YOT Jogja: Meraih Sukses Sejak Muda

Dhania Novitasari, salah satu alumni YOT Jogja yang berhasil meraih berbagai prestasi di usia muda.

Oleh: Nabila Hanum

Lima tahun berdiri, Komunitas Young On Top terus berupaya menginspirasi lebih banyak anak muda di berbagai daerah agar meraih kesuksesan di usia muda. Salah satunya adalah di Yogyakarta.

Berdiri pada 2012, Komunitas Young On Top (YOT) Yogyakarta lahir dari gagasan salah satu anak muda Indonesia bernama Billy Boen. Komunitas YOT saat ini beranggotakan 41 orang tersebut terus berupaya untuk menginspirasi lebih banyak anak muda agar meraih kesuksesan di usia muda, sesuai dengan semboyan YOT “Kalau bisa sukses di usia muda, kenapa harus tunggu tua”.

Lina, Vice President YOT menuturkan semboyan itu memiliki makna yang dalam. “Maksudnya selagi kamu punya tenaga yang banyak, waktu yang banyak di usia sekarang, kenapa harus ditunda-tunda lagi,” ujar Lina.

“Waktu itu, inisiator kami, Enggar Pradityo Nugroho, melihat potensi anak muda di Yogya tinggi dan mereka butuh wadah untuk mengembangkan ide-ide dan kreativitas tersebut. Karena itulah kemudian didirikan YOT Jogja,” kata Lina. Saat ini, komunitas YOT telah ada di 22 kota di Indonesia.

YOT Jogja merupakan komunitas sosial yang kegiatannya terdiri dari tiga bidang, yaitu kesehatan, pendidikan, dan lingkungan. “Ada kegiatan pejuang trash bag yang bertujuan meningkatkan kesadaran warga agar menjaga kebersihan pantai. YOT juga rutin mengadakan kegiatan love donation yaitu berupa donor darah. Lalu juga ada YOT class memberikan materi yang tidak didapatkan di sekolah maupun kuliah seperti personal branding dan kepenulisan,” kata Hadafi yang telah berkiprah selama 1,5 tahun di YOT Jogja.

YOT class terakhir diadakan pada September 2016 dengan mengundang Nendra Rengganis selaku editor media online Hipwee. “Materi yang diangkat adalah bagaimana membuat konten tulisan untuk media sosial dan blog,” kata Hadafi.

Selama lebih kurang lima tahun, YOT Jogja telah banyak menghasilkan alumni yang berprestasi di bidangnya masing-masing. Salah satunya adalah Dhania Novitasari. Dhania pada tahun 2016 berhasil meraih tiga penghargaan, yaitu sebagai Travel Grant awardee dalam Japanese Cancer Association Conference, Penghargaan dies natalis Farmasi UGM sebagai mahasiswa berprestasi, dan Mahasiswa Peneliti Terbaik KMFA Fakultas Farmasi UGM.

“Selama di YOT saya belajar bagaimana membangun kepribadian, pengembangan diri, manajemen waktu, bagaimana interaksi dengan orang lain. Itu pengaruh langsung yang saya rasakan dari YOT,” tambah Dhania.

Salah satu cara yang Dhania lakukan untuk dapat bermanfaat di tengah masyarakat adalah dengan melakukan penelitian “Menakar Efek Bifasik Genistein, Kurkumin dan Analognya untuk Dikembangkan Sebagai Agen Antikanker dan Sediaan Estrogenik”. Penelitian yang sampai saat ini masih terus dilakukan tersebut dapat berguna untuk mengobati penyakit kanker.

YOT Jogja juga sering bekerjasama dengan organisasi atau komunitas lain yang ada di Yogyakarta, salah satunya acara Loop Station Telkomsel Jogja pada 25 Februari 2017 kemarin. “Tapi kadang program kerja yang sudah kami susun jadi terlupakan karena sibuk dengan kegiatan lain. Saat ini, saya dan pengurus YOT Jogja lainnya berusaha untuk membatasi kerja sama tersebut dan membuat batas waktu dari setiap program kerja YOT ,” kata Lina.