik untuk mengikuti kegiatannya karena bintang tamu dan buku yang dibahas cukup menarik untuknya.
“Kupikir acaranya bukan diskusi melingkar seperti diskusi yang pembicaranya duduk di depan peserta. Ternyata diskusi yang dilakukan seperti diskusi komunitas,” ujar Tazkiyatun. Tazkiyatun merasa konsep yang diusung Klub Baca Jogja cukup seru dengan membaca buku bab ke bab sembari mendiskusikannya. Dengan begitu, Tazkiyatun merasa memperoleh perspektif dan wawasan baru dari kegiatan membaca sekaligus diskusi Klub Baca Jogja.
Alya, seorang penggemar buku yang datang, mengatakan bahwa komunitas Klub Baca Jogja dapat meningkatkan antusiasme baca di masyarakat Yogya. “Komunitas Klub Baca Jogja menjaga orang-orang yang suka membaca. Orang-orang ini akan jadi agen ke luar untuk mengajak teman-temannya ikut membaca,” katanya.
Dengan antuasisme yang tinggi dari masyarakat, Klub Baca Jogja memiliki rencana untuk merambah ke anak kecil dan orang tua dengan membuat kegiatan serupa yang target pesertanya dari kalangan tersebut sehingga buku dapat dinikmati oleh banyak kalangan.