Jersey PSIM, Warisane Simbah

Jersey tandang (kiri) dan kandang (kanan) PSIM Yogyakarta 2015.
Jersey tandang (kiri) dan kandang (kanan) PSIM Yogyakarta 2015.

oleh Muhammad Zulfikar

Topas Pamungkas berlari kecil ke depan panggung, dan disambut oleh riuhnya suporter yang datang di Wisma PSIM pada Jumat (24/4). Sang Kapten mengangkat kedua tangannya menyapa suporter yang sudah datang meski hujan turun. Selanjutnya para pemain andalan PSIM Yogyakarta seperti Oni Kurniawan, Eko Budi Santoso, Andri Wirawan, dan Toni Yuliandri mendapat sambutan meriah. Nama-nama anyar juga terlihat seperti Agung Andriy, Raymond, Kahar, Rizki dan Latief.

Peluncuran kostum PSIM musim 2015 berlangsung sangat meriah meski hujan yang turun tak kunjung reda. Hujan yang cukup deras tidak menyurutkan suporter PSIM, Brajamusti dan The Maident untuk menjadi saksi dalam perkenalan kostum untuk pertama kalinya di Wisma PSIM. Para pemain dipanggil satu per satu kemudian mengitari panggung untuk memuaskan hati para pecintanya.

Perkenalan kostum dan tim PSIM itu menandakan skuat tim Laskar Mataram siap terjun di kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2015. Meskipun kompetisi akhirnya dibatalkan setelah PSSI dibekukan oleh Menpora. PSIM akhirnya menjadikan penjualan jersey sebagai salah satu sumber pendapatan klub.

Musim ini PSIM bekerja sama dengan perusahaan asal Jakarta, Salvo. Mengambil tema Warisane Simbah, desain anyar kali ini sarat akan nuansa tradisional. Ini terlihat pada kostum kandang yang bernuansa batik. Nuansa guratan batik tersebut terlihat jelas mulai dari pundak, hingga lengan. Di bagian badan terlihat ada motif garis-garis dihiasi kalimat kepanjangan PSIM dan tanggal berdirinya.

Kostum tandangnya memiliki warna putih dengan kombinasi biru. Pada bagian badan terdapat water mark Kraton, Jalan Malioboro, dan Tugu yang menggambarkan situasi kota Yogyakarta. Untuk seragam kiper, ada dua warna yaitu warna hitam dan merah muda. Warna merah muda ini menjadi unik bagi PSIM karena biasanya seragam kiper berwarna merah, abu-abu, atau toska.

Tidak hanya menyediakan kostum pemain, Salvo juga akan menyediakan perlengkapan lain seperti kaos kaki, tas, dan rompi latihan. Agung Damar Kusumandaru sudah membuat rencana mendirikan toko resmi untuk menjual suvenir resmi PSIM Yogyakarta.

“Sudah ada kerja sama dalam penjualan suvenir ini. Nantinya toko resmi akan kami buka di kawasan Wisma PSIM dan Galeria Mall,” ungkap Agung Damar.

Untuk saat ini PSIM Yogyakarta mulai melakukan penjualan kostum musim 2015 melalui kelompok supporter Brajamusti dan The Maident. Ada tiga tingkatan kostum yang dijual, yakni Authentic dengan harga Rp 275.000,-, Replica dengan harga Rp 185.000,- dan Stadium dengan harga Rp135.000,-. Dan pemesanan secara online melalui website Salvo Apparel.

Kelompok suporter PSIM sudah mulai memasarkan kostum resmi, Brajamusti sudah membuka pemesanan kostum di Wisma PSIM. Hal yang sama juga sudah dilakukan oleh The Maident, yang telah membuka pemesanan di Maident Merch di kompleks Kridosono.

Hanya kostum kandang yang dapat dipesan, karena kostum tandang saat ini baru dijual dengan sistem lelang. Untuk penjualan pertama, dibuka dengan harga Rp 1.000.000,- yang akhirnya didapatkan oleh Cristian dengan harga Rp 1.300.000,-.

Penyerahan jersey tandang hasil lelang oleh Tofri Hilman (kiri) kepada Cristian (kanan.

Penyerahan jersey tandang hasil lelang oleh Tofri Hilman (kiri) kepada Cristian (kanan).

“Saya merasa terhormat dan bangga bisa mendapatkan kostum tandang pertama ini. Selain desain yang bagus, niat saya mengikuti lelang ini adalah untuk membantu finansial klub,” ungkap Cristian.

Menurut Tofri Hilman, Sekretaris Umum PSIM, para supporter telah menunjukan kecintaannya kepada klub. Mereka memilih kostum resmi yang disiapkan oleh klub, walaupun kompetisi tidak jadi bergulir. Tofri optimis penjualan kostum bisa melunasi gaji pemain dan staf PSIM yang belum terbayar.

“Musim ini antusias pembeli jersey sangat luar biasa, semoga warisane simbah bisa terus Berjaya,” ungkap Tofri.