Pemberdayaan Warga RT 04 Dusun Singosaren untuk Menjaga Lingkungan

Salah satu pengunjung sedang memberikan makan ikan di Selokan Tansah Bedjo

Oleh: Rahmatina Nisa Hasyyati

Mutohar dan warga di Dusun Singosaren, Wukirsari, Bantul mengubah saluran irigasi yang dulunya kotor menjadi tempat pemeliharaan ikan.  Mereka juga melakukan kegiatan pemberdayaan melalui Daulat Dapur, Taman Sayur dan Obat, dan Sanggar Anak Zaman.

Kebiasaan buruk dari warga RT 04, Dusun Singosaren, Wukirsari, Bantul adalah membuang sampah sembarangan. Padahal, sudah banyak papan bertuliskan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Tidak hanya papan, banyak juga dari warga yang secara langsung mengingatkan untuk menjaga lingkungan. Namun, masih banyak dari mereka yang sering mengabaikannya.

 

 

Anak-anak sedang bermain dan memberi ikan makan di Selokan Tansah Bedjo, Dusun Singosaren (16/9).

Berawal dari keresahan tersebut dan juga keinginan mengubah pola perilaku warga masyarakatnya, RT 04 sedikit demi sedikit mulai berbenah dan melakukan pemberdayaan bagi seluruh elemen masyarakatnya.

Saluran irigasi yang berubah menjadi tempat pemeliharaan ikan merupakan buah pikiran dari Mutohar yang kemudian mendapatkan dukungan dari warga sekitar. Warga mulai gotong royong membersihkan saluran irigasi, membuat kincir air sebagai penyaring sampah, memasang jaring agar ikan tidak hanyut serta menabur 5000 bibit ikan. Ikan yang ada juga didapatkan dari swadaya warga RT 04, kemudian mereka memberikan nama Selokan Tansah Bedjo.

Penjual Tanaman Toga (16/9) di RT 04, Dusun Singosaren sedang melakukan transaksi jual beli kepada pengunjung

Melihat pengunjung yang semakin banyak hal tersebut dimanfaatkan warga setempat untuk menambah pemasukan, khususnya ibu-ibu yang dapat berjualan makanan ataupun tanaman. Mereka dapat menghasilkan uang dan masih bisa menjaga anak mereka.

“Saya merasakan manfaatnya dengan adanya Selokan Tansah Bedjo ini, selain lingkungan menjadi bersih dan asri. Selokan ikan ini juga semakin banyak dikunjungi dan membuat saya dapat menambah pemasukan dengan menjual tanaman,” kata Siti, warga setempat, Sabtu (16/9).

Hasil karya dari anak-anak Dusun Singosaren di Sanggar Anak Zaman (16/9)

Tidak jauh dari saluran irigasi, terdapat Sanggar Anak Zaman yang banyak di gunakan anak-anak sebagai media pendidikan dan bermain bagi mereka. Sanggar ini sudah aktif sejak tiga tahun belakangan dan setiap tahunnya mempunyai tema tertentu, untuk tahun ini mengangkat tema lingkungan.

“Lingkungan menjadi media pendidikan bagi anak-anak untuk belajar, rasa perduli terhadap lingkungan mulai ditumbuhkan sejak dini. Kegiatan mereka dilakukan hari sabtu dan minggu,” kata Ary, Senin (11/9). Beberapa waktu lalu Baskara, Saipul, dan dibantu mas Ary, warga setempat dan pemilik Sanggar Anak Zaman untuk membuat animasi edukasi. Di mana video animasi tersebut menjelaskan tentang bahayanya membuang sampah sembarangan, khususnya di Selokan Tansah Bedjo. Ikan-ikan di dalamnya bisa mati dan memakan sampah plastik yang ada.

Akun Instagram pemilik Sanggar Anak Zaman @ariahmadzulfahmi memberikan informasi mengenai kegiatan daulat dapur yang dilakukan oleh ibu-ibu RT 04

Gotong royong dan kebersamaan untuk menjaga lingkungan di RT 04 ini sangat mencolok, tidak hanya memberikan edukasi pada anak-anak. RT 04 juga memberikan kegiatan berbasis pendidikan untuk ibu-ibu. Daulat Dapur merupakan kegiatan pemberdayaan yang baru saja terbentuk sejak Agustus lalu. Kegiatan ini berlangsung hari Minggu, biasanya sebulan dilaksanakan satu sampai dua kali.

“Di daulat dapur ini kami belajar resep makanan sehat untuk keluarga, kemarin kami baru saja membuat nugget yang sehat. Daulat dapur juga punya produk, sabun cuci dari minyak goreng bekas. Harga satuannya kami jual lima ribu rupiah. Banyak juga ibu-ibu dari RT lain yang ikut kegiatan kami dan juga membeli sabun cuci olahan kami,” kata Umi, Senin (11/9).

Selain Selokan Tansah Bedjo ini, kegiatan yang dilakukan di RT 04 banyak menjadi panutan RT lainnya. Kegiatan yang sedang dilakukan dalam waktu dekat ini adalah membangun taman sayur dan obat, yang akan dikembangkan oleh pemuda-pemudi RT 04.

“Saya tertarik dengan konsep dusun ini dan bisa menjadi acuan untuk mengembangkan dusun wisata lainnya. Caranya sederhana tapi memberikan efek positif yang luar biasa, kata Wildan, pengunjung, Sabtu (16/9).