Oleh: Nabila Hanum
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Jogja International Air Show 2017 diadakan di lima kabupaten/kota di DIY dan memecahkan dua rekor MURI. Berlangsung pada 26-30 April, JIAS 2017 dimeriahkan oleh atlet terjun payung dari 18 negara.
Dua rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) yang berhasil dipecahkan adalah menerbangkan seribu pesawat aeromodelling dan aksi terjun payung dengan formasi tujuh detik di udara oleh 40 penerjun. Selain peserta dari dalam negeri, JIAS juga dimeriahkan oleh 62 atlet terjun payung dari 18 negara, seperti Amerika Serikat, Rusia, Cina, Malaysia, dan Singapura. Selama lima hari di lima lokasi, JIAS 2017 menampilkan atraksi akrobat pesawat terbang, aeromodelling, terjun payung, dan paralayang.
“JIAS tahun ini berbeda karena diadakan di lima kabupaten/kota di DIY, agar TNI AU lebih dikenal masyarakat. Kami pun memilih tempat-tempat yang strategis, sehingga warga bisa menikmatinya dan saling berinteraksi,” kata Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Adisutjipto Marsekal Pertama TNI Novyan Samyoga, (29/4).
Rangkaian JIAS 2017 dimulai di Lapangan Terbang Gading, Kabupaten Gunung Kidul, Rabu (26/4). Pada Kamis, acara digelar di kompleks Candi Prambanan, Sleman, dilanjutkan Jumat di Alun-alun Wates, Sabtu di Alun-alun Utara Kota Yogyakarta, dan Minggu di Landasan Pacu Pantai Depok, Bantul.
Salah satu tim dari Yogyakarta adalah satuan RSPAU Dr. S. Hardjolukito. Mukri, salah satu penerjunnya, mengatakan timnya sudah latihan rutin sejak awal 2017, dan aksi kali ini diwakili oleh enam penerjun. “Saat terjun, kami membawa bendera Merah Putih dan bendera Swa Bhuana Paksa, lambang TNI AU,” kata Mukri (30/4). Lambang TNI AU ini memiliki makna sebagai payung untuk melindungi kedaulatan negara dan mengangkat harkat martabat bangsa.
Target penonton JIAS tahun diprediksi akan lima kali lebih banyak daripada tahun lalu. “Tahun lalu dengan satu tempat kami berhasil mencapai jumlah 45 ribu penonton. Untuk tahun ini, angka itu bisa dikalikan lima karena diselenggarakan di lima tempat,” kata Novyan Samyoga, (29/4).
Menurut Muawanah, pengunjung dari Moyudan, JIAS tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. “JIAS kali ini bagus, lumayan ada perkembangan. Kalau yang tahun kemarin hanya ada di satu lokasi, tahun ini alhamdulillah ada di lima lokasi,” kata Muawanah (30/4).
Sebagai kegiatan dirgantara yang melibatkan banyak orang, keamanan menjadi salah satu hal yang diutamakan. “Kami rutin berkoordinasi dengan kepolisian, Basarnas Yogyakarta, dan pihak-pihak terkait lainnya,” kata Novyan Samyoga (29/4).