Kampung Wisata Pipitan, Destinasi Wisata Baru Kota Serang

Sepinya taman kreatif di Kampung Wisata Pipitan pada masa pandemi Covid-19 (1/10)

Oleh: Gasha Dhimar

Berawal dari keresahan melihat area Kelurahan Pipitan di Kota Serang, Banten yang jadi tempat pembuangan sampah, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) mengubah Kampung Pipitan yang kumuh menjadi kampung wisata.

Kampung Wisata Pipitan, destinasi wisata yang terletak di Kelurahan Pipitan, Kecamatan Walantaka ini memberikan pemandangan yang ‘berbeda’ kepada masyarakat Kota Serang. Pada mulanya, pembenahan kampung ini merupakan murni inisiasi dari masyarakat yang tergabung dalam Pokdarwis Pipitan Kreatif.

“Awalnya di sini tempat pembuangan sampah. Karena ada rasa ingin mengubah area ini menjadi lebih bermanfaat, maka saya dan tim Pokdarwis mendirikan Taman Kreatif dan mengubah desa yang kumuh menjadi desa wisata. Mendapatkan respon positif dari warga sekitar, barulah terpikirkan mendesain desa dengan konsep warna-warni,” kata Ahyadi, Ketua Pokdarwis kampung Wisata Pipitan (1/10)

Ia mengaku pada awalnya sulit mengarahkan masyarakat untuk sadar terhadap lingkungannya. Namun seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai mengerti akan pentingnya lingkungan yang sehat.

“Awal-awal mengubah desa ini agak sulit, karena tanah (desa) ini sudah dari dulu turun-temurun bagi mereka (masyarakat) tinggali, jadinya susah mengubah pola pikir. Namun lama-kelamaan, warga mulai mengerti untuk memikirkan tentang lingkungannya sendiri, terutama hal yang berurusan dengan kebersihan,” ujarnya.

Dalam Kampung Wisata Pipitan tersebut ada banyak tempat yang bisa dikunjungi oleh masyarakat seperti bengkel seni, rumah doraemon, kebun cinta, bingkai kece bambu warna, kampung selfie, taman baca, taman kreatif.

 

Menurut DISPASPORA Kota Serang, Kampung Wisata Pipitan diharapkan membawa dampak positif untuk pengembangan wisata di daerah Kota Serang yang juga berimbas pada kesejahteraan masyarakat.

“Sangat membantu sekali dari segi ekonomi, memang tidak seberapa, namun kami (masyarakat) senang jika ada wisatawan yang berkunjung di desa kami. Terlebih lagi kami (masyarakat) mempunyai kebanggaan tersendiri jika melihat desa kami sendiri,” ujar Joko, Ketua RT setempat.

Datangnya pandemi Covid-19 membuat pengunjung kampung wisata menjadi tidak menentu, berbanding terbalik dengan hari-hari biasa sebelum terjadinya pandemi. Meski begitu, Kampung Wisata Pipitan ini tetap dibuka untuk umum, namun dengan memenuhi protokol kesehatan yang diarahkan oleh pemerintah.

“Secara omset menurun, jumlah pengunjung juga mengalami penurunan. Sebelum Covid-19 perharinya bisa 20-50 orang sekali hadir. Sekarang tidak menentu, kadang sehari satu orang kadang juga sehari tidak ada pengunjung,” ujar Herman, warga sekitar Kampung Wisata Pipitan.

Kapolda Banten dkk memberikan sosialiasi mengenai Covid-19 dan juga peresmian Kampung Wisata Pipitan menjadi bagian Kampung Tangguh Nusantara. (foto: Joko, Ketua RT di Kampung Pipitan)

 

Seiring dengan protokol kesehatan yang mumpuni, keadaan Kampung Wisata Pipitan kembali pulih. Bukan hanya itu saja, kampung tersebut dijadikan Kampung Tangguh Nusantara. Program Kampung Tangguh Nusantara merupakan inovasi melawan Covid-19 berbasis lingkungan RT atau RW, serta masyarakat.

“Juni kemarin ada penyuluhan dari dinas kesehatan mengenai Covid-19, apalagi daerah ini dulunya kumuh, jadi masyarakat harus diedukasi ulang. Beberapa hari lalu juga ada Kapolda Banten, Dirbinmas Polda Banten, Camat serta jajarannya datang untuk mengedukasi tindakan preemtif dan preventif mengenai Covid-19,” ujar Joko.

 

Catatan redaksi: Pada masa pandemi, banyak mahasiswa Dikom UGM yang menjadi jurnalis Warga Jogja tidak berada di Yogyakarta. Ini adalah salah satu liputan yang mengangkat cerita dari kota tempat mereka tinggal saat ini, daerah asal mereka.